Dua Belas

194 24 4
                                    

Suara riuh rendah memenuhi seluruh koridor SMA Nusa Bakti.
Semua siswa bergegas menuju halaman tengah setelah mendengar suara Pak Abdul dari mikrofon sentral.

Berbaris sesuai urutan kelas dengan rapi dan wajib mendengarkan informasi. Kedengaran nya membosan kan, tapi tidak ada yang berani membuat ke-gaduhan setelah melihat siapa yang naik mimbar.

"Selamat Pagi anak-anak. Tujuan saya mengumpulkan kalian disini untuk memberitahu bahwa akan ada kegiatan bakti sosial. Bagi nama yang disebut kan silahkan maju." ujar Pak Wahyu yang masuk dengan mulus ke pendengaran seluruh siswa.

"Fayla X IPA 1 , Arega XI IPA 3 , Gea X IPA 1, dan Kevin XI IPA 3 silahkan maju ke depan." Mereka berempat maju dan diberi komando untuk ke lobi sekolah.

"Bapak memanggil nama kalian untuk menjadi panitia inti acara bakti sosial tersebut." ujar Pak  Wahyu selaku pembina kesiswaan.

"Maaf pak, kalau boleh tau. Mengapa organisasi sekolah tidak digunakan?" tanya Gea.

"Begini nak Gea, anggota organisasi sedang menyiapkan untuk acara pentas seni minggu depan. Sementara baksos ini sebagai ajang pembangunan jiwa sosial." ujar Pak Wahyu sebelum meneruskan kalimatnya. "Nanti kalian akan dibantu oleh anggota tim basket dan juga bapak ibu guru."

Mereka mengangguk paham setelah mendengar penjelasan Pak Wahyu.

"Tempat dan segala keperluan sudah disiap kan sekolah. Kalian boleh kembali ke kelas. Nanti akan ada info mengenai teknis acara." ujar Pak Wahyu mengakhiri pembicaraan.

Mereka langsung melangkah kan kaki menuju kelas untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar. Saat Fay dan Gea baru saja melangkah kan kaki memasuki kelas, bel pergantian pelajaran berbunyi. Namun ada yang beda kali ini, guru sejarah itu tidak membawa buku. Semua siswa menebak kemungkinan yang akan terjadi dan ternyata...

"Anak-anak, jam pulang sekolah dimajukan karna ibu dan bapak guru akan menghadiri acara dinas. Kalian bisa meninggalkan sekolah saat ini juga." ujar Bu Siti

Seluruh siswa otomatis bersorak ria. Berbeda dengan Fay yang hanya geleng-geleng kepala menyaksikan aksi teman sekelas nya.

"Fay...lo udah ditunggu noh sama Kak Rega." ujar Farel si ketua kelas yang ditanggapi anggukan oleh Fay.

Fay langsung melengang keluar kelas tanpa lupa pamit kepada Gea. Benar saja, Rega sedang menunggu nya sambil memainkan game diponsel nya.

"Gue punya kejutan buat lo." ujar Rega sambil menyimpan ponsel nya kedalam saku saat Fay dihadapan nya.

"Gausah sok misterius deh. Kejuatan apaan?" tanya Fay yang mulai penasaran.

Alih-alih mendapatkan jawaban, Rega langsung menggenggam tangan nya agar ikut melangkah. Fay mendecak sebal dengan pipi yang sedikit mengembang.

Kali ini Rega membawa mobil ke sekolah untuk mensukses kan rencana nya.

"Lo gak niat nyulik gue kan kak?" tanya Fay saat Rega menyodorkan kain hitam penutup mata.

"Ishhh....ngapain coba gue culik lo. Udah deh nurut aja ya bae." ujar Rega yang membuat pipi Fay memerah saat mendengar kata terakhir yang terlontarkan.

Rega langsung melajukan mobil nya saat kain hitam telah bertengger manis menutupi kedua mata Fay.

Disisi lain ada seseorang yang menahan sakit dihati nya karena cemburu melihat sepasang kekasih itu.

***
Selama perjalanan, Fay tak hentinya menanyakan kapan akan sampai. Ia risih dengan penutup mata ini. Beberapa menit kemudian, mobil telah berhenti disebuah tempat yang sudah disiapkan oleh Rega.

Rega menuntun Fay berjalan, hingga mereka berhenti ditempat yang pas.

Rega membantu Fay membuka penutupa matanya. Takjub, satu kata yang terucap saat mata nya menatap sekiling. Bunga matahari yang membentang menjadi hal yang membuat Fay tak hentinya tersenyum.

"Fay--" interupsi suara membuatnya berbalik dan menatap Rega di depan nya.
"Gue bukan salah satu dari cowok romantis kayak di drama Korea, tapi gue punya cara yang beda dalam nunjukin perasaan ke orang yang gue sayang. Jangan pernah pergi, karena lo bagian dari hidup gue."

Fay terpaku mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Rega. Air mata bahagia mengalir dengan deras nya.

"Hei jangan nangis dong." ujar Rega sambil mengusap air mata dipipi Fay dengan ibu jarinya.

Mereka duduk diatas ayunan dengan bersenandung kecil. Hingga tak terasa matahari telah diatas kepala.

~~~
Aloo :v malam gais
Update malam-malam gak apa kali ya
Maklumlah malam malam aku sendiri tanpa chating nya lagi wowowo

Idih kok kayak lirik lagu gitu :3
Udah deh ya buat kalian yang begadang silahkan baca chapter ini dan jangan lupa buat..

Buat apa gais? Vote dan comment mwah :v

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang