25. Sakit dan Lelah

631 15 0
                                    

Kata orang menunggu itu membosankan, tapi bagiku menunggu kamu mencintaiku itu hal yang paling aku nanti-nanti, aku tak pernah bosan menunggu sampai hari itu tiba..
~Pink Angelica
•••

Udara malam ini sangat dingin, tak terasa hingga malam mereka juga belum selesai manggang-manggang nya. Mereka tertawa lepas bahkan yang memiliki pasangan saling bercanda mesra.

Berbeda dengan Pink, sedari tadi ia hanya duduk sendirian dan termenung di atas batu besar, sedangkan sahabat nya Aila masih sibuk menyelesaikan tugas nya. Sebenar nya Aila tak tega membiarkan Pink duduk sendirian, tapi Pink meminta Aila untuk tidak ikut bersamanya. Ia hanya ingin menyendiri, ia mengeratkan jaket nya, sesekali ia menggosok-gosok telapak tangan nya kemudian meletakkan telapak tangan nya di pipi nya. Angin malam membuat nya sedikit menggigil.

Ia ingin beranjak pergi tapi kaki nya terasa kaku untuk berjalan, ia tak kuat kalo harus melihat orang yang di cintai nya bermesraan bersama gadis lain. Mendengar canda tawa mereka saja membuat hati nya sakit seperti teriris-iris. Tak heran jika air mata nya terus saja menetes dan tak bisa di cegah nya.

Pandangan nya lurus ke depan, sementara pikiran nya melayang kemana-mana, mata nya terlihat kosong.

Tanpa di sadari nya, tampak seorang gadis berjalan mendekati nya.

"Hay Pink, boleh gue duduk disini?" tanya gadis itu.

Aku mendongak kan kepala ku melihat siapa gadis itu, ternyata ia kak Disty pacar kak Leo.

"Boleh kak, duduk aja," bales ku pelan.

"Lo suka ya sama Lio?"

Skakmat!

Jantung ku seperti berhenti berdetak mendengar pertanyaan itu, aku tak tau harus menjawab apa.

"Gue benar ya? Uda gak usah takut, gue juga gak bakal bilang siapa-siapa kok, lagian menyukai seseorang itu hal biasa." Ia menoleh kearahku lalu tersenyum manis.

"Ka..kakk kok taa..u?" aku gugup sekali.

"Siapa sih yang gak tau kalo uda melihat tatapan mata lo natap Lio itu berbeda, Lo gampang di tebak Pink, ekspresi suka lo keliatan banget," katanya.

Pasti pipi ku sudah memerah sekarang. Keliatan banget ya kalo aku suka kak Lio? Apa kak Lio tau juga? Aduh aku malu.

"Cieee blushing cieee.." kak Disty mulai menggoda ku.

"Apaan sih kak, Pink malu tau," kataku polos.

"Gue cuma mau kasih tau aja Pink, lo harus hati-hati sama Riana, dia itu gak sebaik yang lo kira, dia licik, dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau, dia juga akan menyingkirkan orang-orang yang menyukai apa yang ia miliki, gue tadi melihat tatapan kebencian di matanya saat menatap lo," ujar kak Disty.

Aku bergidik ngeri mendengar ucapan kak Disty, mulai sekarang aku harus berhati-hati.

"Iya kak, makasih untuk info nya, mulai sekarang gue akan lebih berhati-hati." Aku tersenyum ke arah nya.

***

"PINKKK!!!!! KAK DISTYYYY!!!! MAKANAN NYA UDA SIAPPP!!!" Teriak Aila.

Aku dan kak Disty segera berjalan menghampiri mereka.

Banyak sekali makanan nya dan sudah tersedia di atas tikar, mereka menggelar tikar di atas rerumputan halaman villa.

Aku duduk di sebelah Aila, sedangkan kak Disty duduk di sebelah kak Leo.

Baru saja aku ingin mencomot ikan panggang itu.

"Enakk banget ya lo tinggal makan! Bukan nya bantuin nyiapin ini semua, Dasar pemalas gak tau malu!!" bentak kak Riana. Gerakan tangan ku terhenti tepat di depan mulutku.

Sakit ya rasa nya disindir. Sekarang aku merasa tak berguna, bukan nya tak mau membantu mereka, tapi aku gak kuat melihat kak Lio dengan kak Riana, aku gak mungkin nangis di depan mereka, jadi aku memilih menyendiri saja. Siapa sangka kini kak Riana memojokkan ku dengan sindiran nya. Perkataan nya sungguh mempermalukan ku.

"Eh maaf kak," ucapku seadanya, aku kembali meletakkan ikan itu ke piring ku lalu tertunduk malu. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku pergi saja meninggalkan mereka?

"Uda dong sayang, kamu kok ngomong nya gitu, uda biarin aja, ingat kita buat acara ini untuk happy-happy," ucap kak Lio.

Mendengar perkataan kak Lio aku kembali mendongak kan kepala ku, sakit sekali mendengar nya membela gadis lain.

"Gue jadi gak nafsu makan gara-gara lo bitch!" ucap kak Riana lalu berlari meninggalkan kami.

Aku hanya bisa terdiam dan menahan tangis.

"Gue samperin Riana dulu ya, kalian makan aja duluan," kata kak Lio lalu pergi menyusul kak Riana.

Aku hanya menatap kepergian kak Lio dengan tatapan sedih, gara-gara diriku semua nya jadi hancur. Aila dan kak Disty menatap ku iba, sedangkan kak Leo dan kak Rangga memasang wajah datar.

Aku bangkit dari tempatku.

"Gue ngejar kak Riana dulu yah Ai, kak, gue harus minta maaf." baru saja ingin pergi, tiba-tiba kak Disty mengucapkan sesuatu.

"Jangan di kejar Pink, atau lo akan menyesal," ucap nya lirih.

"Tapi ini salah gue kak, jadi gue harus minta maaf, gue akan baik-baik aja kak," bales ku lalu berlari meninggalkan mereka.

***

Pink mencari-cari dimana keberadaan kak Riana dan kak Lio, tekad nya uda bulat untuk meminta maaf, dia terus mencari di sepanjang halaman villa yang luas itu, tapi tak kunjung ketemu, ntah kenapa hati kecil nya ingin sekali mencari mereka di semak-semak dekat halaman villa itu, baru saja memasuki semak itu, mata nya langsung terbelalak tak terpecaya, seharus nya ia mendengarkan kata-kata kak Disty tadi, kini luka di hatinya kembali terbuka, bahkan hati nya seperti di cabik-cabik binatang buas, air mata nya menetes sangat deras dan tak ada henti-henti nya, ia langsung membalikkan badan nya dan keluar dari semak-semak itu, dan berlari menjauh dari sana. Saat berlari pun ia terus menangis, hingga ia menemukan pohon yang lumayan besar dan berlari menuju pohon itu.

Tubuh nya langsung luruh ke rumput, dan bersandar di pohon itu.

"Sesakit inikah melihat orang yag gue cintai berciuman dengan wanita lain di depan mata gue? Sesakit inikah rasanya melihat langsung orang yang gue cintai berciuman 2 kali dengan wanita yang berbeda? Dan beginikah rasanya patah hati berkali-kali? Gue mohon Tuhan, hapuskan rasa di hati ini, gue gak kuat..." ucapku lirih dan terus menangis.

Aku gak yakin bisa setegar dulu, waktu melihat nya berciuman dengan Lyan, waktu itu saja aku seperti mayat hidup, gimana sekarang? Bahkan luka itu sobek semakin besar, susah untuk menutupi nya.

"Sakit... Hiks, sakitt sekalii.. Hiks, sakit rasa nya disini," aku memegang dadaku yang sangat terasa sesak ini.

Kejadian tadi terus terngiang-ngiang di kepala ku hingga aku tak bisa untuk tidak menangis.

Apakah ini yang namanya liburan? Bahkan aku seperti terkurung di dalam kegelapan, tak cukup kah cemburu sudah membuat hati ku sakit? Kini di tambah dengan siksaan yang bertubi-tubi untuk hatiku, aku lelah, bahkan sangat lelah, aku lelah dengan semua nya tapi kenapa aku tak bisa berhenti? Aku tak bisa membuang perasaan ini, lelah ku terasa percuma.

Akibat terlalu banyak air mata yang keluar, mata ku terasa perih, aku memejamkan mataku, hingga terlarut dalam kegelapan dan tertidur.

****

Kamu Yang KusukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang