Fay memandang seluruh penjuru kamarnya. Tak sanggup rasanya harus pergi meninggalkan segala hal disini, termasuk kenangan bersama mereka yang ia sayangi.
Beberapa jam lagi ia akan terbang ke negara di Benua Eropa. Ia tak tau keputusan nya tepat atau tidak. Karena saat ini ada hati yang harus diperbaiki dan jalan yang tepat adalah pergi menjauh untuk sementara waktu.
Fay melihat jam weker yang ada dinakas menunjuk kan pukul 22.00 itu artinya ia harus segera tidur. Matanya tak sengaja menatap pigura kecil disamping jam weker itu. Disitu terdapat sepasang kekasih yang terlihat bahagia. Tak lain tak bukan mereka adalah Fay dan Rega.
Tetes air mata lolos keluar dari kelopak mata Fay, dengan kasar ia menghapus nya. Pertahanan nya akan roboh kembali jika terus memikirkan semua kenangan manis yang pernah Rega buat bersamanya.
Dilain tempat terdapat seorang lelaki yang terus memperhatikan pesan yang dikirim teman nya. Pilihan nya saat ini terkesan labil, disatu sisi ia mencintai perempuan yang menjadi pacarnya namun sekitar 2 bulan ini ia tinggalkan dengan tiba-tiba sementara status masih mengikat, sedangkan sisi lainnya ia merasa masa lalunya membuat ia terjatuh pada masa dimana mereka nerajut kasih.
"Akh..." teriakan frustasi dari laki-laki tersebut yang tak lain adalah Rega.
'Lo harus nentuin pilihan sebelum semuanya pergi Ga. Jangan sampai nyesel karena orang yang benar-benar dihati lo memilih menjauh karena sifat dan sikap lo.'
Kata-kata itu masih terngiang jelas dan berputar memenuhi pikiran Rega. Sang pengirim pesan membuatnya berpikir keras karna tak mengatakan semuanya dengan gamblang.
***
Pagi ini, Fay menuju bandara bersama semua keluarganya, padahal penerbangan masih 1 jam lagi. Itu karena Nathan dan mamanya harus pergi kesekolah untuk pengambilan rapot."Hati-hati disana, jangan pernah keluar malam saat gue belum disana, nurut sama papa, kalau keluar sama Nichol karena gue percaya sama dia. Oke Fay?" ujar Nathan yang disambut anggukan malas dari Fay.
Tak heran memang, Nathan adalah orang yang paling protective dibanding orang tua nya. Dalam hati Fay menggerutu, Nathan pikir dia anak kecil yang dilarang pergi tanpa pantauan orang dewasa. Fyuuh begitulah nasib memiliki kakak yang sayang dan menyebalkan secara bersamaan.
"Mama sama Kak Nathan harus ke sekolah buat ambil rapot dulu ya." ujar Maudy setelah melihat jam tangan yang melingkar ditangan nya.
Fay dan papa nya menjawab sambil tersenyum. Sebelum benar-benar meninggalkan bandara, mama dan papa nya sempat berpelukan seakan mereka akan pergi saling meninggalkan. Ah, ingin rasanya Fay memiliki kisah cinta seperti kedua orang tuanya itu.
***
Rega berdiri dipinggiran balkon koridor kelas sambil memperhatikan gerbang utama sekolah. Entah kenapa ada perasaan mengganjal dihati nya semenjak pesan yang ia dapat kemarin malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger
Teen FictionMelodya Fayla Aransyah Sebelum nya ia tak begitu memikirkan tentang cinta. Sampai pada suatu ketika ia dipertemukan oleh seseorang yang menunjukan betapa indah nya cinta. Tapi mengapa saat semuanya berjalan sesuai keinginan, ada saja masalah yang ti...