28. Kiss

793 19 0
                                    

Pink berjalan mendekati teman-teman nya. Banyak orang yang tersenyum padanya, ntahlah dia merasa heran. Ia mempercepat langkah nya, saat sudah di meja nomer 2 ia Lalu duduk di tempat nya tadi. Tiba-tiba saja Aila langsung memeluk nya dan menangis haru.

"Hikss... Lo keren banget tau hiks... Gue aja sampe kebawa suasana, kata-kata lo dan nyanyian lo nyentuh banget Pink, hikss..." ucap Aila disela-sela isak tangis nya.

Aku terkikik geli melihat Aila menangis seperti anak kecil saja.

"Uda Ai uda, lo lucu tau, liat tuh ingus lo, euuhh jorokk Ai," kata ku dengan nada dibuat-buat.

Kak Lio dan teman-teman nya tertawa melihat Aila. Sumpah demi apa kak Lio tertawa? Kak Rangga yang terkenal datar juga tertawa? Bahkan kak Leo yang sok cool itu juga tertawa? Good Aila, lo membawa perubahan untuk mereka. Hanya kak Riana yang terus menatap ku sinis, aku tersenyum miring.

"Terlalu dramatis! Lagian lebay banget sih gitu aja nangis! Haha padahal biasa aja," sindir kak Riana.

Bahkan kak Lio menatap nya tak suka sekarang.

Aila langsung berhenti menangis dan menatap kak Riana benci.

"Lo yang gak punya perasaan diam aja! Tau apa lo soal cinta? Bahkan cuma lo yang gak terharu dasar gak punya hati!" kata Aila kasar.

"Lo cuma adek kelas berani sama gue?! Dasar bitch gak berguna!" bentak kak Riana.

Aku hanya menatap mereka berdua takut, aku takut aila bakal di apa-apaim nanti nya sama kak Riana, mengingat dia itu licik.

"Dan lo! Hidup lo kasian banget ya! Orang yang lo suka gak suka sama lo? Hahaa.. Nyadar tampang dong! Lo itu jelek, mana ada yang mau sama lo! Bahkan suara lo buat telinga gue sakit" sindir nya ke padaku. Ia menunjuk-nunjuk diriku dan memperhatikan ku dari atas sampai bawah.

Aku hanya bisa terdiam, mendengar ucapan nya membuat hatiku sakit, harus nya aku memang sadar diri, sampai kapan pun aku gak pantas buat kak Lio. Aku menangis di depan mereka. Ku lihat Aila mengangkat tangan nya ingin menampar kak Riana, tapi aku mencegahnya.

"Lepasin tangan gue Pink, biar gue tampar muka sih nenek lampir ini!" ucap Aila, ia menatapku tajam.

"Lo mau nampar gue? Jangan mimpi!" katanya bangga.

"Dan lo! ini semua gara-gara lo?!!" Teriak kak Riana, lalu mengangkat tangan nya ingin menamparku, tapi di tahan oleh kak Lio.

"CUKUP!!! LO KETERLALUAN! SEHARUS NYA LO YANG NYADAR! MUKA LO JAUH LEBIH BURUK DARI PADA DIA! DAN LO HARUS TAU KALO GUE GAK PERNAH SUKA ATAU PUN CINTA SAMA LO, LO GAK LEBIH DARI BONEKA MAINAN GUE, LO ITU CUMA BAHAN PELAMPIASAN RASA SAKIT GUE AJA! SEKARANG LO PERGI DARI SINI, AH YA KITA PUTUSS!!!" bentak kak Lio pada kak Riana.

Bisa ku lihat wajah terkejut kak Riana karna di bentak kak Lio dan kebenaran yang di ucapkan kak Lio, perlahan-lahan air mata kak Riana menetes, ia menangis.

"Kamu tega Lio." kak Riana pergi sambil menangis terisak  meninggalkan kami.

Aila, kak Disty, Kak Leo dan kak Rangga masih terpaku di tempat di karenakan bentakan kak Lio tadi. Tapi aku kini larut dalam pikiran ku sendiri, mimpi apa aku di bela sama kak Lio? Tidak bisa di bilang senang tapi hanya terkejut saja.

Masih larut dalam pikiran ku, tiba-tiba saja kak Lio menarik tangan ku dan membawa ku pergi meninggalkan mereka.

Mau di bawa kemana aku? Dan bagaimana Aila pulang nya?

"Kak gue mau di bawa kemana? Terus teman aku Aila gimana? Teman kakak juga gimana?" tanya ku.

"Uda lo masuk aja!" perintah nya.

Aku pun masuk ke dalam mobil nya. Lalu kami meninggalkan cafe itu.

Di mobil aku memikirkan bagaimana Aila pulang?

Tiba-tiba ponsel ku berbunyi, chat dari Aila.

@Ailavale: lo dimana pink?

@Pinkca: gue gak tau Ai, lo pulang sendiri bisa kan?

@Ailavale: iya gue pulang bareng kak leo, kak rangga, dan kak disty, mereka nebeng gue.

@Pinkca: oke, lo hati-hati.

Aku menyimpan kembali ponsel ku, sementara kak Lio tak kunjung bicara, suasana nya jadi sangat canggung.

Aku melirik ke arah kak Lio, sementara kak Lio hanya menatap lurus ke depan, rahang nya mengeras, mungkin dia masih emosi.

Aku mengalihkan lagi pandangan ku dan menatap ke depan, sejenak aku melamun, sebenar nya aku ini mau di bawa kemana?

Tiba-tiba saja mobil berhenti. Aku tersadar dari lamunan ku, ternyata kak Lio hanya menepikan mobil nya, eh tunggu dulu, dimana ini? Kenapa kak Lio memberhentikan mobil nya di tempat sepi seperti ini, bahkan tak ada pengendara yang lewat. Apa kak Lio akan meninggalkan ku disini? Atau menyakiti ku? Kini pikiran-pikiran gila bersarang di kepala ku, dan aku mulai takut.

"Kak sebenar nya ini dimana? Dan kenapa kita disini?" tanya ku hati-hati.

Kak Lio hanya menoleh sebentar ke arah ku, kemudian "ntah lah, gue juga gak tau," kata nya.

Apa-apaan ini? Jawaban macam apa itu, kini aku mulai kesal.

"Maksud kakak apa? Kita pulang aja ya kak, disini sepi dan gelap," ucapku takut.

"Lo takut?" tanya kak Lio, ia kini menatap ku intens.

"Eh iy..yya kak," balesku.

Ku lihat ia mengeluarkan seringaian jahat nya. Ohh sungguh aku membenci seringaian itu.

"Lo takut dengan tempat ini atau lo takut kalo gue apa-apain lo disini? Hmm?" tanya nya. Ia menaikkan sebelah alis nya dan mendekatkan wajah nya pada wajah ku.

"Maksud kakak apa? Ya gue takut dengan tempat ini karna sepi kak," kataku. Aduh aku gugup.

"Jadi lo gak takut sama gue? Lo gak takut kalo gue apa-apain lo disini?" kata nya. Ia makin mendekatkan wajah nya. Jantungku berdebar-debar sekarang.

Oh astaga kenapa pembicaraan nya jadi begini?

Aku menggelengkan kepala ku tanda tak takut, tidak mungkin juga kak Lio mau ngapa-ngapain aku. Lagian aku bukan tipe nya.

Dia kembali menyeringai jahat dan semakin mendekat kan wajah nya, semakin dekat, semakin dekat, dan kini bibir nya telah menempel di bibir ku, astagaaa kak Lio mencium ku? Sontak aku membelalakkan mataku, sedangkan kak Lio menutup matanya dan terus mencium ku.

Kini ia mulai melumat bibir bawahku, tubuh ku mulai menegang, jantungku berdetak kencang.

"Manis dan rasa anggur," gumam nya dan menyudahi ciuman nya.

Bisa ku lihat ia tersenyum setelah mencium ku, sedangkan aku hanya terdiam dan terpaku. Lalu ia kembali menjalankan mobil nya.

Pikiran ku masih melayang, apakah ini nyata? Kak Lio mencium ku? Aku terus memegangi bibir ku yang masih terasa basah, dan pipi ku kini mulai memanas dan kurasa telah memerah.

Bolehkah aku berharap lebih setelah kejadian ini? Bolehkah aku berharap kak Lio mulai menyukai ku? Apa beginikah rasa nya bahagia? Ku rasa aku tak bisa tidur nyenyak hari ini.

****


Aduh Lio uda mulai berani ya cium-cium Pink :D
Uda gak ragu-ragu deh kaya nya :D
Bakal jadian gak ya?
Tunggu part berikut nya ya :)
Terima kasih :)

Kamu Yang KusukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang