Delapan

223 29 8
                                    

Hari ini cuaca kurang bersahabat, rintik hujan masih turun membasahi bumi. Fay yang setiap minggu rajin untuk olah raga berbeda dengan hari ini.
Ia lebih memilih menghabiskan pagi dengan mimpi indahnya.

Beberapa jam kemudian sinar matahari mulai menyeruak kepenjuru kamar Fay dan hujan pun telah reda, mau tak mau ia bangun dari tidur nyenyak nya. Badan nya terasa pegal karena bangun terlalu siang.

Setelah membersihkan badannya, Fay memilih untuk mengisi perutnya yang mulai lapar. Ia makan tanpa ada yang menjahili karna Nathan keluar rumah sejak tadi pagi.

Fay mulai merasa bosan dengan harinya. Gea tidak bisa kerumahnya karena ada acara dengan keluarga.

Ntah keajaiban apa, tiba-tiba terdapat notif dari Rega yang mengajaknya jalan-jalan.

Fay langsung bersorak senang dan segera berganti pakaian. Selang beberapa menit Rega telah menunggu Fay di dekat mobilnya.

Mereka langsung berangkat untuk mengisi akhir pekan yang membosankan ini.

***
Saat ini Fay dan Rega sedang mengisi perutnya setelah berkeliling pusat perbelanjaan. Mereka banyak menghabiskan waktunya ditoko buku karena Fay ingin membeli novel.

Sejak tadi mereka berusaha menetralkan detakan jantung masing-masing yang seperti orang selesai melakukan marathon.

Dilain sisi Rega mulai menyadari perasaannya kepada Fay dan akan segera mengungkap kan nya. Sedangkan Fay, ia berusaha menepis perasaan aneh tersebut. Namun, hati kecilnya menolak segala penyangkalan Fay tentang perasaan nya kepada Rega.

Hari menjelang sore dan Rega tlah mengantar Fay kerumah nya dengan keadaan utuh seperti semula.

"Hmm...kak makasih buat hari ini ya. Kalau gak ada lo pasti gue udah mati gara-gara bosan." ujar Fay yang dibalas senyum dan anggukan Rega.

Saat Fay akan membuka pintu mobil, tangan nya dicekal oleh Rega.

"Fay gue mau ngomong--" Rega sengaja menggantung kan kalimat yang akan diucap kan sehingga membuat Fay semakin penasaran tentang apa yang akan diucap kan Rega. "kalau gue sayang sama lo." lanjutnya.

"Wajar kali kak, kan gue adik kelas dan juga adik dari sahabat lo sendiri." jawab Fay  menyangkal meskipun hatinya berkata lain."Gue sayang sama lo lebih dari itu Fay." Fay hanya diam mendengar penuturan Rega.
"Be my girlfriend?" lanjut Rega.

Seketika pasokan oksigen terasa menipis. Fay gugup harus menjawab apa, tapi sesaat kemudian ia mulai menetralkan keadaan nya dan mengangguk.

Rega yang melihat anggukan Fay kembali memastikan jawaban atas pengakuan perasaan nya.
"Lo beneran terima gue?"
"I-iya kak." ucap Fay sedikit terbata.

Rega langsung memeluk Fay dan tak hentinya tersenyum, ia merasa bahagia akan ada nya sosok baru yang slalu ia pikirkan tiap malam.

"Gue janji Fay. Gue gabakal ninggal dan bikin lo kecewa." ujar Rega disela pelukan mereka.
"Gue pegang janji lo kak."

Fay sedikit tenang karena ucapan Rega. Jujur ia takut bila ditinggalkan saat rasa sayang dan nyaman itu mendera.

Setelah itu Fay masuk kerumahnya dengan senyum mengembang. Untung saja kakak dan orang tua nya tidak ada dirumah. Karena dapat dipastikan ia akan digoda habis-habisan oleh mereka, terutama kakaknya.

Fay langsung membaringkan badannya setelah mandi. Senyuman nya pun masih tercetak diwajah cantiknya itu. Tak lama Fay tlah terlelap dan bersamaan dengan itu muncul notif dari Rega yang mengatakan bahwa ia akan menjemput Fay besok pagi.

Kebahagiaan Fay terasa sempurna dengan adanya Rega. Karena saat senyum terus mengembang, kebahagiaan terasa tak akan pernah usai.

~~~
Hai :v
Apa kabar? Semoga baik :)

Curhat dikit deh :v
Sabtu kemarin gue terima rapot dan Alhamdulillah ga ada C nya :v
Dan sekarang gue ditinggal bonyok ke Malang :v

Udah deh ya
Jangan lupa vote dan comment

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang