Setelah kabur dari vilio, pink berjalan menyusuri koridor dengan tatapan kosong. Dia masik syok dengan kejadian tadi. Wajah mereka hanya berjarak beberapa centi saja tadi. Tak terasa pipinya serasa memanas.
"Pinnkkkk lo itu dari mana aja sih?! Ini uda mau bel pulang tau!! Lo tau gak sih bu rika marah-marah tau pas mau nyuruh lo masuk ternyata lo ga ada! Untung bu rika ada urusan mendadak jadi kelas free les dan gue bisa nyari lo" teriak aila memarahiku.
"Eh maaf ai, gue tadi habis dari UKS, soalnya kepala gue tadi pusing banget, terus gue ketiduran deh disana." ucapku berbohong. Maaf ai, batinku.
"Lo kok gak ngubungi gue sih, kan gue bisa nemenin lo tadi di Uks, jadi sekarang lo uda gapapa kan? Eh tapi kok wajah loh merah banget?" aila mulai heran. Dia memperhatikanku, memutar-mutar tubuhku.
"Eh itu, tadi gue kepanasan, iya gue kalo kepanasan memang begini," aku tersenyum. Lagi-lagi aku berbohong.
Aila mengangguk tanda mengerti. Lalu mereka berdua berjalan menuju taman belakang sekolah. Tempat favorit mereka.
"Ai, lo pernah pacaran gak?" tanyaku. Kami pun duduk di bangku yang ada di taman itu.
"Eh, kok lo nanya gitu pink? Ya jelas gue pernah pacaran lah," jawabnya.
"Gimana rasanya ai?"
"Rasanya, yah senang aja, ada yang sayang sama lo, merhatiin lo, peduliin lo," jawabnya.
"Gitu ya, terus kenapa sekarang lo jomblo?" tanyaku. aila seperti tertohok bambu mendengar pertanyaan dari pink.
"Em ituuu, karna gue belom bisa ngelupain cinta pertama gue sekaligus pacar pertama gue," raut wajah aila mulai berubah.
"Emang pacar pertama lo kemana?" tanyaku lagi.
"Diaaa... Uda meninggal pink, karna penyakitnya dia harus pergi," kini aila mulai menangis. Aku sempat terkejut mendengar jawaban aila, tapi melihatnya menangis aku langsung memeluknya.
"Maafin gue ai, gak seharusnya gue nanya gitu ke elo," ucapku merasa bersalah.
"Gapapa pink, elo kok nanya gitu pink? Emang lo belum pernah pacaran?" Tanyanya lalu melepas pelukanku.
"Belum," jawabku singkat. Lalu Aku menatap langit biru.
"Serius lo? Kok gak di coba? Lo itu cantik, gue yakin banyak cowok yang ngejar-ngejar lo,"
"Iya banyak, tapi lo kan tau dari awal gue suka nya sama vilio, bahkan gue uda nyoba buat lupain dia tapi gabisa, banyak yang pernah nembak gue tapi gue tolak semua" kataku tersenyum.
"Busett sadis bener lo," aila tertawa.
"Namanya juga gak suka ai, gue kan gak mungkin ngasih harapan palsu ke cowok-cowok, gue gak mau buat mereka merasakan cinta sendirian, karna gue tau rasanya mencintai sendirian itu sakit ai," ucapku tulus dan tersenyum. Cinta sepihak hanya akan menyiksa hati perlahan-lahan, batinku.
"Lo bener juga, tapi kan gak ada salahnya lo terima salah satu dari sekian banyak cowok yang nembak lo?" katanya lagi.
"Gue gak mau nantinya mereka terlalu berharap sama gue, karna gue sendiri belum yakin sama perasaan gue, ntah sampe kapan gue menyukai vilio gue pun gak tau ai," ucapku, aku menatap aila dalam.
Aila terdiam. Dia tidak tahu harus berkata apa pada pink, ternyata perasaan pink sangatlah dalam pada vilio. Gadis baik seperti dia kenapa harus merasakan hal yang rumit?, Pikir aila.
Sibuk dengan pikiran masing-masing, mereka tak sadar sedari tadi ada yang mendengarkan pembicaraan mereka, melihat mereka mematung, lelaki itu pun menghampirinya.
"Hay," sapanya.
"Elo?!" jawab mereka berbarengan.
"Gue boleh gabung?" tanyanya ramah.
"Boleh! Tidak boleh!" Jawab mereka berdua serempak tapi dengan jawaban yang berbeda. Aila mengatakan boleh, dan pink mengatakan tidak boleh.
Lelaki itu mengeryitkan dahinya, "jadi boleh atau tidak?" tanyanya lagi.
"Gak boleh! Lo itu ya, kemarin aja sok akrab, terus kemarinnya lagi marah-marah sama gue, lah sekarang sok manis! Mau lo apa? Dan siapa si lo? Suka banget nongol tiba-tiba." sewotku, aku ingin balas dendam padanya karna pernah memarahiku waktu itu.
"Kok lo sewot sih! Nih gue kasih tau, nama gue rangga diansyah, gue itu kakak kelas lo! Lo harus sopan sama gue, gak ingat lo kemarin hampir buat gue mati, untung gue baik jadi gak minta ganti rugi, seharusnya lo itu bersyukur gue orang yang baik!!" jawabnya ketus.
"BODO AMATTT!! WLEKK!!" jawabku singkat lalu menjulurkan lidahku mengejeknya. aku tak memperdulikan perkataannya, dia cowok tapi cerewet sekali sih, galak lagi.
"Lo berani sama gue? Hmmm?" dia memajukan wajahnya ke arah wajahku, hidung kami hampir bersentuhan, aku terkejut dengan apa yang dilakukannya, kurasa pipiku sudah memerah sekarang.
"Hahhahahahahaaaaa, kenapa muka lo merah banget, bhaahahaaa," dia lalu pergi gitu aja sambil tertawa sekeras-kerasnya. Aku merasa di permainkan sekarang.
"DASARR COWOKK GAK WARASS! ANEHH!" Teriakku sekencang-kencangnya, sungguh aku malu sekali saat ini. Aku menutup kedua pipiku dengan tanganku.
Sementara aila masih mengumpulkan kesadarannya. Dia juga terkejut melihat lelaki itu, dan dia juga terkejut dengan teriakan pink yang membahana.
"Astaga pink suara lo buat tuli telingaa gueee!!" ucap aila kesal.
"Maaf ai, gue gak bisa nahan emosi," ucapku polos.
Tak lama bel berbunyi, mereka segera menuju kelasnya, dan membereskan barang-barang mereka agar cepat pulang ke rumah, pink yang sudah merasa lelah, ingin cepat-cepat sampai rumah dan merebahkan tubuhnya di atas kasurnya. Seharian ini pikirannya sudah sangat kacau, apalagi di tambah bertemu dengan cowok aneh. Sungguh ini hari yang sial buat pink.
****
Rangga pov
Suasana kelas yang sangat berisik itu membuat rangga merasa tak nyaman, akhirnya dia pun meninggalkan kelas dan berjalan mengelilingi sekolah. Mood nya sangat kurang baik, apalagi di tambah dengan masalah-masalah yang harus dihadapinya. Dia terus berjalan dan terakhir memilih kantin sebagai tempat pelampiasan mood buruknya.
Saat di kantin ia memilih bangku paling pojok, ia melihat sekelilingnya dan pandangannya jatuh pada gadis yang sedang duduk bersama temannya, dia memperhatikan gadis itu, "cantik," pikirnya.
Merasa sangat penasaran, akhirnya ia bertanya pada salah satu siswa laki-laki di depannya, "hey, lo tau dia gak?" tanyaku, aku menunjuk ke arah gadis yang ku maksud.
"Oh dia, yang gue tau namanya pink angelica, dan gadis di sebelahnya aila valeria," jawabnya.
"Ok thanks ya," ucapku. "Pink" nama yang unik sekali.
Aku langsung menghampirinya dan memanggilnya gadis merah jambu dan membuatnya sedikit kesal dan bingung. Wajah cantik nya membuat hatiku tak menentu, "mungkin gue jatuh cinta pada pandangan pertama," batinku.
Sejak saat itu, aku mulai menyukainya, hingga hari itu pun tiba..
Disaat aku lagi kesal dan mood ku sangatlah buruk, aku berjalan gontai menuju ke sekolah, tapi tiba-tiba ada seorang gadis yang lewat tanpa memperhatikan jalan, sudah telat juga buat ku menghindar, akhirnya aku pun di tabrak oleh orang itu.
"Sial," umpatku.
Aku pun melihat siapa yang menabrakku, ternyata dia pink. Kenapa di saat yang tidak tepat aku harus bertemu dengannya, lagian kenapa dia ceroboh sekali sih hingga menabrakku, karna mood ku juga lagi buruk aku pun langsung memarahinya dengan kata-kata kasarku. Tak perduli dia mau benci atau apalah, sungguh kakiku rasanya sakit sekali. Akhirnya Aku memaksakan diriku untuk berdiri dan berjalan meninggalkannya yang masih terkejut mungkin dengan kata-kataku.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Yang Kusuka
Teen FictionPink angelica gadis yang selalu menyukai kakak kelas nya mulai dari smp hingga memasuki sma, yaitu vilio fandika tetapi hanya bisa menyukai dalam diam . melihat vilio slalu tersenyum kepada nya sudah cukup buat pink merasa bahagia . vilio yang slal...