15. Kesedihan Pink

630 17 1
                                    

PINK POV

Aku menatap bayangan yang ada di kaca, Bayangan seorang gadis memakai seragam sekolah dan penampilan yang sangat kacau. Siapakah dia? Apa itu aku? Kenapa keadaan ku berantakan sekali? Hidung merah, mata juga merah dan sembab, muka lesuh dan tak ada semangat sama sekali, kenapa dengan ku? Aku serasa seperti mayat hidup sekarang.

Aku mengambil tas ku ingin berangkat sekolah, baru berjalan beberapa langkah ingin keluar kamar, tiba-tiba sekilas memori menyakitkan itu terlintas lagi di pikiranku. Sontak air mataku kembali menetes. Sampai kapan aku akan begini terus? Aku ingin kembali hidup normal, tapi hati ku belum kuat untuk melupakan semua yang terjadi.

Aku menyeka air mata ku, terus berjalan lagi melangkah ke luar kamar.

"Pinkk.. Gak makan dulu nak?" ucap mama. Aku hanya menggelengkan kepala tanda tidak usah.

"Kalo gitu mama bawakan bekal ya nak? Hmm kamu diantar supir aja hari ini ya, gak usah bawa motor dulu" ucap mama lagi. Aku hanya mengangguk tanda iya.

Setelah mama memberikan bekal aku langsung berjalan keluar meninggalkan mama tanpa pamit terlebih dahulu.

"Kamu kenapa nak? Kamu seperti mayat hidup nak," ucap mama sangat pelan, tapi aku masih bisa mendengar, Mama menatapku sedih. Seakan tau rasa sakit yang ku rasakan saat ini.

Mendengar ucapan mama tadi, aku jadi sedih. "Pink juga gak mau kaya gini ma, tapi Pink gak bisa lawan rasa sakit di hati Pink, Pink uda coba tapi hasilnya selalu gagal," ucapku lirih. Aku lalu masuk ke dalam mobil.

***

Di dalam kelas aku hanya duduk termenung, Aila dan Lyan juga belum datang. Sesekali aku menangis mengingat hal itu, dan slalu menghapus air mata ku setiap kali menetes. Aku akan berusaha untuk tetap tegar. Tak lama aku kembali termenung.

"Pink lo uda datang? Tumben-tumbenan lo cepat banget datang nya," ucap Lyan yang baru saja datang. Aku lalu menatap Lyan. Melihat wajahnya membuat ku ingat insiden kemarin dan itu membuat luka di hatiku kembali terbuka. Alhasil aku hanya diam saja tak membalas perkataan nya, sekarang aku lagi berusaha untuk tidak menangis di depan nya.

"Pink lo dengar gue gak? Kok lo diam aja?" ucap nya lagi. Aku hanya diam saja, seperti nya tubuh ku kaku seketika tidak bisa apa-apa.

"Pinkkk,"

"Pinkkkkkkkkkkk!!," teriak nya.

"Aduhhhh Lyan suara lo berisik tau gak?" Aila yang baru datang terlihat kesal mendengar teriakan Lyan yang membuat telinga nya sakit.

"Hehehe.. Habis nya ini sih Pink dari tadi gue ajak bicara dia hanya diam aja. Liat tuh wajah nya, kaya nya dia lagi sedih deh Ai, kasian ya Pink jadi kaya mayat hidup gitu, di ajak bicara aja gak bisa." Lyan mulai memasang ekspresi sedih nya, tak tega melihat ku.

Aila datang menghampiriku duduk di sebelahku, kemudian dia menepuk pipi kiri ku pelan, seakan sadar dari lamunan ku, aku menoleh ke arah nya.

"Pink, gue tau lo lagi sedih, tapi lo jangan gini terus, jangan nyakitin diri lo kaya gini Pink," ucap nya lirih.

Ketika aku ingin menjawab, bel masuk pun berbunyi. Aku tidak jadi menjawab kata-kata Aila tadi.

Selama pelajaran berlangsung, aku hanya melamun. Bahkan sesekali aku meneteskan air mata, dan cepat-cepat juga menghapus nya. Aila pun terkadang melirikku dan menatap ku iba.

***

"Guys gue senang banget deh," ucap Lyan sambil tersenyum. Lalu ia meminum jus nya.

Kini aku mencoba bicara, sudah tidak sesedih tadi pagi.

Kamu Yang KusukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang