"Aku akan memberikannya sekarang. " Jungkook melangkahkan kakinya mantap, untuk menemui Taehyung lalu menyerahkan benda yang selalu ia simpan.
"Hyung... Ternyata kau disini, aku mencarimu dikamar tapi kau tak ada. Hyung... Setelah ini kita pergi ke atap ya.. " Taehyung mendengus mendengar aksen bicara Jungkook yang manja, suasana hatinya tak enak kali ini.
Tak ada reaksi sedikit pun dari pemuda tan itu, ia masih berkutat dengan pakaian kotornya dan memasukkannya dalam mesin cuci. Jungkook tak menyadari akan hal itu, ia masih saja duduk di samping Taehyung masih dengan aksen manjanya.
Taehyung tampak menghentikan pergerakan tangannya ketika seseorang sedang menggunjing keberadaan mereka berdua.
"Kau tau tidak, jaman sekarang sangat mengerikan. Bahkan budaya homo muncul di beberapa asrama, aku jadi takut asrama kita akan terserang juga. "
"Jangan sampai begitu, jika ada aku akan pergi dari sini. "
Perkataan itu sengaja mereka keluarkan, akhir-akhir ini rumor tentang Taehyung dan Jungkook yang penyuka sesama jenis menyebar. Dengan kelakuan Jungkook yang seperti itu ada beberapa dari Sunbae mereka menggunakan ini untuk gosip yang booming.
"Berdirilah. " Taehyung meletakkan pakaian kotornya.
Jungkook menuruti perkataan pemuda yang telah ia anggap sebagai hyungnya itu, lalu berjalan mengekori keluar dari tempat pencucian baju.
"Ayo kita pergi ke at-, "
"Berhenti mengatakan itu, menjijikkan. Kau tidak dengar para sunbae itu menggunjing kita.?! " wajah itu tengah memerah untung saja di luar sangat sepi mengingat ini sudah cukup malam.
"Jeon Jungkook. Tak merasakah kau bahwa rumor tentang aku dan kau itu seorang HOMO. apakau tak menyadarinya?! Apa telingamu tak mendengarnya?!. Jangan dekati aku jika sikap mu belum berubah. "
Jungkook terpaku di tempatnya, tak ada pergerakan sedikit pun. Bulir bening itu jatuh lagi, ketakutan Jungkook memang tak pernah berakhir jika menyangkut pemuda yang dianggapnya hyung itu. Taehyung bukanlah orang yang mudah di tebak, seorang yang suasana hatinya mudah berubah.
Jimin memutar tubuhnya kearah pemuda yang kini tengah mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang. Sesekali ia memperhatikan pergerakan Jungkook.
"Kau baik saja? Aku ingin bicara denganmu. " Jungkook mengaggukkan kepalanya ketika mendengar permintaan Jimin.
Mereka sedang duduk berdampingan di ranjang milik Jungkook, terdengar helaan nafas Jimin yang akan memualai pembicaraannya.
"Kook-ah, setelah ini aku mohon jangan salahkan dirimu. "
"Hm. "
"Jadi, bisakah kau jangan terlalu dekat dengan Taehyung. Banyak orang yang membicarakanmu, apalagi para senior bodoh itu. Baikalah, aku tahu kau tak menggubrisnya. Tapi aku merasa sakit karena mereka menghinamu dengan kau penyuka sesama jenis. Kau temanku Kook-ah. "
Jimin sedikit menjeda kalimatnya. "Aku tahu kau menganggap Taehyung adalah kakakmu, aku tau kau menyayanginya sebagai seorang kakak. Tapi aku mohon kau juga perlu menjaga nama baikmu. " helaan nafas Jimin terdengar setelah kalimat itu.
"Apakah aku semenjijikkan itu? " Jungkook hanya menatap sepasang sepatu yang masih terpasang rapih di kakinya. "Hyung apa aku seburuk itu. " Jimin terdiam, ia merasa bersalah sekarang karena membuat Jungkook menangis.
Kepekaan Jimin seakan menghilang ketika ia telah geram mendengar semua rumor itu, dan sekarang ia lupa bahwa Jungkook adalah tipe orang yang menyalahkan dirinya sendiri. Seorang yang tak mudah mencerna keadaan dengan mudah.
"Hyung aku tak tahu jika aku terlalu berlebihan. Aku hanya merasa jika terlalu senang aku tak menyadari apa yang aku lakukan. "
"Aku tau rumor itu belum berhenti, aku juga merasa ketakutan setiap kali aku mengingat semua hal yang aku lakukan ketika bersama Taehyung hyung. Aku sudah berusaha agar tak berlebihan, mencoba untuk berhati-hati setiap aku melakukan sesuatu. Hyung... Tak bolehkah jika aku salah.? " air mata itu telah menggenang dan bahkan menetes menyentuh kulit Jimin yang sedang bungkam melihat Jungkook seperti itu.
Di usapnya air mata yang telah menggenang oleh tangannya sendiri, Jungkook merasa terjatuh di dasar jurang.
"Hyung... Mianhe aku telah membuatmu malu. "Jimin menggerakkan kepalanya menatap Jungkook ketika mendengar kalimat itu keluar. "Apa maksudmu?. "
"Aku tau kau mengerti. "
"Tapi yang aku maksud buk-. "
"Hyung aku ingin tidur. "
Gundukan di bawah selimut itu tercipta ketika Jungkook menelusup bergelung dengan bantal dan kasurnya.
________🌻🌿🌻________
ADUH MAAF GG FEEL YA??
IYA NIH PIKIRAN AKU LAGI KACAU SOALNYA, GEGARA DEADLINE. 😞AKU SEMPETIN LANJUT AGAR IDE YANG AKU DAPET KALI INI GA ILANG, TAPI KEK NYA TETEP GG GOOD YA...
DI CHAPTER INI, KOMPLEN AJA YANG BANYAK GAPAPA. BIAR AKU TAHU DIMANA YANG SALAH
OKAY...COMENT DAN VOMENT
AKU TUNGGU.
🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
LEAF [end]
FanficIni aku ambil dari kisah sahabatku. yang menceritakan dirinya dengan seorang teman yang membuat dirinya terlampau berbeda. cerita ini aku persembahkan untuk seseorang.