27. Pilihan Hatiku

702 19 0
                                    

Suasana kota Bogor sangat menarik di malam hari, jalanan ramai, lampu-lampu hias yang cantik, dan banyak kuliner-kuliner yang lezat.

Malam ini Pink dan Aila pergi ke cafe dimana biasanya Pink slalu datang kesana bersama keluarga nya, Ming's cafe namanya. Cafe itu terkenal dengan suasana nya yang tentram, bahkan terbilang romantis, biasa nya Pink slalu mengisi acara disana dengan bermain piano dan menyanyikan sebuah lagu. Tapi semenjak ayah nya tiada, Pink tak pernah lagi berkunjung ke cafe itu.

Malam ini ia mengajak Aila pergi kesana, ntahlah hati kecil nya ingin sekali pergi ke sana dan menyumbangkan sebuah lagu dan memperlihatkan sebuah permainan piano yang indah.

Sampai sekarang pun, hati Pink masih terluka, perasaan nya masih sangat sakit, hanya piano lah yang bisa menenangkan pikiran dan jiwa nya.

Sepanjang perjalanan menuju kesana, Pink hanya diam dan melamun saja. Bahkan Aila pun tak tega untuk berbicara dengan nya. Hingga akhir nya mereka sampai di Ming's cafe.

"Pink, kita uda nyampe ini, lo gak mau turun?" tanya Aila. Suara Aila menyadarkan ku dari lamunan panjang ku.

"Ehh iya, ayo," kataku.

Saat keluar dari mobil, aku melihat mobil yang terparkir di sebelah mobil kami, bukan kah ini mobil kak Lio? Kenapa harus terus bertemu dengan nya disaat aku ingin menenangkan pikiran? Apa sebenar nya rencana mu Tuhan?

Aku mengalihkan pandangan ku lalu masuk ke cafe itu, Aila menggandeng tangan ku.

Tepat disaat kami ingin duduk di meja nomer 2, kak Lio dan teman-teman nya datang dan ingin duduk di meja yang sama dengan kami.

"Ups sorry, gue gak tau kalo kalian ingin duduk disini juga," kata kak Lio ramah.

"Gapapa kak, duduk aja disini bareng kami, lagian kami hanya berdua, jadi masih muat kok," balesku.

Astaga apa yang ku katakan? Apakah hati ku uda siap melihat pasangan di depan ku ini? Kamu terlalu baik Pink, bahkan rela nyakitin hati mu sendiri.

Mereka pun duduk dan memesan makanan, begitu pun kami. Aku melihat ke sekeliling cafe ini, ternyata dekorasi nya masih sama dan tidak ada yang berubah, bahkan piano itu masih ada, piano yang menjadi pasangan ku saat berada disini. Aku mengalihkan lagi pandanganku mencari seseorang, dan yah, ternyata dia ada disana sedang duduk di dekat piano sambil memainkan ponsel nya, siapa lagi kalo bukan pemilik cafe ini.

Aku bangkit dari duduk ku.

"Ai, lo gue tinggal dulu gak apa ya? Gue mau ketemu teman lama," ucapku lalu tersenyum.

"Siapa Pink?" tanyanya.

"Pemilik cafe ini," ucapku.

"Kak jagain teman gue ya," kataku pada kak Lio yang sedari tadi asik pacaran.

"Emm ya.." bales nya singkat.

***

Aku pergi meninggal kan mereka dan berjalan mendekati pemilik cafe ini. Ku lihat dia masih belum menyadari kedatangan ku.

"Hay Za," sapa ku.

Ku lihat ia terkejut saat melihat ku.

"Lo Pink kan? Teman kecil gue yang sering kesini dulu?" tanya nya.

Aku terkikik geli melihat ekspresi nya.

"Iya ini gue Pink, gue kangen banget sama lo Eza, gue juga kangen banget sama tempat ini." aku langsung memeluk nya.

Eza Tano adalah teman kecil ku sekaligus pemilik Ming's cafe.

Eza membalas pelukan ku.

"Lo datang sama siapa Pink?" tanya nya. lalu melepas pelukan ku.

"Sama teman-teman gue," ucapku lirih. Bahkan aku tak tau apakah aku dianggap teman oleh kak Lio atau tidak.

Eza terus memperhatikan ku, mungkin ia menyadari perubahan raut wajahku.

"Lo lagi gak baik-baik aja kan Pink? Gue tau isi hati lo," katanya.

Ya Eza memang bisa membaca pikiran, ia bisa tau apa saja jika menatap mata seseorang.

"Dari pada lo sedih, lo liat deh piano itu, lo gak kangen mainin piano itu? Gue kangen banget liat lo ngisi acara di cafe gue. Gue sengaja gak jual tuh piano karna gue yakin lo bakal datang lagi kemari apalagi disaat suasana hati lo memburuk," katanya lagi. Ia mengusap-ngusap kepala ku.

"Makasih Za lo uda jagain piano ini buat gue, malam ini gue akan mainin nih piano," kata ku lalu tersenyum.

Eza menarik tangan ku menuju piano yang ada di atas panggung itu, ia menyuruh ku duduk lalu tiba-tiba ia membuat kehebohan.

Tesss...tess....

"Mohon perhatian nya semua, hari ini tamu istimewa saya datang, dulu ia sering mengisi acara di cafe ini, dan sekarang ia ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk menghibur kita semua." semua pelanggan menatap ke arah kami, bahkan Aila, kak Lio, dan teman-teman nya menatap ke arah kami juga.

Sebelum memainkan piano, aku mengucapkan sesuatu.

"Lagu ini, untuk seseorang yang slalu ada di hati dan pikiran saya, bahkan seseorang itu tak pernah tau perasaan saya tapi saya tetap menunggu nya mencintai saya walaupun dia sudah mempunyai pasangan, biarpun hati saya harus tersakiti, tapi saya tetap memperjuangkan nya, untuk kalian yang cinta nya  bertepuk sebelah tangan seperti saya, jangan mudah menyerah, dan terus lah memperjuangkan cinta kalian."

Setelah mengatakan itu, jari-jari ku mulai menekan-nekan piano ini, belum apa-apa ku lihat sudah ada yang menangis karena kata-kata ku tadi. Kini aku mulai menyanyikan sebuah lagu.

Berdiri ku disini
Hanya untukmu
Dan yakinkan ku
Untuk memilihmu

Dalam hati kecilku
Inginkan kamu
Berharap untuk dapat bersamamu..

Air mata ku kini telah menetes dengan sendiri nya.

Aku kan ada untuk dirimu
Dan bertahan untukmu..

Suasana nya terlalu menyedihkan untukku.

Terlukis indah raut wajah mu
Dalam benakku
Berikan ku cinta terindah
Yang hanya untukku..

Tertulis indah puisi cinta dalam hatiku
Dan aku yakin kau memanglah
Pilihan hatiku
Ooh...

Terlalu indah liriknya hingga terbayang penantian ku selama ini yang selalu menanti mu kak. Air mata ku semakin deras membasahi pipiku. Aku melanjutkan liriknya.

Dalam hati kecilku
Inginkan kamu
Berharap untuk dapat bersamamu..

Aku kan ada untuk dirimu
Dan bertahan untukmu..

Terlukis indah raut wajah mu
Dalam benakku
Berikan ku cinta terindah yang hanya untukku..

Tertulis indah puisi cinta dalam hatiku
Dan aku yakin kau memanglah
Pilihan hatiku
Ooh...
~Lavina - pilihan hatiku

Selesai sudah lah permainan ku, dan semakin deras pula lah air mataku hingga aku terus menangis.

Prokkkk...prokk...prokkk....

Tepuk tangan meriah itu membuat ku sedikit tersenyum. Ternyata banyak yang senang dengan permainnku.

Aku termenung sejenak.

Semoga lagu ku tersampaikan ke hati mu kak, karna kau akan slalu menjadi pilihan hatiku, aku tak pernah menyesal telah mencintai mu hingga detik ini kak, aku slalu berharap semoga ada keajaiban untuk cintaku.

Aku tersenyum miring lalu bangkit dan meninggalkan panggung.

****

Kamu Yang KusukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang