TCE|30 Tragedy

999 114 23
                                    

"Jinjja? Geureu, sekarang jawab pertanyaanku, atau kau mau aku melecehkanmu lagi?"

Saena dengan cepat meletakan tangannya di depan dadanya, dan sedikit menjauh dari Jihoon. "Katakan!" pinta Jihoon.

Saena memejamkan matanya untuk sesaat lalu menghembuskan nafasnya kasar, "Ne. Aku menyukaimu. Kau puas?"

"Jadilah pacarku?"

Damnn!!!

Mungkin ini yang diinginkan Saena untuk beberapa tahun— tidak beberapa bulan yang lalu, tapi tidak untuk sekarang. Mungkin benar, orang pendiam akan terlihat menakutkan saat marah, dan itu berlaku pada Jihoon.

Jihoon dikenal sebagai sosok yang pendiam di sekolah. Bukan introvert? Ataupun 'The Ice Prince' hanya seorang yang tidak ingin mengatakan apapun pada yang lainnya. Dan Jihoon hanya berteman dengan orang-orang yang dikenalnya di rumah. Iya, hanya Jungkook dan Yugyeom temannya.

Saena menggelengkan kepalanya, "Ani! Shireo!" jawabnya.

"Wae?! Kau bilang kau menyukaiku, lalu kenapa kau tidak mau menerima cintaku eoh?!"

"Kau yang memaksaku! Karena itu aku mengatakannya!"

Jihoon menegapkan tubuhnya dan menatap Saena, "Sekarang katakan apakah kau menyukaiku? Katakan apa yang hatimu rasakan."

Saena terkejut. Jika nanti Dia mengatakannya, apakah Jihoon juga menyukainya sepenuh hati? Atau hanya terpaksa?

"Ani! Uri cheoreom aniyo! Kau menyukai Eunbi, jadi kita tak bisa bersama."

"Aku hanya menyayanginya sebagai adikku! Tidak ada perasaan lainnya."

Benarkah itu, Jihoon-aa? Batin Saena. "Ani! Kau menyukainya, bahkan kau menganggapnya sebagai seorang yeoja!"

"Argh!" Jihoon menggeram, Dia menarik rambutnya kasar, dan melonggarkan ikatan dasi yanh dipakainya. "Harus berapa kali aku katakan! Aku sudah tidak menyukainya. Aku hanya menyukaimu, Saena."

Sudah tidak yaa, berarti kau pernah menyukainya Jihoon-aa. Dan perasaan itu tidak akan mudah hilang. Saena tersenyum kecut, "Geurigo, mari kita saling memberi waktu. Kau memberi waktu untukku, agar bisa menyakinkan diriku. Dan aku memberi waktu untukmu, agar bisa meyakinkanku."

"Geureu! Eolmana?"

"Sampai aku yakin akana dirimu dan juga diriku sendiri." Saena berjalan mendekati Jihoon dan berhenti di sampingnya. "Kau tidak akan bisa berpindah hati semudah kau membalikan telapak tangan. Kau tidak bisa membuat seseorang yakin padamu, semudah kau mengedipkan matamu."

Jihoon membalik badannya menatap Saena, dan berniat meraih tangan Saena. "Sae—"

"Maka dari itu, mari kita saling mengerti mulai sekarang."

Jihoon menundukan kepalanya untuk sesaat sebelum kembali menatap Saena, "Biarkan aku memelukmu kali ini."

Saena tersenyum, Dia mendekatkan dirinya pada Jihoon. Dan dengan cepat Jihoon memeluk Saena dengan erat. Sangat erat, hingga Saena dapat merasakan detakan jantung Jihoon. "Kau mendengarnya?" tanya Jihoon.

"Kau sudah memelukku, sekarang biarkan aku—"

Jihoon memperat pelukannya, dan sedikit meletakan wajahnya di ceruk leher Saena. "Aku sungguh menyukaimu. Aku tidak ingin kau salah paham akan perhatian yang aku berikan pada Eunbi. Karena aku juga sedang melindunginya dari bahaya yang mengancamnya."

"Ba-bahaya? Bahaya apa?" tanya Saena.

"Seseorang tengah mengancam keberadaanya, dan kuharap kau juga menjaganya dari orang itu."

[6] Take Care, Eunbi | J.J.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang