"that's not weird? I only claim if she is mine."
Resta D.A*****
Hari ini IPA 3 ada pelajaran olahraga. Seluruh murid sudah berganti pakaian yang mulanya memakai seragam putih abu abu menjadi baju olahraga yang berwarna biru.
"Hari ini materi kita adalah basket. Jadi,saya akan langsung ambil nilai untuk materi kali ini! Yang pertama main para lelaki, jadi yang merasa bukan laki laki, minggir. Nanti kalau terkena bola nangis lagi!" semua siswi yang ada dilapangan menatap tajam kearah guru olahraga tersebut, namanya Pak Sam. Tetapi, guru olahraga itu seakan tidak terlalu memperdulikan tatapan dari para siswi nya itu.
"Lagian ya? Kenapa sih yang pertama harus cowok mulu!" kesal wanita yang barambut kepang ke samping sambill menatap kearah lapangan, Anggitha Safira .
"Kan emang selalu gitu, cewek pasti di nomor duakan!" sambung wanita disampingnya yang selalu membawa kipas tangan kemana pun ia pergi, ya sebenarnya kadang kadang aja sih, Sarah Vina Panduwinata.
Sedangkan wanita yang duduk disamping Anggi seperti tidak terlalu mengambil pusing hal itu, Ia hanya duduk sambil menatap kearah lapangan, Nadia Ervina Anggraini namanya. Lamunanya seketika hilang karena suara, Putri Isabellaich Gandria yang mampu memekakkan telinga bagi pendengarnya.
"Anjiirrr, liat deh si Resta ganteng parah banget sumpahh!! " Nadia mengikuti arah pandang sahabat nya tersebut.
Ia menatap salah seorang lelaki berwajah datar, bersikap cuek dan suka melanggar aturan. Liat saja rambutnya yang berwarna biru, bukankan disekolah ini dilarang untuk mewarnai rambut. Tetapi ia sama sekali tidak memperdulikan itu. Begitu juga teman satu komplotannya.
Rafly, Dimas, Akbar, Agam dan Alex.
Tapi entah kenapa setelah itu pandangannya menjadi gelap. Dan Nadia merasakan sakit di bagian kepalanya. "Aww.. " ringisnya,
Semua murid IPA 3 mengerubungi Nadia yang sudah pingsan, ternyata orang yang tidak sengaja melempar bola tersebut adalah ketua dari komplotan tersebut. Resta Davano Akbar , ia tidak sengaja melempar bola yang harusnya kearah lawan, menjadi kearah tempat dimana biasanya untuk menonton pertandingan.
Resta yang melihat kejadian itu langsung membopong tubuh Nadia menuju UKS, banyak yang merasa iri melihat kejadian tersebut. Tetapi, Resta sama sekali tidak memperdulikan dirinya yang sekarang menjadi pusat perhatian.
Eittt, tidak hanya sekarang. Setiap hari menjadi pusat perhatian sudah menjadi hal yang biasa bagi nya. Teman Resta ataupun Nadia segera mengikuti Resta yang sudah berjalan lebih cepat dari mereka menuju UKS.
Sesampainya di UKS, Resta langsung merebahkan badan Nadia dikasur UKS lalu beralih mencari minyak kayu putih didalam lemari kayu yang berada tepat disamping kasur itu. Setelah berhasil menemukanya, ia langsung mengarahkan Minyak itu kepada Nadia.
Tidak berselang 5 menit, Nadia sudah terbangun sambil memegangi kepala sebelah kanannya, "Tadi kena apaan dah? Kok Sakit banget." Ucap Nadia, yang masih tidak menyadari keberadaan Resta disampingnya.
Entah kenapa Resta merasa ada sesuatu yang membuatnya jadi tertarik pada Nadia.
Bukan karena dirinya telah melempar bola kearah wanita itu, ini seperti sebuah rasa yang jarang sekali bisa Resta rasakan.
Bukankah itu terlalu tiba tiba ?
Sebenarnya Resta benci dengan perasaan seperti ini, merasa peduli terhadap orang lain sama sekali bukan dirinya.
"Sorry". "Lo ngga papa? Ada yang sakit?" tanya Resta beruntun. Suaranya sih biasa, tatapannya itu aja yang sama sekali ngga bisa santai. Tajam dan mampu membuat sang lawan langsung memalingkan wajahnya dengan cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Boyfriend
Ficção AdolescenteJust follow what i say babe - Resta #1 manurious