15

60.7K 9.3K 1.1K
                                        

"Jadi, kalo lo mau move on lo harus jauh-jauh sama dia, jangan kepoin hal yang menyangkut dia, jangan balas chatnya, jangan angkat telfon, pokoknya jauh-jauh deh," tutur Miu seperti motivator handal mengalahkan Mario Teguh. Kadang cewek itu bisa jadi dewasa di hal-hal semacam ini. Padahal dia sendiri selama 17 tahun belum pernah merasakan apa itu pacaran.

Ya seperti kata orang-orang. Jomblo adalah motivator terbaik yang menyangkut tentang cinta. Tapi disaat mereka didatangi cinta, eh si Jomblo tadi malah menjauh. Heran.

"Terus kalo lo beneran mau move on, cari kecengan baru aja, Nis! Itu tuh, si Bobby kosong," Safiera menyenggol bahu Rae sambil mengedikkan dagunya menunjuk cowok yang sedang makan di kantin bersama teman-temannya.

"Ya gak dia juga lah, anjir. Nanti si Rae kalo ciuman yang kena gigi kelinci si Bobby bukan bibirnya, ya sakit," sahut Nabila.

Rae bukannya nggak mau mendengar ocehan teman-temannya ini. Hanya aja kejadian tadi pagi masih menetap di pikirannya.

Tadi pagi, Taehyung benar-benar menjemputnya dari rumah. Rae heran mengapa Taehyung bersikap layaknya mereka masih menjalin hubungan.

Apalagi melihat Taehyung yang seperti biasa, menyesakkan ulu hati Rae. Mengetahui kalau Taehyung baik-baik saja dengan atau tanpa Rae.

"Rae, lu ingat ya nasihat-nasihat gue tadi," kata Miu tiba-tiba.

Rae mengerjapkan matanya sadar. "Apa?"

"Soal move on," ulang Miu. "Lo mau move on kan?"

Rae nggak tahu dia harus menjawab apa. Soalnya dari awal Miu bicara, Rae tak mendengar apapun dari cewek itu. Jadi Rae mengangguk-anggukan kepala, sok mengerti.

"Nah, terus, lo harus buang semua barang yang pernah dia kasih ke lo, museumin jauh-jauh...."

Rae menghela nafas dan menopang dagunya dengan tangan. Bisakah pembicaraan ini berhenti?

"Rae! Dengar nggak sih?!" Miu berkacak pinggang di hadapan Rae.

"Iyaaaaaaa iyaaaaaaa fak! Ah!"

--

Ini hari ketiga dia putus dengan Taehyung dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda mereka akan balikan. Namun ada yang berbeda sekarang dari hubungan mereka sebelumnya.

Entah ini perasaan Rae saja atau enggak, yang pasti Taehyung lumayan rajin mengiriminya pesan. Ya walaupun isi chat itu nggak berarti-berarti banget. Isinya cuma nyuruh Rae jangan pulang telat, jangan lupa makan, jangan lupa minum, jangan lupa belajar, atau apapun itu.

Rae mengikuti saran Miu. Rae sama sekali nggak membalas pesan Taehyung. Bahkan telepon cowok itu aja, Rae reject berkali-kali. Rae hanya perlu memastikan kalau dia bisa sendiri tanpa Taehyung. Dia nggak mau bergantung pada Taehyung terus-terusan. Taehyung juga punya kesibukan, dan Rae nggak mau mengganggu cowok itu.

Setelah pulang sekolah tadi, Rae memutuskan singgah sebentar di sebuah kafe yang biasa di datangi anak muda zaman sekarang. Cewek itu hanya ingin sendiri untuk menenangkan diri sejenak.

Ketika dia membuka pintu kafe, suara gemerincing lonceng dan pintu berderit terdengar. Aroma kopi langsung menguar di seluruh penjuru kafe. Rae selalu merasa nyaman disini. Ini kafe yang sering dikunjunginya dengan Nabila, Miu dan Safiera kalau mereka merasa penat sehabis pulang sekolah. Namun kali ini dia tak bersama ketiga temannya itu.

Pandangan Rae langsung jatuh pada sudut kafe. Tempat duduknya seperti biasa. Dia langsung menduduki bangku kosong itu dan bersandar.

Harusnya Rae tau dari awal ketenangannya nggak bakal berlangsung lama. Soalnya tepat ketika Rae membuka mata, ada seorang cowok berdiri di depannya dengan tatapan menyerngit.

My Mute BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang