29

49.6K 12.1K 2.9K
                                    

Yang ngevote gue doain, gebetan lo nembak lo :3

---

"Yaudah aku pulang sendiri aja, ya?"

"Naik apa?"

"Naik kereta api tut..tut..tut siapa-"

"Ck, serius."

Rae langsung mendecak. "Taksi, grab, gojek, gampang lah yang penting gue pulang,"

"Sama?"

"Astaga Tae, ya sendiri lah kan udah gue bilang daritadi sii sayangg ku aduh,"

"Raenissa! Rae!" teriakan dari koridor sekolah itu membuat Rae menoleh ke belakang. Ternyata ada pria berumur 40-an yang tengah memanggilnya. Laki-laki itu berlari mendekati Rae.

"Eh, Tae, gue dipanggil Pak Mars ini. Dadahhh,"

"Sa-"

Pip.

Rae lantas memutuskan sambungan teleponnya dengan Taehyung lalu berjalan mendekati guru kimianya itu. "Kenapa, Pak?" tanya Rae.

"Bisa minta tolong?"

"Min-"

"Tolong ambilkan berkas diklat ku di rumah ya. Minta aja sama orang rumah nanti berkasnya warna kuning." kata Pak Mars dengan aksen Batak nya yang cukup kental. Guru itu menyela padahal Rae belum mengiyakan suruhannya.

"Hah?" Rae menyerngit.

"Aduh, jangan pura-pura tuli lah. Sabtu ini aku udah pergi loh, Rae."

"Yaampun, Bapak. Rumah bapak aja saya nggak tau dimana," Rae menukas sambil mendengus.

"Ck, tulalit memang kau ya, masa nggak tau dimana? Udah berapa tahun kau sekolah disini tapi nggak tahu rumah gurumu sendiri. Kalo gitu--eh eh, Hanbin! Hanbin! Sini sini!" Pak Mars tiba-tiba saja melihat Hanbin yang baru saja turun dari tangga koridor, lalu dia menyuruh Hanbin mendekat.

Rae pun menarik matanya, melihat Hanbin yang bingung, namun tetap berjalan ke arah mereka.

"Kenapa, Pak?" tanya Hanbin menaikkan alisnya dengan tangan yang memegang bawah kemejanya.

"Nah, Rae. Sana pergi sama Hanbin. Hanbin, bawa Rae ke rumah. Minta berkas diklat sama orang rumah, ya." titah Pak Mars menepuk-nepuk pundak Hanbin lalu membalikkan punggung Hanbin dan Rae.

"Tapi pak-"

"Cepat ya. 30 menit." katanya menyela lagi sementara Rae dan Hanbin berpandangan satu sama lain. Pak Mars langsung berbalik tak peduli, dengan telepon genggam yang berada di telinganya.

"Maksudnya apa dah?" tanya Hanbin masih tampak tak mengerti. Mereka berdua kemudian berjalan di koridor yang lengang, karena siswa-siswi sekolah sudah berpulangan.

"Pak Mars nyuruh kita ngambil berkasnya di rumah." Rae menjawab datar. "Lo tau rumahnya dimana?"

"Tau," jawab Hanbin. "Tapi...kenapa harus gue?"

Rae mendecak. "Ck! Ya siapa suruh lo lewat depan Pak Mars tadi? Udah tau dia tukang nyuruh-nyuruh,"

"Anjir, nambah-nambahin kerjaan gue aja, digaji juga kagak," dengus Hanbin. Mereka sampai di parkiran lalu Hanbin menyuruh Rae naik ke jok belakang motornya dan mereka pun pergi ke rumah guru kimia itu.

--

"Nggak jadi ya dek, udah dibawa sama Istri ku ternyata hahaha tenkiu nak ku,"

My Mute BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang