"Lo ada KTP?" tanya Hanbin ketika mereka sudah berada di depan sebuah gedung besar. Rae menautkan alisnya. Inikah yang dinamakan club? Kenapa seperti tak ada kehidupan kalau di lihat dari luar?
"Ini tempatnya emang, Bin?" tanya Rae masih nggak percaya. "Kita nggak salah?"
"Ck, lo ada KTP apa enggak? Cerewet banget sih, Rei, aduh," Hanbin mendecak kesal.
"Gue cuma bawa diri. Lo liat sendiri." Rae mengedikkan bahunya lalu memperhatikan ujung kaki hingga badannya.
Hanbin menarik tangan Rae tanpa izin dan membawanya ke masuk ke dalam. Rae menganga. Dia belum pernah kesini sebelumnya jadi Rae cukup kaget. Ternyata di dalam bangunan itu, masih ada bangunan lagi di dalamnya.
Ada dua orang bertubuh kekar di luar pintu ganda. Otot-otot yang dipenuhi tato itu dinampakkan membuat Rae menarik baju Hanbin takut.
Karena Rae tak membawa KTP nya, dengan terpaksa Hanbin memberi uang dua lembar seratus ribuan pada dua penjaga itu agar Rae bisa masuk. Karena syarat masuk ke sebuah club adalah orang berumur 17+ dan sudah memiliki KTP resmi.
"Ayo, masuk." Hanbin menarik tangan Rae lagi. Rae hanya bingung dan mengikuti langkah Hanbin.
Suara musik berdentum keras. Gelak tawa serta dentingan gelas beradu membuat suasana di dalam sangat hidup. Suasananya remang-remang. Pencahayaan tempat itu sangat minim membuat Rae harus membuka matanya lebar-lebar.
"Aduh, berisik banget sih ini!" teriak Rae mengusap-ngusap telinganya.
"Nggak usah banyak omong, mana mantan lo?"
Rae mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru club namun orang-orang disini sangat liar. Badan mereka meliuk-liuk di lantai dansa, bahkan di beberapa sudut saling mencumbu satu sama lain.
Taehyung ngapain sih ke tempat kayak gini?!
Rae berjalan ke depan, namun tubuhnya langsung terdorong karena orang yang berada di belakangnya berlompat-lompat seperti orang gila.
"Aduh," ringis Rae ketika keningnya bertabrakan dengan dada bidang orang di depannya. Melihat tatapan cowok bertindik itu yang sedikit risih, Rae menyengir lalu meminta maaf.
"Eee, maaf,"
Hanbin yang melihat itu menepuk pundak Rae. "Jalan yang bener," komentar Hanbin sedikit berteriak karena suara musik DJ sangat keras.
"Gue didorong!"
"Yayayaa,"
Rae mendengus lalu menepis tangan Hanbin dari pundaknya. Rae berjalan lagi. Dia masih mengedarkan pandangannya dan-
"Aaak," jeritnya pelan karena merasa badannya dicolek oleh seseorang dari belakang. Rae langsung menoleh dan mendapat kerlingan mata seorang cowok padanya.
"Hai cantik, mau main-main sebentar?" kata cowok itu membuat Rae langsung menarik tubuh Hanbin dan bersembunyi di balik badannya.
"Bin, gigolo, Bin! Dia nyolek-nyolek gue, Bin!" adu Rae menarik-narik jaket Hanbin. Hanbin yang emosi melihat cowok tak berotak itu langsung mendorong badan cowok itu dengan kuat.
"Lo jangan macem-macem, jing."
"LO!! Gue nggak ada urusan sama lo!!" bentak cowok ber-snapback itu sambil menunjuk-nunjuk wajah Hanbin.
Hanbin mengangkat wajahnya seolah menantang. "Apa lo bilang?"
"Gue nggak ada urusan sama lo, anjing!!"
Buk!
Satu tinjuan mendarat mulus di rahang cowok itu. "Dia cewek gue, anjing! Jangan pernah sentuh dia atau lo mati!" bentak Hanbin menghempas kasar badan cowok itu ke belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Mute Boyfriend
FanfictionTersedia di Gramedia. [WINNER OF WATTYS 2017 CATEGORY ORIGINALS] [ KIM TAEHYUNG FANFICTION | BOYFRIED SERIES 1 ] You can talk with someone for years, everyday, and still, it won't means as much what you can have when you sit in front of someone, no...