Empat Belas

161 21 3
                                    

Berbagai acara telah sukses terselenggara kan. Semua panitia baksos maupun organisasi bisa bernafas dengan tenang.

Fay yang sedang berjalan dikoridor tiba-tiba berlari meninggalkan Gea yang melongo melihat tingkah nya. Ternyata tempat yang Fay tuju adalah kamar mandi.

Ia langsung bernafas dengan lega setelah buang air kecil. Perlu kalian ketahui bahwa Fay telah menghabiskan 2 gelas jus melon dan 3 botol air mineral. Tak usah heran, minuman sebanyak itu akan masuk dengan anggun melewati kerongkongan nya.

Ketika ia akan keluar kamar mandi, pintu nya dihadang oleh 2 orang cewek yang ia pastikan adalah kakak kelas. Mereka menatap Fay seolah akan menerkam, tapi yang ditatap memasang wajah datar nya.

"Permisi, gue mau lewat." ujar Fay

"Oh...ini yang nama nya Fay?" ujar cewek yang menggunakan pita pink.

"Gue kasih tau ya, lo jauh-jauh deh dari Rega." mendengar penuturan itu, Fay sedikit kesal.

"Terus?" tanya Fay sekenan nya.

"Lo itu cuma jadi pe-la-ri-an doang." ujar salah satu dari mereka.

"Oh, terus?" ulang Fay membuat kedua orang dihadapan nya kesal dan memilih pergi.

Sebenarnya, Fay merasakan nyeri dihati nya saat mendengar bahwa ia hanya sebagai "pelarian" , tapi ia tak mau berpikiran negatif kepada Rega. Ia pikir itu hanyalah sikap iri dari orang sekitarnya.

***
Fay yang baru saja duduk dibangku nya langsung dihujani oleh berbagai pertanyaan dari mulut sahabat nya.

"Lo dari mana aja si? Ninggalin gue sendiri dikoridor. Lo tau gimana perasaan gue Fay? Sakit tau, barusan juga lama lagi." tanya Gea dengan wajah yang dibuat seolah kesal.

"Dari kamar mandi." setelah menjawab, Fay langsung menelungkup kan kepala nya diatas meja.

"Ih nih anak diajak ngobrol malah tidur. Gue mau curhat nih." ujar Gea sambil menggoyang kan tangan Fay.

Tanpa disangka, Rega dengan santai nya memasuki kelas X IPA 1 dan menatap Fay yang sedang diganggu tidurnya oleh Gea.

"Fay, ada Kak Rega tuh. Bangun gih." ujar Gea ketika menyadari ada Rega yang berdiri disamping meja.

"Udah deh, lo gak usah cari alasan. Curhat nya nanti aja ya, gue capek." jawab Fay dengan posisi seperti semula.

Gea langsung berdiri dan digantikan oleh Rega. Dengan pelan kepala Fay diusap oleh Rega. Hingga tak lama Fay terbangun dari tidurnya.

"Kak Rega?" ujar Fay sambil mengerjapkan mata untuk memastikan bahwa sosok didepan nya ini adalah kekasih nya. "Kamu ngapain dikelas aku?" lanjutnya lagi.

"Eh bentar deh, kayak ada yang beda sama bahasa kamu." alih-alih menjawab, Rega malah mengalihkan pembicaraan.

"Ditanya apa jawabnya apa, dasar gila." desis Fay karna menyadari telah mengucapkan aku-kamu bukan lo-gue lagi.

"Kamu udah makan? Eh kamu kok tidur sih? Kamu-- aww." Rega yang tengah asik menggoda Fay langsung menjerit ketika lengan nya dicubit.

"Ishh sakit bae. Nih nih sampai merah." protes Rega sambil menunjuk bekas cubitan dilengan nya.

"Bodoamat siapa suruh bikin orang kesel." ujar Fay sambil menggembungkan pipi nya.

Tak segan-segan Rega menarik kedua pipi Fay sebagai ajang balas dendam. Dapat dipastikan akan terdengar teriakan setelah ini.

Rega yang sudah puas menarik pipi Fay segera mengambil ancang-ancang untuk berlari.
Benar saja, dalam hitungan ketiga suara cetar itu menggema diseluruh ruangan.

"Kak Rega..." teriakan Fay yang disusul dengan langkah kaki nya yang bergerak untuk mengejar Rega.

Rega tak menyadari bahwa respon Fay sampai mengejar nya. Biasanya ia hanya berteriak dan disambung aksi ngambek.

Hap...hap...hap langkah kaki Fay semakin memelan ketika target didepan mata.

Pukulan telak mendarat dipunggung Rega secara bertubi-tubi. Fay langsung berhenti ketika Rega memegang kedua lengan dan menatap tepat dimanik mata nya.

"Masih mau mukulin gue?" tanya Rega sambil tersenyum miring.

Fay hanya meneguk saliva nya, lidah nya tak mampu menjawab pertanyaan Rega. Tak biasanya ia diam tak berkutik seperti ini. Ck! mata hazel itu mampu menghipnotis nya.

Ide jahil menyelinap lagi diotak Rega. Ia mendekatkan wajah nya dan alhasil Fay memejamkan mata dengan keringat dingin yang bercucuran dikening.

"Hahahahaha" tawa Rega memecahkan moment yang menurut Fay awkard itu.

Fay langsung menundukan kepala karna malu. Ia merutuki dirinya yang dengan mudah nya hanyut dalam mata hazel itu.

Meskipun Rega adalah pacar nya, terkadang ia merasa canggung dalam moment tertentu. Ya seperti saat ini.

Dilain sisi seseorang melihat mereka dengan senyum meremehkan.

"Sekarang lo boleh tersenyum bahkan tertawa Fay, tapi lihat apa yang terjadi nanti."

~~~
Malam gais :v
Update nih, perasaan baru kemaren ya. Eh sekarang update lagi.

Jangan bosen baca cerita gue ya. Karena kalian, gue semangat buat lanjut nulis nih cerita.

Makasih banyak kritik dan saran nya serta vote kalian. Gak perlu thr kok, taburan bintang disetiap chapter udah bikin bahagia.

StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang