"Tae, menginaplah di apartmen Suga hyung. Aku sendirian disana sudah dua minggu dia berada di Amerika. " Taehyung bergeming menanggapi ucapan Jimin, hari ini sudah genap satu bulan Jungkook menghilang. Pemuda tan itu pun tak tau lagi bagaimana caranya untuk bersenang-senang, memang dia bisa tersenyum tapi lain halnya dengan perasaannya.
Jimin menuruni taxi yang ia tumpangi bersama Taehyung, bunyi 'beep' terdengar ketika Jimin memasukkan digit angka sehingga pintu apartemen itu terbuka. Hari ini hari sabtu itulah mengapa mereka berdua pergi dari asrama.
"Jika kau ingin mandi, kamar mandi di sebelah kiri dapur. Jika kau ingin beristirahat, kamar tidur ada di sebelah kanan dapur. Jika kau ingin makan, kau ingin makan apa? " Taehyung tersenyum ketika melihat temannya itu berceloteh. Beberapa menit yang lalu Taehyung mendudukkan dirinya di atas sofa ruang tengah.
"Terserah kau saja, aku ikut. "
Jimin berdecak, sudah panjang lebar dia berbicara dan hanya mendapat jawaban itu. "Aigoo... Tidak punya pendirian. Yasudah tunggu saja, aku ingin mandi. " Taehyung menggagguk setelahnya.
Suasana hening menghinggapi setelah Jimin tertelan pintu kamar mandi, bocah tan itu tak melakukan apapun selain mengendarkan matanya menelisik setiap sudut apartemen itu. Tak lama kemudian bel apartmen berbunyi, Taehyung beranjak dari duduknya melihat siapa yang datang.
"Semuanya 7000 won. " Taehyung nenutup pintu apartmen itu setelah memberikan lembaran uang yang ditukar dengan 2 mangkuk jajjangmyeon. Ternyata sahabatnya itu sudah memesan makanan tanpa sepengetahuannya.
"Makanannya sudah datang? " Taehyung menggagguk menjawab Jimin yang sekarang berdiri di hadapannya dengan handuk yang menggesek rambutnya. "Aisshh... Apa kau mengidap sariawan akut? Setidaknya jawab aku dengan mulutmu, menyebalkan. "
Jimin mendudukkan dirinya setelah merebut makanan itu dari tangan Taehyung. "Pergilah mandi, setelah itu makan. "
"Ok, baiklah. Terimakasih Jim. "
Jimin tak mengalihkan atensinya dari Taehyung yang kini menuju kamar mandi
"Astaga... Apa aku harus memandangnya seperti pembunuh agar mulutnya terbuka. Manusia jenis apa itu? "Semenjak Jungkook menghilang, bocah tan itu tak bernafsu untuk membuka mulutnya selain ada seseorang yang mengajaknya bicara atau bercanda. Tak seperti biasanya yang selalu memulai topik pembicaraan.
Tak ada percakapan selain ocehan dari televisi yang menyala, dua pemuda itu tampak asik menyantap makanannya. Sebenarnya Jimin tak tertarik dengan isi televisi itu hanya saja ia diam menunggu reaksi manusia di sampingnya ini.
"Aku sudah selesai. " dan akhirnya dia sendiri yang membuka suaranya. "Yak, Kim Taehyung. Apa yang sebenarnya terjadi padamu? " Jimin melanjutkan ucapannya beringsut menghadap teman anehnya. Taehyung memiringkan kepalanya, mendapati pertanyaan Jimin yang tak selaras dengan otaknya.
"Kau aneh, sa.... Ngat aneh."
Taehyung meneguk minumannya. "Bukankah aku memang aneh? " Jimin menghela nafasnya gemas.
"Bukan itu maksudku, kau tampak pendiam akhir-akhir ini. "
"Aku pun tak tau kenapa dengan diriku, Hanya saja aku merasa tidak berguna. "
"Karena tak bisa menemukan Jungkook begitu? Bingo, pasti aku benar. Ada kalanya kita harus bersimpati dan ada kalanya kita ber-egois diri, Tae kau terlalu berlebihan. Kau bahkan tau bukan hanya kau yang berusaha mencari Jungkook, aku juga merasakannya tapi aku tak meratapinya. "
"Maaf.. "
"Kau tak perlu mengatakan itu, aku tak menyalahkan mu tapi aku mengingatkanmu. "
"Terimakasih. "

KAMU SEDANG MEMBACA
LEAF [end]
FanfictionIni aku ambil dari kisah sahabatku. yang menceritakan dirinya dengan seorang teman yang membuat dirinya terlampau berbeda. cerita ini aku persembahkan untuk seseorang.