14. Save Me

3.7K 430 124
                                    

Mobil Devan terparkir di depan rumahnya saat matahari terbenam. Sisa mereka berdua, bertiga dengan Kevan yang sudah tertidur di kursi belakang. Setelah sebelumnya mengantar Adam dan Jeremy terlebih dahulu.

Devan menyandang tas, lalu menggendong Kevan di bahu. Membantu Key saat laki laki hamil itu keluar.

Key meringis. Memegangi Devan merasakan kakinya kesemutan saat menginjak tanah. Berdiam diri beberapa menit untuk menetralisir rasa nyeri dan kram di sekujur tubuhnya.

Devan memeluknya lalu menggiringnya masuk.

Tepat saat pintu terbuka, menampakkan Maria juga Renata.

"Kalian sudah kembali ?!" pekik Renata kaget. Sedangkan Maria hanya berdiam diri. Wanita itu menoleh ke arah Renata. "Ibu akan kembali." katanya.

Apa ?

Ibu ?

Maria menoleh pada Devan lalu Key, memalingkan wajahnya dengan helaan napas, wanita itu pun berlalu pergi.

Key mengerjap. Lantas menoleh ke belakang, menatap sang ibu mertua dengan pandangan tak mengerti.

Key tak mengerti kenapa Maria menjadi begitu dingin.

Devan langsung mengantarnya ke kamar. Menidurkan Kevan di sisi lain ruangan itu lalu menemukan Key sudah dalam posisi tidur. Pria itu menghampirinya. Memegang bahunya dengan bisikan lembut.

"Jangan tidur dulu. Ayo makan." katanya.

Key melirih dalam ringisan. "Aku lelah..." katanya tanpa membuka mata.

"Kau belum makan dari tadi. Sedikit saja, ya ?" Devan berusaha membujuk.

Key mengalah. Mengangkat tubuhnya saat Devan menarik tangannya. Berjalan tertatih karena demi Tuhan, pinggangnya serasa hendak patah.

"Kau ingin apa ?" tanya Devan setelah Key duduk di kursinya.

"Apa saja." jawab Key.

Kemudian Renata datang dari ruang depan. "Aku sudah memasak. Aku masak sayuran dan daging." katanya. "Aku masak banyak, aku sudah menduga kalian akan datang." Renata tersenyum manis.

Key terdiam. Matanya menatap Renata yang mengeluarkan makanan dari kabinet atas dibantu Devan. Ia berdiam diri begitu makanan tersaji di depannya.

Mengatupkan bibirnya, Key mendongak. "Tapi aku ingin ikan..." katanya.

***

"Kita tidak punya ikan Key." jawab Devan.

Key menunduk menatap meja dengan merengut. "Tapi aku ingin." lirihnya.

Devan mendudukan dirinya di depan Key, kehabisan kata.

"Tidak bisakah kita makan sekarang dan lekas tidur ? Lagipula kenapa tiba tiba kau menginginkan ikan ?"

Key diam berpikir. Tak tahu juga kenapa ia menginginkan ikan, padahal makanan yang terlihat lezat di hadapannya tersedia cukup banyak. Pikiran itu muncul begitu saja saat mendengar Renata memasak sesuatu untuk mereka.

Key tidak tahu.

Suara berdecit mengalihkan perhatian Key. Ia menoleh menemukan Devan sudah bangkit. "Aku akan membelikannya untukmu. Sudah jangan menangis." katanya lalu melangkah menuju kamar untuk mengambil kunci mobilnya.

Key mengedip lantas menyentuh pipinya. Menemukan telapak tangannya basah oleh sesuatu yang bernama air mata.

Sejak kapan ?

Devan kembali, lalu mendekap kepalanya dari belakang untuk memberikan sebuah ciuman. Pria itu pun berlalu untuk pergi.

Key menyandarkan tubuhnya sembari berpikir,

Like A MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang