"Kenapa kak?"
"Jadi gini..." cowok tinggi semampai dengan rahang tegas itu menarik napas. "Lo mau nggak jadi pacar gue?"
Gadis berpakaian traning itu membulatkan matanya sempurna. "Hah?"
Cowok itu mengusap tengkuknya lalu menyengir. "Mau jadi cewek gue, nggak? Gue nembak lo sekarang."
Rae getar-getir. Cowok bernama Jeon Jungkook di hadapannya ini memang mempunyai wajah di atas rata-rata, dan populer di sekolah. Tapi, Rae tidak menyukainya karena menurut gosip yang beredar, cowok itu sangat menyebalkan. Playboy level dewa, hobinya memainkan perasaan orang, serta tukang bully. Mendengarnya saja membuat Rae sedikit bergidik.
Di lain sisi, lagi pula saat ini Rae sedang melakukan PDKT dengan Daniel, kakak kelasnya. Walaupun Daniel sama nakalnya dengan Jungkook, tapi masih lebih mending berpacaran dengan Daniel dari pada Jungkook.
"Ehe, gue nggak bisa kak. Gue nggak suka sama lo," ucap Rae pada akhirnya.
"Kenapa? Di jalani aja dulu bareng gue, nggak salah kan?"
"Tapi gue nggak bisa, kak."
Jungkook tertawa hambar. "Gue nggak pernah ditolak sejarahnya."
Rae berulang kali menundukkan kepalanya sambil meminta maaf. "Maaf, maaf, maaf bangetan ya, kak. Tapi gue nggak bisa nerima. Maaf ya, kak."
Gadis itu langsung berlari, meninggalkan koridor penghubung kelas 10 dan 11.
×××
"Kampret tuh cewe! Apa susahnya sih bilang iya?!"
"Baru juga gue tembak, belagu banget."
"Awas aja kalo gue liat besok di sekolah, gue pites."
"RAEEEENISSA ANJING LO!"
"SOK CANTIK!"
"Eh, emang cantik tapi."
"Argggghh, kalah kan gue taruhan jadinya? Abis duit gue!"
Jungkook berceloteh tanpa henti membuat teman-temannya yang sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing tak sanggup menahan emosi mereka lagi.
Untung saja di warung biasa tempat mereka nongkrong tidak ada siapa-siapa selain mereka bertujuh. Kalau ada orang lain, mungkin Jungkook dihajar sampai babal belur.
"Bisa diam nggak lo, jing?" Namjoon tak bisa fokus membaca buku ensiklopedianya karena suara Jungkook sangat menganggu.
Jungkook mengabaikan dengan malas lalu duduk di sebelah Taehyung.
"Udalah, Gue sama Jin aja ditolak sebelum beraksi. Apalagi lo yang gak ada bagus-bagusnya," timpal Suga.
"Tapi tuh cewe jual mahal banget, sumpah." Jungkook lagi-lagi mengomel.
Taehyung menggaruk belakang lehernya, pusing sendiri dengan Jungkook. Kenapa, sih, tiap hari dia selalu membawa-bawa nama cewek bernama Raenissa itu? Katanya dia populer, banyak yang suka, tapi sejauh ini Taehyung belum pernah melihat gadis itu.
Secantik apa dia sampai membuat teman-temannya emosi jiwa raga seperti ini ketika ditolak?
Dasar, lebay.
"Gue mau pulang." Taehyung bangkit dari duduknya. Ia menarik tasnya lalu menyampirkannya pada bahu.
"Cepat amat. Ditelfon nyokap apa gimana?" tanya Jimin setelah meminum milkshake cokelatnya.
"Adek gue balik. Nyokap nyuruh jemput di asramanya."
"Ajakin main lah sama kita sekali-kali," kata Hoseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mute Boyfriend
FanfictionTersedia di Gramedia. [WINNER OF WATTYS 2017 CATEGORY ORIGINALS] [ KIM TAEHYUNG FANFICTION | BOYFRIED SERIES 1 ] You can talk with someone for years, everyday, and still, it won't means as much what you can have when you sit in front of someone, no...