cepet bangetkan up datenya
***
Key menarik turun kemeja putih besar yang ia pakai. Kemeja Devan yang tertinggal. Belakangan ini Key hobi sekali memakai kemeja Devan, dan kemeja ini favoritnya. Karena bau Devan tercium khas di sana. Aroma mint yang samar samar.
Berbalik, Key melangkah menuju ranjang Kevan. Bocah itu terus terusan merengek ingin keluar dari ranjangnya. Balita itu tidak bisa keluar dari sana. Key sengaja menukarnya dengan ranjang yang memiliki pagar yang tinggi. Karena Kevan suka kabur saat terbangun dari tidurnya tanpa sepengetahuan Key.
Key duduk di tepi ranjangnya sendiri setelah mengeluarkan Kevan. "Selamat pagi." katanya. "Bilang apa dulu, sayang ?" tanyanya.
"Su-su..."
Key menahan senyum. "Ayo bilang pagi."
"Mamam...mam..." Kevan merengek lagi. Sepertinya ia sudah begitu lapar.
"Bilang pagi dulu."
"Mmaaa..."
Key gemas bukan main hingga tak tahan untuk mencubit pipinya lembut. "Sayang Mama dulu sini." katanya mendekatkan wajahnya.
Kevan menurut, dengan lucu menempelkan pipinya di pipi Key. Menurutnya, itulah yang dinamakan sayang. Balita itu selalu melakukan itu saat Key minta sayang.
"Cup-nya ?"
Istilah aneh. Tapi, kata kata itu menjadi komunikasi keduanya. Seperti menjadi rutinitas mereka setiap hari. Buktinya, Kevan membawa bibir mungilnya untuk memberikan ciuman pada bibir Key yang telah menantinya. Kemudian kembali memasang wajah merengeknya.
Key menggandeng tangannya. Lalu menggiringnya keluar. "Kevan ingin bacon ? Omelet ? Atau salad ?"
***
Key memutuskan untuk pergi ke supermarket hari ini. Menggunakan celana panjang yang tidak terlalu ketat. Key bersiap pergi bersama Kevan yang tidak bisa ia tinggalkan.
Menyusuri komplek perumahan, Key berlari kecil untuk menggapai tangan Kevan yang aktif bergerak.
"Jangan ke sana. Lihat ada Loki." katanya mengatakan tokoh kartun jahat yang sering Kevan tonton. Dalam serial marvel favoritnya.
Balita itu menurut. Berlari kecil sesekali menatap ke belakang. Terpancing ucapan Key tentang Loki.
Key tertawa kecil. Memperlambat langkahnya karena ia jadi mudah lelah. Mengibaskan tangannya merasakan kulitnya mulai berembun. Padahal belum beberapa menit di luar.
Selang 5 kemudian. Key sampai di jalan besar. Menunggu di tepi jalan untuk menemukan taksi yang akan mengantarnya ke super market.
***
"Permisi. Bisa bantu aku mengambil susu itu ?" pinta Key pada karyawan wanita di sana.
Karyawan itu menoleh. Menatap dari atas ke bawah dengan tatapan menilai nan aneh. Tapi karyawan itu memaksa senyum kecil. "Tentu." katanya.
Key tersenyum tanpa makna. Sudah hapal betul jenis jenis tatapan seperti itu. Tatapan menilai. Tanggapan aneh. Perasaan jijik.
Key kebal. Hampir semua yang melihatnya melakukan hal yang sama. Tapi kebanyakan dari mereka memilih untuk tidak peduli. Sama seperti Key, tak peduli.
"Terimakasih." kata Key saat perempuan ia memberikan sekaleng susu bubuk pada Key. Lalu membiarkan wanita itu pergi.
Key menghela napas. Lalu menoleh pada Kevan yang ia dudukan di atas keranjang. "Kevan ingin apa sayang ?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Maze
Storie d'amoreHidup itu tak ubahnya labirin. Banyak kelok yang kadang menyesatkan. Kadang menjadi petaka. Kadang berbuah manis pada akhirnya. Tak ada yang dapat menebak jalan labirin tanpa berusaha. Pada akhirnya, kita hanya akan berputar putar di tempat yang sam...