11. Semakin dekat

585 17 0
                                    

Pink membaringkan dirinya ke samping menghadap lemari yang penuh dengan obat-obatan. Ntah kenapa sedari tadi ia tak bisa tidur, luka di kakinya berdenyut-denyut begitu pula luka di hati nya. Ia mencoba memejamkan mata nya namun hasil nya sama aja. Ia tak bisa tertidur. Tak lama pintu Uks pun terbuka dan muncul lah sahabat nya Aila dan Lyan dari balik pintu dengan raut wajah panik.

"Pink, lo gapapa kan? Kok lo bisa jatuh gimana cerita nya?" tanya Aila lalu melihat-lihat sekujur tubuhku.

"Iya pink lo kok bisa kaya gini? Cerita sama kita, gue kepo nih," ucap Lyan tak kalah panik.

"Gue cuma kepeleset tadi terus kesungkur deh," ucapku. Aku memberi cengiran pada mereka.

"Lo sih gak hati-hati, yang luka cuma kaki lo kan gak ada yang lain? Sumpah gue panik banget pas tau lo masuk ruang Uks karna jatuh." Aila menatap kakiku iba.

"Iya Pink gue juga panik banget tau gak? Untung aja tadi pacar gue lewat dan liat lo jatuh terus dia nolongin lo dan bawa kesini," ucap Lyan tersenyum tulus padaku.

Aku terdiam mendengar kata pacar dari mulut Lyan. Aila yang tau bahwa aku menyukai pacar Lyan pun melirikku dengan ekspresi yang sulit di artikan, lalu aku mencoba tersenyum padanya.

"Eh iya, untung ada pacar lo," ucapku lalu tersenyum getir.

Aila menatapku iba. Dia tau apa yang ku rasakan saat ini. Hanya dia yang tau aku menyukai vilio sejak dulu, sedangkan Lyan tidak tau apa-apa, tidak mungkin kan aku menceritakan pada Lyan bahwa aku menyukai pacarnya bahkan mencintainya. Biarlah begini, yang penting sahabatku bahagia.

"Ai, Lyan, gue mau balik ke kelas aja deh, lagian kaki gue uda mendingan nih, gue gak mau bolos mapel lagi," ucapku sambil mencoba turun dari kasur.

"Yaudah sini-sini gue bantu," ucap Aila membantuku turun dari kasur. Sedangkan Lyan membereskan seprai kasur yang sedikit berantakan. Setelah itu kami bertiga keluar dari Uks dan berjalan menuju kelas.

***

PINK POV

Tak terasa semakin hari Pink semakin dekat dengan Lio, begitu juga dengan hatinya yang semakin hari semakin gak karuan. Lio sukses memporak-porandakan hati Pink, dan juga rasa bersalah terhadap Lyan semakin hari semakin bertambah.

Flashback on

Pink sedang menunggu mama nya di depan gerbang sekolah, padahal kakinya masih sangat sakit jika terlalu lama berdiri. Tapi mama nya tak kunjung datang. Pink uda coba menghuhungi mama nya tapi selalu saja sibuk. Pink pun mulai gelisah dan mondar-mandir gak jelas. Sedangkan kedua teman nya sudah lama pulang.

Tak lama sebuah motor sport menghampiri Pink yang masih mondar-mandir di tempatnya. Pink tersadar melihat motor yang berhenti didepan nya dan ia langsung menghentikan kegiatan mondar-mandir nya dan melihat siapa orang itu. Pink pun tersadar ketika orang itu membuka helm nya ternyata dia vilio.

"Lo masih di sini Pink? Kenapa belum pulang?" tanya nya lalu turun dari motor nya kemudian menghampiri ku.

"Eh iya kak, ini lagi nunggu mama," ucapku memasang wajah cemas.

"Yaudah ayo sama gue aja," ucapnya.

"Tapi kak, ntar kalo Lyan liat kan gak enak. Ntar kalo dia salah paham gimana?" aku bingung, kaget juga dengan tawaran nya, tapi aku senang kalo bisa pulang bareng dia dan aku takut jika Lyan liat aku pulang bareng pacarnya.

"Lyan gak bakal salah paham kok, dia juga gak bakal tega liat temannya nunggu lama-lama gini apalagi masih sakit, dia pengertian kok dan gak cemburuan, uda ayo buruan naik." dia menaiki lagi motornya kemudian memakai helm nya kembali.

Kamu Yang KusukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang