Jungkook sedang berkutat dengan laptop untuk pekerjaan rumah yang lumayan membuat orang pusing, ia bangun sangat pagi mungkin ini bisa di bilang dini hari. Dia menyesal karena menuruti permintaan Jimin bermain game di warnet hingga larut, untung saja keamanan asrama masih membuka gerbang. Jika tidak pasti mereka akan jadi gelandangan malam itu.
Ini sudah pukul 5 pagi, tugas itu hampir selesai. Hanya perlu mengeditnya saja, ia merenggangkan tubuhnya karena duduk hampir 1 jam di kursi.
"Kau sedang apa? " Jimin bersuara dengan wajah berantakannya, sesekali ia menguap dan mengusak matanya. Jungkook membaringkan tubuhnya di ranjang untuk mengurangi rasa kebas karena terlalu lama duduk.
"Mengerjakan tugas dari guru Kang." mendengar itu Jimin bangkit dari tempat tidurnya dengan membelalakkan matanya yang sipit.
"Kenapa kau tak bilang. " Jungkook bangkit dari posisinya bersiap menerima pukulan dari Jimin.
"Aku pun baru ingat."
"Kook-ah... Aku boleh menconteknya kan?!" Jungkook bergidik karena melihat Jimin menaik turunkan kedua alisnya genit.
"Hyung kau lebih mengerikan dari monster ink. " Jimin berdecak dan membuat Jungkook terkekeh setelahnya. "Boleh saja hyung, tapi aku belum mengeditnya. " wajah Jimin cerah seketika lalu beranjak mencomot laptop milik Jungkook di atas meja belajar.
Mereka berdua kini sudah rapi dengan seragam mereka masing-masing, beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di kelas. Jungkook tampak terperangah karena melihat sosok Taehyung yang cerah tak seperti di malam itu.
Taehyung duduk di tempatnya, di deret samping Jungkook. "Kenapa melihatku seperti itu.? " Jungkook mengerjapkan matanya sembari mengibaskan kedua tangannya di depan Taehyung tanda dia tak seperti itu.
"Aku sangat senang hyung. "
Kelas terasa hening ketika guru Kang datang memasuki kelas, guru yang terkenal killer di jajaran kelas sekolah itu. Pelajaran berlangsung datar dan membuat beberapa orang murid disana menguap kebosanan.
Bayangkan saja dua jam pelajaran mereka lewati dengan teori dan penjelasan yang sama sekali tidak menarik. Dan hampir saja Jungkook menutup matanya jika Taehyung tak menyentak kursi itu.
"Kook, kita makan siang bersama ya nanti. Baekhyun hyung membelikanku bulgogi. " Taehyung berkata sembari meringkas bukunya kedalam tas ransel hitam miliknya. Dan mendapat anggukan dari Jungkook karena tawaran itu.
Kelas telah usai, sekarang waktu bagi mereka untuk istirahat makan siang. Perut mereka semakin lapar karena terkuras oleh guru Kang tadi pagi.
"Baiklah hyung, tapi aku kekamar dulu. Ada sesuatu yang perlu aku ambil. "
Kedua pemuda itu melangkah bersamaan dan berpisah arah karena tujuan yang berbeda. Taehyung mengambil tempat duduk di dekat dinding kaca kantin bersama Seokjin disana, ia tak menyentuh makanannya menunggu Jungkook datang.
"Kau tak memakan makananmu? " Taehyung mengalihkan pandangannya pada Seokjin yang sedang mengunyah makanannya, dan tersenyum setelahnya.
"Aku menunggu Jungkook, hyung. Tidak biasanya dia terlambat, apakah dia lupa?" Taehyung mengambil variabel kemungkinan yang terjadi. Mencoba menemukan jawabannya.
"Sudah 15 menit kau menunggu, makanlah. 15 menit lagi bel berbunyi. " Seokjin berdiri ketika acara makan siangnya usai, dan meninggalkan Taehyung setelah mengatakan pernyataannya.
Baiklah, Seokjin benar. Lalu pemuda tan itu beranjak dari tempatnya bergegas menyusul adik sekaligus sahabat karib di hidupnya. Taehyung sedikit mempercepat langkahnya karena di kejar waktu.
"Jungkook di kamar? " Jimin menghentikan langkahnya ketika Taehyung menginterupsi.
Jimin mengagguk "Dia di kamar. " Taehyung berlari setelahnya, seolah tak ingin melewatkan acara makan siang bersama adiknya(?). Taehyung kini menyadari bahwa dirinya juga perlu berubah, lebih mengalah pada Jungkook yang lebih muda 2 tahun darinya.
"Kook-ah... Kau dimana??.. " Taehyung berada di kamar Jungkook sedikit terengah karena berlari, namun tak ada seorang pun disana. "Jangan bercanda, aku akan marah padamu jika aku kelaparan karena melewatkan waktu penting ini. " Masih tak ada jawaban,Taehyung menggernyit heran.
"JEON JUNGKOOK! " Taehyung terperangah melihat Jungkook terkulai tak sadarkan diri di dalam kamar mandi.
"Yak! Ada apa denganmu, hei... Bangunlah jangan bercanda. " tak ada sahutan dari tubuh yang wajahnya semakin memucat, dengan segera Taehyung membawa Jungkook di belakang punggungnya.
Berlari sekencangnya, tak peduli tatapan mata melihatnya. Beberapa anak tangga ia turuni dengan cepat, tak ada jeda sedikitpun dari langkahnya. Taehyung merasa kalut melihat Jungkook tak sadarkan diri untuk pertama kali di depan matanya.
"Dokter Nam, tolong temanku. Ia tak sadarkan diri. " Wajahnya memerah karena perasaannya yang bercampur dengan kelelahan fisiknya.
Jungkook telah di baringkan di ranjang UKS, petugas kesehatan bernama lengkap Nam Seungyeol itu memeriksa pasiennya dengan teliti. Dan memberikan suntikan antibiotik dosis rendah agar tak memperburuk keadaan Jungkook yang semakin memucat.
"Kau tenanglah, dia baik saja. " Taehyung menghela nafasnya panjang menuangkan kelegaan yang amat besar dari hatinya.
"Kapan dia bangun?. "
"Mungkin agak sedikit lama, sepertinya dia kelelahan. Kau pergilah ke kelas, bel sudah berbunyi. "
🍃
Taehyung dan Jimin kini mendudukkan diri di samping ranjang milik UKS, mereka tergesa menuju ruangan ini. Terlebih lagi Jimin yang tadi sempat akan membolos pelajaran untuk melihat keadaan Jungkook jika Taehyung tak mencegahnya. Mereka berdua masih lengkap dengan kostum sekolah, tak ada terbesit di pikiran mereka untuk sekedar berganti baju.
"Hyung... " 2 pemuda itu merubah posisinya ketika mendengar kata itu keluar dari seseorang yang mereka tunggu sejak tadi.
Taehyung lebih mendekatkan posisinya dan membuat Jimin tersingkir di belakang. "Bagaimana perasaanmu? Ada yang sakit? Atau kau ingin sesutu? " pertanyaan itu keluar bertubi-tubi dan membuat Jungkook menggernyit.
"Aku baik saja, tapi kenapa aku bisa disini? Bukankah aku tadi di kamar mandi? " tanpa rasa bersalah Jungkook mengucapkannya.
PLETAKK...
Jitakan itu hadiah dari Jimin, sedari tadi pemuda itu menahan rasa kesal bercampur hawatir. Betapa tidak tau dirinya orang yang berada diranjang itu. untung saja itu Jungkook jika bukan, Jimin akan memutilasinya saat itu juga.
"Menurutmu kenapa hah! " Jungkook beringsut di belakang Taehyung ketika Jimin mengeluarkan hawa hitamnya.
"Mianhe.. Lalu berapa lama aku tak sadar?. "
"5 jam. " rapal Taehyung kemudian.
"Benarkah?? " tanpa rasa bersalah yang kedua kalinya Jungkook mengucap kata itu dengan sedikit cengiran di bibirnya.
"Kau kira kami berbohong, apa wajahku terlihat sangat lucu hingga kau tersenyum?! Kau tak tahu betapa hawatirnya kami melihatmu?! Dan sekarang kau bertanya sesuatu yang bodoh! " Taehyung berucap dengan nada menggebu meluapkan kekesalannya pada sosok di hadapannya.
"Mianhe, aku merasa bahagia karena ada yang menghawatirkanku. Aku tersenyum karena ada orang yang memperhatikanku".
Ruangan itu sunyi beberapa saat karena ucapan Jungkook yang tulus, membuat kedua manusia itu menghentikan kekesalannya. Bahkan Taehyung tak berucap setelahnya.
__________🌻🌿🌻__________
HALLO...
AKU KEMBALI
COMENTNYA YANG BANYAK YA...
AKU SANGAT MERASA DI HARGAI JIKA, KALIAN BANYAK COMENT APALAGI VOMENT....AKU TANPAMU BUTIRAN DEBU.
SEE YOU...
WAJIB MENINGGALKAN JEJAK.
🐰

KAMU SEDANG MEMBACA
LEAF [end]
FanfictionIni aku ambil dari kisah sahabatku. yang menceritakan dirinya dengan seorang teman yang membuat dirinya terlampau berbeda. cerita ini aku persembahkan untuk seseorang.