Epilog

1.2K 36 3
                                    

Seorang gadis memperhatikan ke arah gudang kosong itu, ia menyeringai licik ketika melihat target nya masuk ke dalam jebakan nya.

"Kena kau bitch sialan!" gumam Riana.

Ya rencana nya berhasil membawa Pink ke gudang kosong itu, tak sia-sia usaha nya membayar anak kecil itu dan menyuruh nya untuk pura-pura ingin mengambil boneka yang ada di dalam gudang.

Sedari tadi ia slalu mengawasi Pink, semenjak keluar dari toilet kumuh itu. Riana belum puas membuat Pink sedih karna belum sepadan dengan nya yang di permalukan Lio di muka umum.

Ia tak akan membiarkan musuh nya bahagia dan akan membuat musuh nya itu menderita.

Setelah puas memperhatikan gudang itu dari jauh, ia pergi dengan senyum bahagia di wajah nya.

Di sisi lain Pink sangat ketakutan berada di dalam sana. Cahaya lampu yang redup membuat Pink was-was dengan gudang ini, ia takut jika ada orang jahat bersembunyi di tempat ini dan menerkam nya kapan saja.

Tubuh kecil nya mulai menggigil sebab baju nya masih basah, dan juga bergetar karna ketakutan, bibir nya mulai pucat dan sudut bibir nya yang terluka sudah membiru, luka di pergelangan tangan nya juga sudah mengering, dan mata nya juga sudah membengkak akibat kebanyakan menangis, ia tak bisa apa-apa dan hanya bisa memeluk dirinya sendiri.

***

VILIO POV

Sedari tadi hati dan pikiran nya gelisah, Pink tak kunjung balik dari toilet. Ntah kenapa firasat nya buruk.

Ia mondar-mandir tak jelas kaya setrikaan rusak.

"Gue pusing liat lo mondar-mandir mulu Li, duduk gih! Gue gak bisa nikmatin pemandangan nih," sewot Aleo.

"Iya kak, aelah duduk ngapa! Bentar lagi juga Pink pasti datang, khawatir banget sih kak? Kenapa?" Pertanyaan Aila membuat ku berhenti mondar-mandir.

"Gue juga gak tau, tapi hati gue gak tenang sejak Pink pergi," seruku dengan lantang.

"Cieee cinta tuh.." kata Rangga.

Mereka hanya menatap ku dan tersenyum-senyum sendiri. Ntah apa yang membuat mereka tersenyum aku pun tak tau.

Aku kembali duduk, ku lihat jam ku sudah menunjukkan pukul 15.30 Wib. Aku tambah gelisah karna sampai sekarang Pink juga tak kunjung kembali. Sudah 1 setengah jam ia pergi. Aku tak bisa menahan kegelisahan ku lagi, aku bertekad untuk mencari nya.

"Guys gue cari Pink dulu yah, gue gak tenang kalo cuma duduk doang, gue takut dia kenapa-kenapa," Aku berlari meninggalkan mereka.

Saat Lio telah pergi. Rangga, Disty dan Aleo berniat mengejar nya, tapi di tahan oleh Aila.

"Eh kakak-kakak tunggu dulu," seru Aila.

"Ada apa?" jawab mereka bertiga kompakan.

"Biarin aja kak, jangan di kejar, biar mereka nanti berduaan saja, biar romantis." Aila mengeluarkan cengiran nya.

Mendengar perkataan Aila, mereka duduk kembali.

Sementara Lio sudah mencari ke semua toilet wanita, tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Pink, ia hanya menemukan sebuah kantung plastik yang berisikan pakaian yang tadi di kenakan oleh Pink, dan ia menemukan itu di depan pintu salah satu toilet disini. Pink sudah mengganti pakaian nya dan keluar dari toilet, tapi mengapa ia tak kembali ke pantai? Dan mengapa pakaian ini ada di depan pintu toilet? Seharusnya Pink membawanya. Pikiran buruk semakin bersarang di kepala Lio.
Dimana kamu Pink? Tolong jangan buat aku khawatir.

Lio terus mutar-mutar mencari Pink sepanjang pantai ini, tapi tak kunjung ketemu.

Ia mengambil ponsel nya, dan membuka GPS, semoga saja Pink mengaktifkan GPS nya. Dan ya, gadis pintar, Lio senang karna ternyata gadis itu mengaktifkan GPS nya. Lio berpikir, kenapa tidak dari tadi aja dirinya kepikiran ke situ?

Kamu Yang KusukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang