1. Baby Kev Beetwen Us

11.2K 700 38
                                    

A few month later.

Devan benar benar dibuat pusing dengan yang namanya bayi. Sosok bertubuh mungil dengan suara melengking itu benar benar membuatnya tak dapat menikmati harinya.

Daripada menyebutnya anugerah, makhluk itu lebih cocok dipanggil monster.

Baginya.

Bagi orang yang masih berbau pengantin baru.

***

"Apakah kau akan segera berangkat ?" tanya Key saat melihat Devan sudah rapi dengan jas kerjanya.

Pria itu mengangguk. "Apakah tidak terlalu cepat ? Kau terlihat..." Key menelengkan kepalanya sembari menahan senyum.

Devan mendesah. "Kepalaku akan pecah kalau aku masih bertatap muka dengannya."

Key tertawa senang saat Devan menunjuk bayi mungil yang berada dalam pangkuannya.

"Lihat. Dia bahkan menularimu untuk mengkhiatiku." sungut Devan.

Key tertawa makin kencang. Membuat Devan mau tak mau tersenyum melihat kebahagiaan yang Key pancarkan.

Devan mendekat. Memeluk Key ke dada. Dengan sengaja menggoyang tubuhnya ke kiri ke kanan, menjepit laki laki  yang sedang menggendong seorang bayi itu ke dadanya.

Key terkekeh. Beberapa kali melayangkan protesan mengatakan kalau Devan akan membunuh bayinya. Membuat Devan mau tak mau melepaskan pelukannya.

See. Bayi itu penghalangnya.

***

Devan berjalan santai memasuki kantornya. Mengumbar senyum pada siapapun, menandakan betapa ringan hidupnya yang sekarang.

"Kana. Pesankan aku kopi hitam. Antar ke ruanganku." katanya pada sekretaris barunya. Ngomong ngomong Sarah sudah mengundurkan diri sebelum pernikahannya dengan Key.

Beruntung perempuan itu tidak melaporkannya ke polisi.

***

"Ya hun ?" sapanya pada seberang saat mengangkat panggilan dari Key.

[Dev. Bisakah kau membawakan beberapa botol susu segar pulang nanti ?]

Devan tersenyum. Merasakan Key perlahan berubah. Laki laki yang menjabat sebagai suaminya itu bahkan sudah pandai merayu dari pada hanya sekadar meminta. Ia yakin, di seberang Key pasti sedang tersenyum malu malu.

"Sampai kapan anak itu akan minum susu segar ?" tanyanya.

[Sampai dokter memperbolehkan.] Devan mendengar jelas kikikan Key di sana. [Kau tahukan kalau Baby Kev belum boleh minum susu formula ? Usianya baru 6 bulan.]

"Usia enam bulan itu normal sayang."

[Tapi kata Adam—]

Devan yakin Key sedang merengut di seberang.

"Iya aku tahu. Maafkan aku." Devan tertawa kecil begitu Key langsung memutuskan sambungan teleponnya. Pertanda bahwa ia kesal.

Devan juga paham. Bayinya yang sekarang tergolong bayi lemah. Bayi yang terlahir prematur tanpa cacat itu berbeda dari yang lainnya. Bahkan di usianya yang menginjak enam bulan, bayi itu tidak diperbolehkan meminum susu formula sampai ada keterangan lansung dari dokter.

Devan tak ingin ceroboh. Walau bagaimana pun, bayi yang bernama Kevan itu adalah anaknya.

***

Adam mengangkat kepalanya begitu pintu terbuka. Ia tersenyum begitu melihat wajah sahabatnya.

Like A MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang