Seorang gadis masih asik berkutat dengan hangatnya selimut ditengah dingin nya suhu kota London. Ia tak memiliki niatan untuk bangun dan ber-aktivitas seperti biasa nya.
"Hoaaam...." ujarnya saat merasa ada cahaya yang menembus matanya.
Perlahan kedua kelopak mata indah itu terbuka. Betapa terkejutnya ketika ia melihat siapa yang pertama dilihat nya.
"Ih, ngapain sih ke kamar gue pagi-pagi? Gue masih ngantuk tau." gerutu Fay namun tak dihiraukan oleh Nich.
"Pagi? Apa lo bilang? Pagi? Pagi dari Hongkong apa? Ini udah tengah hari Fayla." ujar Nich sambil menarik rambutnya sendiri karena terlalu gemas pada Fayla.
"Lah, kenapa lo yang heboh sih? Kan kalau di drama tuh ya, yang seharusnya heboh sendiri tuh gue." ucapan Fayla lolos diiringi tampang polosnya yang membuat Nich mendengus kesal.
"Bodo amat sama drama, pokok nya sekarang lo mandi. Gue mau ngajak lo jalan-jalan." kemudian Nich langsung melengang pergi, enggan menyaksikan tingkah sepupu nya itu.
***
Hamparan bunga terlihat memukau ditambah dengan suara gemricik air mancur. Nich membawanya ke taman kota yang berada ditengah jantung kota London.Nich menggeleng geli melihat wajah Fay yang melongo seperti burung yang baru keluar dari sangkar nya.
"Tutup tuh mulut, emang ya cuma setahun lo gak ke London langsung lupa sama tempat ini." ujar Nich dengan ekspresi kecewa yang dibuat-buat.
"Lah, ya maaf. Nyatanya gue emang lupa, di Indonesia terlalu banyak tempat yang bagus." Fay mengatakan sambil cengengesan.
"Jangan-jangan lo lupa juga sama David Narendra Abdiansyah." selidik Nich mulai curiga.
Sudah dapat ditebak bahwa Fay memang lupa pada teman pemilik nama itu. Hal itu terbukti ketika cengiran muncul diwajah Fay dan membuat Nich seperti orang kesetanan.
"Dih mulai alay nya. Kadang gue mikir, kenapa harus punya sepupu yang otaknya cuma separuh" ucap Fay dalam hati.
"Fayla, lo kebangetan banget. Masa lupa sama--"
"Nich..." sebuah suara yang berhasil menginterupsi ocehan Nich.
Fayla hampir melongo melihat orang didepan nya ini. Bagaimana tidak, titisan dewa yunani ada dihadapan nya.
"Fay, lo beneran lupa sama nih orang?" tanya Nich sambil menunjuk orang tersebut.
Fayla menganggukan kepala sebagai jawaban. Ia tak mampu bersuara karena unch, pasti ia akan mengeluarkan segala bentuk ke kagumannya.
"Tuh liat Dave, orang yang lo sayang udah lupa sama lo." ujar Nich yang ditanggapi senyuman oleh laki-laki bernama Dave itu.
"Anjir, manis banget tuh senyuman. Gak kuat gue gak kuat. Mimi peri bawa gue pergi dari sini." racau Fayla dalam hati.
"Beneran lupa sama gue nih ceritanya?" tanya Dave yang ditanggapi dengan anggukan polos Fayla.
"Bener ya kata Nich, setahun gak pernah balik kampung emang kayak gini efek nya." ujar Dave diselingi tawa yang begitu mengagumkan bagi Fay.
Tubuh Fay menegang saat Dave mengacak rambutnya gemas. Memang tak ada tanda-tanda desiran dihati, tapi Fay merasa senang dengan perlakuan Dave. Maklum lah, tak dianggap selama beberapa bulan oleh Rega membuatnya seperti ini.
"Masih lupa juga gak sih kalau lo lihat ini?" Dave mengatakan nya sambil menunjukkan sebuah gelang rajut yang melingkar dipergelangan tangan Dave,
"Lo beneran Dave? Orang yang slalu berhasil nenangin gue melebihi Kak Nathan kan? Demi apa pun gue gak percaya." Fay mengatakan nya dengan penuh ekspresi.
"Aduh, baru inget aja udah rempong lo Fay. Ish dasar." sela Nich mengejek Fay, namun Fay hanya melirik sekilas tanpa berniat menanggapi.
Fay menatap tajam Dave seolah meminta jawaban atas segala pertanyaan nya tadi. Dave berdehem sejenak sebelum memulai berbicara.
"Oke, gue adalah David Narendra Abdiansyah si penjinak Melodya Fayla Aransyah, si cewek tengil nan cerewet. Selama ini gue tinggal di Negara sebelah yaitu Belgia, dan saat ini gue bener-bener kangen ke lo" ujar Dave sambil memeluk Fayla.
***
Dilain tempat terdapat dua orang yang saling beradu argumen lewat telpon. Mereka adalah Rega dan Nathan.Nathan terlihat sangat gusar saat mendengar ocehan sahabatnya itu.
"Gue gak mau tau, intinya nanti malam penerbangan ke London gak akan pernah dibatalkan. Terserah lo mau bilang apa lagi, gue gak peduli." ujar Rega
Nathan menghela nafas kasar, sebenarnya ia sangat ingin Rega kembali dengan adiknya. Namun, melihat Fay yang mulai terbiasa dengan ketidak hadiran Rega dalam hidupnya mampu membuat Nathan tenang.
"Terserah lo Arega, tapi jangan pernah lo nyakitin Fay untuk kedua kalinya." ujar Nathan mulai pasrah.
Mendengar itu, Rega mengulas senyum seperti bulan sabit. Ia tak akan mengulang kesalahan fatal yang membuat orang penting dihidup nya pergi menjauh.
Ada satu hal yang tiba-tiba mengganjal dihati Rega. Sebuah pertanyaan yang penuh dengan banyak kemungkinan. Ntahlah, Rega tak mau ambil pusing. Ia mematikan sambungan komunikasi dengan Nathan dan bergegas mempersiapkan keberangkatan nya.
~~~
Aloo :v
Makasih udah baca dan ngikutin cerita ini
Disini gue mau pamit sama kalian buat hiatus dulu eheheJangan lupa vote dan comment
Bubaii 🎈
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger
Teen FictionMelodya Fayla Aransyah Sebelum nya ia tak begitu memikirkan tentang cinta. Sampai pada suatu ketika ia dipertemukan oleh seseorang yang menunjukan betapa indah nya cinta. Tapi mengapa saat semuanya berjalan sesuai keinginan, ada saja masalah yang ti...