"Devan. Devan bangun. Devan." Devan mengerang begitu merasa ranjang bergoyang. Belum lagi suara rengekan Key di telinganya.
Saat ia membuka mata sepenuhnya. Ia kaget menemukan Key dengan wajah dan mata yang memerah.
"Apa yang terjadi ?" lantas ia bangun untuk menangkup pipi Key.
Key terisak. "Aku muntah banyak sekali. Aku lapar tapi makanan yang kubuat tidak enak. Aku—"
"Ssstt..." Devan memeluknya ke dada. Menenangkan laki laki hamil yang sedang dalam mood buruk itu.
"Aku akan memasak untukmu. Kau ingin apa ?" tanya lembut.
Key mengusap matanya. "Aku tidak tahu." Devan mengernyit lantas mengaruk kepalanya. Bagaimana mungkin tidak tahu ?
Tak ingin membuat Key lebih bersedih, Devan pun mengiyakan. Lalu membawa Key ke dapur.
Devan menghubungi Adam, menunggu sambil menatap Kevan yang sibuk dengan buburnya di kursi bayinya.
[Ya ?]
"Adam. Suamiku muntah muntah pagi ini. Kira kira makanan apa yang tidak membuat mual ?"
[Yang pasti jangan daging. Kau bisa memberinya sayuran segar. Salad mungkin?]
"Tapi Key bukan vegetarian."
[Devan, orang hamil itu seperti dunia terbalik. Yang biasanya suka menjadi benci, yang biasanya benci malah dicari. Kalau kau tanya makanan yang tidak membuat mual, jawabannya sayuran segar. Jangan yang berbau pekat seperti daun selada.] jelas Adam panjang lebar.
"Aku mengerti. Terimakasih." kata Devan langsung mematikan sambungan saat Key merengek padanya. Ia mulai memanaskan minyak pada kompor.
Ia memutuskan untuk membuat salad dengan roti lapis. Dalam waktu 15 menit, semuanya jadi. Ia membawanya pada Key yang sudah merengut menunggunya.
"Makanlah."
Key menatap makanan di depannya. "Aku tidak mau tomat." katanya menatap dua potong tomat di sana.
Devan mengambilnya dengan sabar. Ia tersenyum saat Key mulai melahap saladnya dengan tenang. Devan melihat sepiring bacon di sana. Lalu menatap Key. "Kau yang buat ?" tanyanya.
Key mengangguk. "Jangan dimakan. Tidak enak." katanya.
Devan mengangkat kedua alisnya lantas memakan bacon itu. Key melotot melihatnya. "Kubilang jangan dimakan!" rengeknya keras. "Tidak enak."
"Ini enak sayang. Lihat aku baik baik saja. Lagipula masakanmu yang terbaik. Mana mungkin tidak enak." godanya dengan kerlingan membuat kerutan di hidung Key sementara wajahnya memerah.
Devan tertawa sementara Key merengut. Ia memakan saladnya dengan brutal sampai mulutnya menggembung.
"Bersiap siaplah. Kita ke dokter hari ini." kata Devan.
"Dokter Renata ?" tanya Key. Devan mengangguk membuat Key tersenyum. Entah kenapa Key menyukai dokter yang satu itu. Ia hanya merasa nyaman.
***
Key tersenyum saat dokter wanita itu menyambutnya hangat. "Hallo. Apa kabar ?" tanyanya ramah.
"Baik. Hanya ingin check up."
"Itu bagus. Jadi dimana Kevannya ?" tanya dokter Renata.
"Sebenarnya yang akan check up adalah aku, tapi kalau sekalian dengan Kevan juga tidak apa apa."
Saat itulah Devan menyusul dengan Kevan di gendongannya. Memberikan salam untuk kemudian mengambil posisi di samping Key.
"Kau tahukan kalau ini klinik Bayi dan Ibu Hamil ?" tanya Renata agak bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Maze
RomanceHidup itu tak ubahnya labirin. Banyak kelok yang kadang menyesatkan. Kadang menjadi petaka. Kadang berbuah manis pada akhirnya. Tak ada yang dapat menebak jalan labirin tanpa berusaha. Pada akhirnya, kita hanya akan berputar putar di tempat yang sam...