"Kau merindukannya? " Seokjin mendudukkan dirinya di kursi, melihat teman sekamarnya yang sedang memandang halaman belakang asrama lewat jendela yang terbuka di kamar itu.
Taehyung mengulas senyumnya. "Kau tidak pulang hyung? " dia mencoba mengganti topik yang Seokjin buat.
"Aissh... Tidak sopan. " Seokjin mendengus. "Ya sudah, aku ingin membeli sesuatu. Kau ingin titip sesuatu? " Taehyung menggeleng dan kemudian pintu tertutup karena Seokjin keluar dari baliknya.
Tak bisa dipungkiri, memang ada kerinduan di sela hati Taehyung saat ini. Rindu terhadap sahabat karibnya, sahabat yang selalu ada untuknya. Di sisi lain ke egoisannya membuncah untuk meneruskan skenario buruk yang mungkin saja bisa berubah.
Kenapa Tuhan harus membuat jalan cerita hidupnya semakin rumit, Taehyung menghela nafasnya. Menutup jendela di hadapannya karena hari sudah semakin sore, ia merebahkan tubuhnya memandangi boneka miliknya yang selalu Jungkook peluk setiap ia bermalam di kamar itu.
🍃
Satu jam yang lalu Suga sampai di rumah sakit untuk memulai shift malamnya, yang ia tuju pertama kali adalah kamar milik pasien kesayangannya. Lift berhenti di lantai 10 gedung itu, dokter tampan itu menyunggingkan senyumnya ketika ia sudah menggeser pintu coklat muda di depannya.
"Selamat malam kook. " Jungkook menyunggingkan senyumnya menyambut kedatangan Suga yang membuat hiburan tersendiri bagi Jungkook.
Dia sedang sendirian di kamar, Hosoek sedang pergi membersihkan dirinya dan Sehun membeli makanan. Sejak tadi Jungkook menyibukkan dirinya dengan mengganti chanel Tv.
"Hyung aku senang melihatmu, kenapa tidak sejak tadi saja kemari. " Suga mendudukkan dirinya di ranjang berseprai putih itu.
"Kau merindukanku eoh? "
"Aku merasa kesepian hyung, itu saja. "
"Kau melanggar janjimu kook. " Jungkook mengerutkan dahinya seolah ia tak pernah membuat janji sebelumnya. "Kau tak mengingatnya? " Suga berucap kembali, namun tetap saja bocah itu tak mengerti. "Kau tak bilang padaku jika kau merasakan serangan itu, aku tau kau pasti merasakannya jauh sebelum kau berada disini.
"Eoh, itu. Aku hanya tak ingin menyusahkanmu, aku tau bukan hanya aku pasienmu. Lagi pula tak ada gunanya"
Suasana hening sesaat setelah Jungkook merapalkan hal itu, sampai akhirnya Suga beranjak dari duduknya.
"Hyung maafkan aku. " Jungkook menggenggam tangan kanan Suga memcegahnya untuk pergi, bocah itu menyadari bahwa perkataannya penyebab semua ini. "Maafkan aku. " Suga melepaskan genggaman tangan itu dan beranjak pergi.
Sehun tampak menggernyit ketika merasakan suasana awkward sejak ia baru menginjakkan kakinya dan Suga menyapanya singkat di ambang pintu. Jungkook mengulaskan senyumnya ketika melihat sosok lain di belakang Sehun.
"Apa kabar sayang. " Lelaki paruh baya itu memeluk Jungkook lalu mengusak rambutnya ringan.
"Aku baik ahjussi. "
Sehun beringsut mengambil kursi dan mendudukinya. "Ayah selalu manis jika bersama Jungkook. "
Krish memang sedang kosong saat ini, itulah mengapa ia bisa hadir menemui anak dari sahabat karibnya. Lelaki itu memang sangat berlebihan jika sudah bertemu dengan Jungkook, rasanya dia ingin sekali menjadikan bocah itu sebagai anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEAF [end]
FanfictionIni aku ambil dari kisah sahabatku. yang menceritakan dirinya dengan seorang teman yang membuat dirinya terlampau berbeda. cerita ini aku persembahkan untuk seseorang.