17. Hold Me

3.9K 404 138
                                    

Udah berapa lama gue nggak up date ?????!!!!!!!! 😡😡😡

Maaf yah 😂😂😂

***

.

.

.

Key menarik selimut besar menutupi tubuhnya dan Kevan yang sama sama setengah telanjang. Entah apa yang Key pikirkan, ia lebih memilih untuk meladeni kemanjaan Kevan dari pada bermain keluar karena cuacanya yang cerah.

Kevan melingkarkan kakinya ke ke tubuh Key sementara wajahnya mengusak dada Key. Key terkikik dan Kevan memekik girang begitu Key menggulingnya untuk duduk di atas dadanya. Di atas perutnya yang mengembung. Kevan menempelkan bibirnya di bibir Key saat Key memintanya. Balita itu terlihat senang.

Lalu tiba tiba kepala Vin muncul di balik tudung sofa bed yang ditidurinya. Remaja itu sudah rapi dengan setelannya.

Vin mendengus. "Aku akan pergi ke kampus."

Key tersenyum lebar. "Hati-hati, Vin." katanya.

Vin mendengus lagi, lalu menundukan tubuhnya untuk menangkup pipi Kevan dan menciuminya gemas. Kevan memberontak hingga Vin melepaskannya. "Jangan rindukan Kakak, ya Kev. Dah !!" katanya lalu pergi dari sana.

Kevan kembali berguling ke sisinya. Lalu membuat membuat suara lucu. Key tersenyum, lalu menoleh saat ponselnya berdering di sisinya yang lain.

Key tersentak saat melihat nama yang tertera di layar. Tanpa berpikir ia langsung mengangkatnya.

"Devan—"

Tut tut tut...

Dan sambungan putus begitu saja. Key mengedip lalu menatap layar ponselnya dramatis. Dadanya kembang kempis dengan cepat.

"D-Devan..." lirihnya.

Mungkin Devan marah. Mungkin pria itu ingin balas dendam. Devan sakit hati. Tapi diperlakukan seperti ini membuat Key juga sakit. Key tak bermaksud untuk memperlakukan Devan seperti semalam. Key hanya terlalu sensitif.

Key melirih. "Aku membencimu..." bisiknya meletakkan kembali ponselnya dengan pelan.

Suara mobil di luar menarik perhatiannya. Key menggosok matanya, lalu bangkit. Menyambar kemejanya yang tergeletak di lantai, Key memasangnya lalu mengintip keluar melalui jendela kaca.

Key menekan kepalanya untuk meneliti siapa orang yang datang. Tapi, saat menemukan seorang pria dengan jas hitam dan rambut acak acakan, Key tak perlu berpikir karena laki laki hamil itu segera melesat keluar dengan cepat.

Key mencapai pintu dengan terengah. Tangannya menapak pada perutnya dan satu lagi menopang di pintu. Matanya berkaca kaca dengan melirih mendapati seorang pria di depannya di bawah tangga.

Key nyaris menangis saat pria itu tersenyum. "Kau memutuskan telpon saat aku belum bicara lebih dari satu kata." ujar Key lirih. "Aku membencimu..."

Key menuruni tangga dengan cepat. Hingga pada anak tangga ke tiga, Key tersentak dengan tubuh menegang. "A-akkhh !!!" pekiknya. Tangannya refleks memegang perutnya merasakan seperti kejut listrik mengalir dari perut ke seluruh tubuhnya. Kaki Key gemetaran hingga tak sanggup menopang berat tubuhnya. Key jatuh di pelukan suaminya.

"Hiks akh..." Key terisak. "Devan..." Key menatap wajah suaminya. "D-dia merindukanmu. Hiks ter-ternyata d-dia merindukanmu. D-dia merindukan Daddynya. Aku—"

Devan memeluknya lalu segera membawanya ke dalam. Kepala Key menyentuh bantal saat Devan membaringkannya di sofa bed dengan ruang tamu. Pria itu melepas jas dan dasinya. Hingga mencopot sepatunya dan melemparkannya sembarangan.

Like A MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang