LEAF..🍃[12]

1.1K 163 11
                                    

Beberapa orang berpakaian khusus sedang berlalu lalang sibuk dengan sesuatu yang perlu mereka pastikan di dalam ruangan steril, seorang dokter mencampurkan sebuah zat pada sample darah yang kini telah tersedia di atas meja kaca. Tak seberapa lama, sebuah kertas putih keluar dengan tulisan yang belum tentu semua orang mengerti.

Suga menghela napasnya ketika kertas putih itu tak sesuai dengan jalan fikirannya, 10 menit lagi Jungkook dan ayahnya akan datang untuk mendengar hasilnya. Bagaimana pun juga Suga harus menyampaikan hal ini walau hatinya tak sejalan.

"Silahkan duduk. " Suga menyambut sepasang ayah dan anak yang sekarang telah duduk di kursi yang telah di sediakan diruangannya.

Hatinya berdesir, tak sanggup untuk menyampaikan hal yang buruk pada seorang remaja yang kini mengulas senyum lembutnya. Namun bagaimana pun juga, Suga adalah seorang dokter yang harus profesional terhadap pasiennya.

Seminggu yang lalu, tangisnya cukup untuk membuat Suga sangat merasa bersalah. Selama 4 tahun menjadi dokter ia tak pernah merasakan hal ini, penyakit yang diderita pemuda manis itu sangat jarang di derita orang.

"Sebelumnya, aku ingin bertanya padamu Jungkook. " Jungkook meningkatkan atensinya pada Suga yang beberapa detik lalu membenarkan letak duduknya.

"Begini, apa kamu pernah pingsan atau yang lainnya?" Suga bertanya perlahan, seperkian detik pula membuat Jungkook menerawang kejadian dalam hidupnya pada hari yang telah berlalu.

Hosoek memperhatikan interaksi dua orang berbeda usia tersebut, seakan dia menjadi seorang stalker yang berwujud. Sesungguhnya ayah muda itu sedang merasa khawatir.

"Ku rasa, aku pernah mengalaminya. Hanya saja, sebelum aku pingsan tak ada gejala seperti pusing atau yang lainnya. " Suga memperhatikan kalimat yang keluar dari bibir Jungkook. "Dan juga, aku pernah mimisan tanpa gejala apapun. "

Hosoek tak melepas pandangannya pada dokter muda itu. "Begini, ini memang terdengar buruk." Suga menarik nafasnya untuk mengatakan hal selanjutnya. "Kook-ah, ku sarankan untuk melakukan chemo secepatnya. "

"Kau pingsan bukan tanpa alasan, tapi-, "

"Karena penyakitku? " Suga terdiam memperhatikan adegan selanjutnya. "Tentu aku akan menjalani pengobatan, tapi aku hanya meminta waktu untuk menepati janjiku pada seseorang. "

🍃

"Kau ingin makan apa kookie? " Hosoek melepas jacketnya lalu menuju dapur menyiapkan makan siang untuk dirinya dan Jungkook. 5 menit yang lalu mereka sudah sampai. Sebagai seorang ayah, Hosoek sangat merasa beruntung karena Tuhan menghadirkan Jungkook dalam hidupnya.

"Aku ingin pasta. " Jungkook mengulas senyumnya ketika sang ayah bergelut dengan bahan dapur dihadapannya. "Ayah tidak mengajar? " Hosoek sedikit menengok ketika Jungkook bertanya.

"Satu jam lagi. " Pria itu masih menjawab pertanyaan putranya meskipun dirinya sibuk dengan makanan yang di buatnya.

Tak menunggu lama pasta telah terhidangkan diatas meja, Jungkook melahapnya seperti tak pernah memakannya tapi realitanya dia memang jarang memakannya. Kecuali ketika ia keluar dari asrama.

15 menit yang lalu Hosoek pergi untuk mengajar, kini Jungkook hanya merebahkan dirinya diatas single bad miliknya. Bergelung malas tak ada sesuatu yang ia kerjakan, sampai ia beranjak karena mendengar sesuatu dari arah dapur. Seperti ada seseorang yang sedang mencari sesuatu.

Jungkook merutuki dirinya karena tak mengunci pintu, sekarang pikirannya berkelana. Bagaimana jika ada pencuri masuk kedalam rumahnya. Ia memelankan langakahnya, meraih tongkat beasball di ujung kamarnya bersiap untuk memukul ketika dia telah sampai di depan seseorang yang kini bergelut didepan lemari pendingin.

1

2

3

"KYYAAAA!!!!! "

Makanan berhamburan setelahnya, menciptakan dua manusia yang mematung karenanya.

"SEHUN HYUNG??! " Jungkook berhambur memeluk pemuda yang berdiri di hadapannya dengan pakaian yang berlumuran noda makanan. Siempunya nama membalas pelukan itu kemudian.

"Aigoo... Kau hampir membunuhku. " Sehun melepaskan pelukannya lalu memandang pemuda yang lebih muda 5 tahun darinya. Jungkook tersenyum malu mengingat perilakunya tadi.

"Mianhe, aku kira ada pencuri. Kenapa hyung tak membunyikan bel?. "

Sehun melayangkan jitakan gemasnya. "Yak! Aku sudah membunyikannya 10x tapi kau tak kunjung datang. Kau mau aku jadi patung manequin di depan pintu. "

"Tentu saja tidak. "

Sehun sangat dekat dengan Jungkook, sudah lama sebelum penyakit itu datang. Mereka saling mengenal karena hubungan ayah mereka. Sehun putra tunggal dari Krish sekarang, sebenarnya dia mempunyai kakak perempuan yang kini tinggal entah dimana bersama ibunya. Bagi Sehun kesedihan sudah tak berarti lagi semenjak mengenal Jungkook, Sehun merasa lebih beruntung.

Walau kelurganya sudah tak sempurna, ia bersyukur karena masih bisa merasakan rengkuhan dari seorang ibu. Jika libur Sehun terkadang pergi menemui Jungkook, dia juga pernah menginap di rumahnya. Seperti saat ini, menemani kesendirian Jungkook ketika sedang libur sekolah.

Sebenarnya hari ini, Sehun tidak sedang berlibur. Ia lebih cepat menyelesaikan tugas kuliahnya dan mengambil cuti lebih awal. Syukurlah kampusnya di Amerika mengizinkan. Sehun mengambil fakultas kedokteran disana, mendengar kabar buruk dari Krish. Pemuda albino itu ingin secepatnya pulang ke Korea.

"Apa kabarmu Kookie? " Sehun mendudukkan dirinya diatas sofa ruang tengah setelah meletakkan 2 gelas juice diatas meja.

Jungkook menyeruput isi dalam gelas bening di hadapannya. "Aku baik saja, lalu hyung sendiri? "

"Bisa kau lihat, i'm fine boy. " usapan ringan membuat rambut Jungkook sedikit berantakan.

"Hyung, jangan memakai bahasa inggris. Aku tak menguasainya. "

Gurauan tercipta diantara mereka, seperti sepasang saudara. Jungkook memang menyayangi Sehun, namun dia merasa sedikit kecewa karena tak selalu bisa bercanda dengannya. Terkadang Sehun sulit untuk di hubungi, dan membuat Jungkook putus asa ketika ia membutuhkan seseorang untuk berbagi beban dalam hatinya.

Namun tak lama, Tuhan menghadirkan Taehyung sebagai pengganti Sehun ketika tidak ada. Anak itu berubah karena kehadiran seorang teman dalam hidupnya, meskipun tak sepenuhnya berubah.

_________🌻🌿🌻________

INI ...
EMANG DIKIT..
MAAF YA, BESOK AKU LANJUT LAGI. CUMA SEDIKIT DIGANGGUIN AMA SEPUPU, JADI AMBYAR DEH...
MAAF YA...

COMENT AJA YANG BANYAK.
NYATAKAN SEMUA KELUHAN YANG ADA.
OKAY...
SEE YOU..🐰

LEAF [end] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang