Tak terasa Ujian Kenaikan Kelas tinggal menghitung hari dan setelah itu akan berlanjut liburan panjang. Itu artinya hampir 2 bulan Fay bertahan dengan Rega yang mengacuhkan nya seperti orang asing, seakan tak ada kenangan yang mereka ukir bersama.
Fay akan menunggu hingga hari ulang tahun nya nanti. Ia ingin tau apakah Rega masih menyayangi nya atau tidak. Namun, Fay tidak mau memutuskan kelanjutan hubungan ini sebelum mendengar penjelasan Rega. Sebenarnya ia tak ingin pergi meninggalkan, tapi mungkin ini adalah pilihan terbaik. Lucu memang, Fay ingin mendapat jawaban tapi ia terlalu takut untuk bertanya. Alhasil ia hanya menunggu dan menunggu.
Nathan yang melihat adiknya seperti itu mulai gemas, ia tak peduli jika Fay marah karena ia akan menanyakan nya kepada Rega. Meskipun alasan yang Rega berikan nanti tidak logis, setidaknya ia sudah berusaha. Tidak seperti Fay yang hanya diam menunggu, menurut Nathan adiknya itu sama bodoh nya dengan Rega.
Nathan berjalan menuju Rega yang memainkan bola basket ditangan nya. Sore ini mereka ada jadwal untuk latihan ekskul.
"Ga, gue mau tanya sesuatu sama lo. Gue seharusnya emang gak berhak buat ikut campur, tapi gue gemas sendiri liat kalian acuh tak acuh gitu." ujar Nathan.
"Sebenarnya, alasan lo ngejauh dari adek gue apa? Kalau lo sibuk sih gue paham, tapi ini udah mau 2 bulan Ga." lanjut Nathan.
"Sorry Nath, gue masih bingung jelasin nya."
Nathan menghela nafas saat mendengar penuturan Rega. Ia langsung berdiri.
"Gue percayain semua ke lo Ga. Gue cuma gak mau ada yang nyesel nanti nya." ujar Nathan sambil menepuk ringan pundak Rega.
"Thanks Nath." ujar Rega sambil tersenyum sayu.
***
Ujian Kenaikan Kelas sudah dimulai sejak 5 hari yang lalu. Sekarang adalah hari terakhir peperangan siswa siswi SMA Nusa Bakti.Teman sekelas Fay mulai mendengar kabar bahwa Fay akan pindah sekolah, sehingga mereka berniat mengklarifikasi kebenaran kabar itu.
Teettt...
Bel tlah berbunyi yang berarti ujian usai sudah. Semua siswa bersorak ria seolah beban mereka terlepas sudah.
Setelah pengawas ujian keluar ruangan, sontak seluruh siswa menuju meja yang ditempati Fay.
"Fay lo beneran mau pindah?"
"Emang kenapa sih Fay?"
"Kita ngebuat lo gak nyaman ya?"
"Fay jangan pindah dong."
Dan masih banyak lagi pertanyaan yang terlontar. Fay menghela nafas sebelum menjawab seluruh pertanyaan itu.
"Gue masih belum pasti pindah apa gak nya. Terus gue pindah bukan karna gak nyaman sama kalian, yang ada gue gak mau pergi tau. Gue ada rencana pindah karena mama sama papa yang minta. Mereka takut gak bisa ngawasin gue kalau jauh ditambah lagi Kak Nathan yang mau lulus dan lanjut study nya diluar negeri--" ujar Fay kemudian mengambil nafas setelah kalimat terpanjang nya diucap kan.
"Gimana? Udah jelaskan?" lanjut Fay dan disambut anggukan oleh teman nya.
Setelah itu, Fay langsung melangkah kan kaki keluar kelas untuk mencari keberadaan kakak nya. Sorot matanya menagkap siluet Nathan, tapi ada Rega disitu. Seketika wajah Fay berubah sayu, air mata tlah berkumpul dikelopak matanya.
Langkah demi langkah ia lewati. Hingga sampai di dekat Nathan, tatapan nya bertemu dengan mata hazel itu. Fay langsung menunduk dan segera masuk ke mobil. Ia tak sanggup jika harus berlama-lama diluar. Dapat dipastikan air mata nya telah neluncur membasahi pipi.
Lihatlah, mereka seperti orang asing meskipun status sebagai sepasang kekasih.
Nathan hanya geleng kepala melihat Rega dan Fay. Akhirnya ia pamit untuk pulang pada Rega.
🍫🍫🍫
Alooo :v
Makasih buat pembaca, meskipun banyak yang tak meninggalkan jejak. Aku tetep seneng kok.
Kasih saran juga ya gais biar aku semangat nulisnya. Jujur aku gak begitu punya waktu yang cukup buat nulis ehehe :vSelamat membaca, jangan pernah bosan mwah :v
Jangan lupa vote dan komen :vSeyuuuu :v
Unch unch:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger
Teen FictionMelodya Fayla Aransyah Sebelum nya ia tak begitu memikirkan tentang cinta. Sampai pada suatu ketika ia dipertemukan oleh seseorang yang menunjukan betapa indah nya cinta. Tapi mengapa saat semuanya berjalan sesuai keinginan, ada saja masalah yang ti...