8. Murid baru

639 21 2
                                    

Hujan turun membasahi bumi. Hawa dingin bagai menusuk tulang-tulang pink dan aila. Dengan kelas yang terbilang cukup berisik itu menambah kesan membosankan bagi mereka berdua. Tidak bisa kemana-mana karena hujan tak kunjung berhenti. Jaket tebal bagai tak ada artinya bagi pink, dia masih saja menggigil kedinginan. Sementara aila menelungkupkan kepala nya di atas meja. Tiba-tiba hening, hanya suara pintu terbuka yang terdengar.

"Selamat pagi anak-anak," ucap seorang guru yang baru saja masuk.

Pink masih tetap memeluk jaketnya dan menatap lurus kedepan. Sementara aila langsung menegakkan kepala nya dan menatap sang guru.

"Pagi pak," ucap seluruh siswa.

"Hari ini kita kedatangan murid baru, Kamu yang diluar silakan masuk dan perkenalkan dirimu," teriak sang guru menyuruh murid baru itu masuk.

Baru beberapa langkah murid baru itu masuk kelas, banyak yang terpukau dan terpesona melihatnya, apalagi di kalangan laki-laki. Ada yang mengatakan dia sangat lah cantik bak boneka barbie, ada juga yang mengatakan tubuhnya sangat sexy, dan ada juga yang bergumam bahwa murid baru itu sempurna, dan masih banyak lagi. Tak kalah terkejut dengan para laki-laki, pink dan aila pun sama terkejutnya. Bahkan mereka melongo melihatnya, sebagai seorang wanita mereka pastilah iri melihat gadis itu. Dengan tubuh yang bagus, kulit putih bersih, hidung dan bibir yang mungil, rambut panjang, dan mata yang berwarna biru, benar-benar cantik sekali.

"Perkenalkan nama saya Lilyana Alika, panggil saja Lyan. semoga kita semua bisa berteman baik," ucapnya sangat lembut dan tersenyum tulus.

Pink dan aila tersadar dari lamunannya setelah mendengar gadis itu memperkenalkan diri, "Bahkan senyum nya saja sangat manis, suara nya juga begitu lembut, serta namanya sangat bagus. Sungguh gadis yang sempurna," batin pink.

"Baiklah lyan, kamu bisa duduk disana," ucap pak budi menunjuk ke arah bangku kosong didepan bangku ku dan aila.

Lyan berjalan menuju tempat duduknya, sampa di bangku nya dia menyapa 2 gadis yang duduk dibelakangnya.

"Hay, nama kalian siapa?" katanya sambil tersenyum pada kami.

"Eh, gue pink angelica," aku tersenyum.

"Gue aila valeria," ucap aila juga tersenyum.

"Kalian cantik yah, gue boleh jadi teman kalian kan?" ucapnya sangat lembut.

Sontak aku dan aila saling tatap, "boleh," kata kami barengan.

"Jadi sekarang kita temenan?" katanya lagi, dia begitu senang.

"Yah sekarang kita temanan," ucapku.

Lyan pun kembali menghadap ke depan, dan kami melanjutkan pelajaran.

****

Vilio dan teman-temannya baru saja memasuki kantin, seperti biasa mereka duduk di pojokkan kantin. Mereka pun memesan makanan, dan bercerita-cerita.

Di sisi lain pink, aila, dan lyan juga baru memasuki kantin dan mereka duduk di bagian tengah. Tak lama pandangan lyan tertuju ke arah vilio dan teman-temanya, wajah yang sangat dirindukannya. Pink pun penasaran pada seseorang yang ditatap lyan, dia mengikuti arah pandang lyan, ternyata sedari tadi lyan menatap vilio.

Pink curiga, kenapa lyan masih saja menatap vilio, dari tatapan nya seperti seolah-olah sangat merindukan seseorang yang lama tidak ketemu.

"Emmm guys, gue pergi sebentar ya, nanti gue balik lagi, ada urusan sebentar, urusan hati" ucap lyan tersenyum, dan berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban teman-temanya.

Pink dan aila tidak mengerti dengan maksud ucapan lyan, akhirnya mereka melihat kemana arah lyan pergi, ternyata lyan pergi ke tempat vilio duduk.

Lyan merasa sangat senang sekarang. Ia langsung menyapa vilio.
"Hay sayang, aku rindu banget sama kamu," lyan memeluk vilio dari belakang, dia mengalungkan tangannya di leher vilio.

Vilio kaget karna dirinya di peluk seseorang, begitu juga teman-temannya. Tetapi dia sangat mengenal suara itu, dia pun menoleh ke belakang.

"Kamu?! Kenapa bisa disini? Kemana saja kamu selama ini? Aku juga sangat merindukanmu," vilio langsung memeluk kekasihnya itu. Tak sadar banyak orang yang memperhatikan tindakan mereka, banyak juga tatapan-tatapan iri dari kaum laki-laki maupun perempuan.

"Aku minta maaf sayang, setelah kamu pergi ke jerman, aku sangat sedih, gak nafsu makan, aku slalu menangis dan mengurung diri di kamar, mama tak tega melihatku histeris begitu, jadi aku di kirim ke new york, tadinya untuk melupakanmu, tapi aku tetap gak bisa melupakan kamu, aku sangat mencintai dirimu, aku tak pernah menghubungi mu karna ponsel ku hilang saat aku sedang jalan-jalan di new york, dan ketika aku mendapat kabar dari mama kalau kamu uda balik ke indonesia aku langsung menyusul mu kesini, dan aku diberitahu mama kalo kamu bersekolah disini, makanya aku langsung pulang ke indonesia, sebenarnya aku ingin ke rumah kamu, tapi aku ingin memberi kejutan," lyan menangis dipelukan vilio. Vilio mengelus-elus kepala lyan dengan sayang.

"Maaf, karna aku uda ninggalin kamu dan buat kamu sedih, sekarang aku disini juga demi kamu," ucap lio, lalu lio mengakat dagu lyan dengan jarinya, dan mereka saling tatap.

"Aku janji, aku gak akan ninggalin kamu lagi," ucap vilio mencium kening lyan lalu meleluk lyan erat. Seolah dunia hanya milik mereka berdua. Tak perduli orang mau mencemooh mereka atau apalah.

Sementara dari arah lain, pink dan aila terkejut dengan apa yang mereka lihat, adegan romantis yang sangat mengharukan, tapi tidak dengan pink, hatinya bagaikan tersayat pisau beribu-ribu kali. Hatinya tak tahan melihat adegan itu, alhasil air matanya menetes begitu saja. Tangannya memegangi dadanya dan menepuk-nepuknya pelan.

"Jangan dilihat kalo sakit," ucap seorang cowok yang ntah datang dari mana. Tiba-tiba sudah duduk di samping pink. Pink langsung mengalihkan pandangannya melihat siapa cowok itu. Yah dia adalah rangga kakak kelasnya yang nyebelin itu.

Sedangkan Aila yang melihat temannya menangis sungguh merasa kasihan, hatinya juga ikut sakit melihat pink menangis begitu.

"Em gue gapapa kok kak," pink berusaha tegar. Lalu bangkit dari kursinya dan berlari meninggalkan rangga dan aila.

Aila yang terkejut, hanya bisa menatap kepergian temannya. Mungkin temannya itu lagi butuh waktu sendiri. "Pink lo mau kemana?" batin aila.

****

Angin berhembus kencang. Membuat beberapa helai rambut pink beterbangan menutupi wajahnya. Saat ini hati nya sedang tak karuan. Sakit, perih, itulah yang ia rasakan. Daun-daun berjatuhan di samping bangku yang diduduki nya, pandangannya kosong menatap lurus ke depan. Satu tangannya memegangi dadanya. "Tidak berdarah tapi kok sakit ya?" ucapnya lirih.

"Tuhan.. Kenapa kau buat aku mencintai dirinya? Kalo ternyata dia bukan untukku melainkan untuk temanku? Bagaimana bisa aku mencintai orang yang bahkan sangat mencintai kekasihnya?" katanya sangat pelan. Air matanya kembali menetes perlahan-lahan. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ingin rasanya ia berteriak tetapi ini masih di area sekolah, dia takut nanti ada orang yang mendengarnya dan menyangka kalo dia aneh.

"Lo boleh peluk gue kalo lo mau, gue siap jadi tempat berbagi lo, gue rela baju gue basah karna air mata lo, siniii..!" tiba-tiba aila datang lalu memelukku. Rasanya nyaman berada di pelukan aila, dia memang sahabat terbaikku.

"Ai, ternyata gue mencintai orang yang bahkan mustahil jadi milik gue," ucapku sangat pelan.

"Gak ada yang mustahil di dunia ini pink, hati seseorang siapa yang tau? Kalo lo aja bisa suka sama dia, mungkin aja dia nanti juga bisa suka sama lo, yang penting lo harus tetap kuat, apapun nanti jawaban dari perasaan lo itu, lo harus bisa terima, gue slalu ada buat lo pink." ucap aila lalu melepas pelukannya dan menghapus air mataku.

"Lo kuatkan pink? Jangan sedih dong, lihat tuh ingus lo uda kemana-mana, euuhh menjijikkan tau gak pink," katanya lagi. Aila lucu sekali dengan pura-pura jijik begitu, aku pun tersenyum melihat tingkahnya.

"Gitu dong pink, lo cantik kalo tersenyum, mirip ariana grande," ucap aila mengejekku. Aku pun memukul tangannya pelan, lalu ia menggelitikku, aku pun tertawa, ini sungguh kelemahanku, rasanya sangat geli di gelitikkin oleh aila. Hingga sedikit demi sedikit aku mulai bisa melupakan kesedihanku.

****

Kamu Yang KusukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang