LAEF..🍃[6]

1.2K 183 22
                                    

Hosoek sedang berkutat dengan alat masak dan bahan-bahan mentah yang akan di olahnya. Ia tampak terseyum karena mendengar tawa Jungkook dari ruang tengah bersama Taehyung disana.

Makanan telah tersaji di meja makan, Hosoek memanggil 2 pemuda itu dan lekas makan bersama. Candaan dari bibir Jungkook selalu saja membuat moment tersendiri di meja makan, Taehyung pun selalu menanggapi.

"Kook-ah, setelah ini bersihkan kamar tamu. Ayah akan pergi kekampus setelah ini, apa kau keberatan? " Hosoek berucap dengan mencuci piring .

Jungkook mendekatkan dirinya pada sang ayah ketika tugas menata piring telah usai. "Ayah biar Taehyung hyung tidur di kamarku saja, aku kira dia tak keberatan."

"Baiklah terserah kau saja, jangan lupa meminum obat mu heum. " Hosoek sedikit mengajak rambut putranya itu.

"Kenapa? " Hosoek menghentikan langkahnya ketika kata itu meluncur dari bibir Jungkook. "Kenapa aku harus minum obat, aku merasa sudah baik saja. " tanpa rasa bersalah Jungkook melanjutkan pertanyaannya lagi.

"Minumlah sampai obat itu habis, setelah itu kita pergi ke rumah sakit untuk periksa. " Hosoek berucap sepelan mungkin.

"Baiklah. " setidaknya kata itu telah memberi kelegaan di hati Hosoek.

Hosoek masih mengingat akan perkataan Suga waktu itu, bahwa Jungkook boleh saja pulang tetapi ia harus mengkonsumsi obat itu secara teratur agar kanker itu tak menyebar, jika saja obat itu tak di konsumsi Jungkook akan mudah sakit dan menimbulkan penyakit lain di tubuhnya.

Sistem imun Jungkook sekarang bukanlah pahlawan yang melindungi diri Jungkook dari segala penyakit, melainkan dia adalah monster ganas yang selalu tumbuh. Obat itu berfungsi untuk menggantikan sistem imun Jungkook.

Dua pemuda itu mendudukkan dirinya di sofa untuk bermain game setelah mengatar  Hosoek.

"Kau selalu sendirian jika libur? " Taehyung membuka percakapan.

"Tidak juga, terkadang putra Krish ahjussi akan aku suruh menemaniku. Namun dia tak selalu bisa. " Taehyung mengangguk mendengarnya.

"Hyung... "

"Hmm. "

"Jadilah kakakku. "

"Kenapa? "

"Aku hanya ingin seperti Seokjin hyung dan Jimin, mereka seperti saudara kandung. "

"Aku tak seromantis itu. "

🍃

16 JUNI 2016

Tampak 6 pemuda sedang mengendap-endap, salah satu diantaranya membawa kue Black forest yang diatasnya terdapat lilin berangka19. Seorang lainnya membawa handycame untuk merekam moment yang terjadi hanya setahun sekali itu.

"Happy Brithday Taehyung, Happy Brithday Taehyung... " mereka berucap bersamaan sampai sosok yang di tuju pun kini tengah mengumpulkan kesadarannya.

"Ahh.... Gomawo. "

"Meke a wish hyung. "Jungkook berseru dan Taehyung memejamkan matanya berdoa. Sedetik kemudian lilin itu padam dan di gantikan oleh cahaya lampu di kamar itu.

"Ahh... Kalian terlalu berlebihan. " Taehyung berucap pada 6 sosok yang kini mengitarinya.

"Apa salahnya, ini hanya terjadi setahun sekalikan? " Namjoon menimpali pernyataan bodoh dari Taehyung.

Setelah acara kecil itu, masing-masing dari mereka masuk kedalam kamar  masing-masing.

"Kau mengoleksi daun setiap harinya? " Jimin membuka mulutnya dengan posisi berbaring melihat Jungkook membuka sebuah buku yang di dalamnya berisi selembar daun yang telah mengering dan bahkan beberapa sisinya rusak karena rapuh.

"Eoh.. Tidak hyung, ini dari seseorang. " Jimin masih tak mengerti "Aku membuat janji pada seseorang pada daun ini untuk mengembalikannya jika aku sudah merasa bahagia. " Jimin mengangguk mengerti.

"Aku tidur dulu ne. Selamat malam Kook."

Keadaan mulai hening ketika Jimin memutuskan mengembara di alam mimpi, Jungkook masih berkutat dengan daunnya. Ia mengoleskan lem kertas cair pada permukaan mika dan menempelkan daun itu di atasnya. Ia membuatnya seperti frame pada photo tipis.

"Aku tak akan membiarkan daun ini rusak sampai aku mengembalikannya. " Jungkook bermonolog pada benda pipih yang ada di tangannya.

"JUNGKOOK!... KOOK.. KOOK-AH. " Jimin merasakan kepanikan yang luar biasa pada pagi hari ketika ia melihat Jungkook tertidur di meja belajarnya dan melihat disana banyak darah yang mengalir dan menimbulkan genangan di atas meja itu. "Kook...! Bagunlah! Jangan membuatku panik.! Yak!. "Jimin mengguncang tubuh itu agar tersadar.

"Euhh hyungg ada apa.... " Jungkook melenguh Khas ciri orang yang terbangun dari tidurnya.

"Apanya yang ada apa, lihatlah banyak darah dari hidungmu.! " mendengar ucapan Jimin, Jungkook tersadar seketika. Ia tak kalah terkejutnya dengan Jimin.

Seingatnya tadi malam, ia tak merasa pusing atau yang lainnya. Namun entahlah sejak kapan dia sudah tertidur di meja belajarnya. Dan sekarang darah itu keluar tanpa alasan.

Jungkook bergegas membersihkan dirinya di kamar mandi dan menatap bayangan wajahnya di cermin yang terpasang di kamar mandi. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Jimin menolehkan pandanganya pada pintu kamar mandi yang menampilkan Jungkook disana. Jungkook berjalan mendekat dan berdiri di samping Jimin yang sedang membersihkan meja belajar Jungkook.

"Istirahatlah, jangan masuk sekolah. " Jimin berkata tanpa mengalihkan tatapan nya dari meja.

"Aku tak apa hyung, aku pun tak merasa pusing. "

"Yak! Masih bisa bilang tak apa? Kau tak lihat darah yang mengumpul disini tadi?! "
Jimin agak meninggikan suaranya.

"Tapi aku benar baik saja hyung. "

"Aisshh.... Dasar batu. Terserah kau saja. "

Jimin masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, dan Jungkook masih mematung berdiri dihadapan mejanya, seolah ia mencari jawaban akan sesuatu yang terjadi padanya.

_________🌻🌿🌻_________

HALLO.....

COMENT AMA VOMENT
OKAY. 🐰

LEAF [end] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang