Habits

12 3 0
                                    

"Yeah, i've been around and i've seen it all."

“Kenapa kau selalu menyalahkan dirimu akan hal itu ? Bagaimana dengan kedua orang tuamu ? Mereka tidak bisa terus menerus memojokkanmu ! “ ucap Laurin.Ayra hanya menatapnya kosong lalu tersenyum penuh keterpaksaan.
“Mereka hanya sedih karena aku melenyapkan anak kesayangannya.” ujar Ayra yang kemudian duduk di pinggir pantai.
“Kau salah.Kau salah besar Ayra.” balas Laurin.
“Memang.Aku memang penyebab semua masalah.Aku selalu salah.” sahut gadis itu.Dia terlihat seperti orang yang kehilangan harapan.
“Bukan itu maksudku.Kau salah menilai orang tuamu.” protes Laurin.Ayra menatapnya tak percaya dan tersenyum sinis.
“Oh ya ? Lalu aku harus bersikap seperti apa pada orang yang hampir membunuhku setiap saat ? “ hardik Ayra.Dia benar – benar sudah muak dengan hal yang terjadi pada hidupnya.
“Namun kau tidak mati kan ? Ayahmu bersedia turun dari tahtanya sekarang bukan ? Mereka hanya mengujimu.Mereka ingin tahu seberapa kuat kau nantinya.” Ucapan Laurin tidak didengar oleh Ayra seakan telinganya memiliki penyumbatnya sendiri.Gadis itu tidak mau membahas orang – orang yang sudah tidak ia anggap sebagai orang tua.
“Arsya tidak akan senang melihatmu seperti ini.Dia ingin kau hidup bahagia.” ucap Laurin.Mendengar hal itu, Ayra tertawa hambar.
“Arsya tidak mengerti diriku.Tidak kedua orang tuaku.Tidak ada.” balasnya.Laurin pun mengambil tempat disampingnya dan meraih kasar wajah Ayra supaya mata mereka bertemu.
“Kau mempersulit masalah ini.Kau hanya membutuhkan perhatian.Apa salahnya terbuka pada orang lain ? “ ujar Laurin.Gadis itu mengerti arah pembicaraan ini.Laurin masih ingin membahas soal Zoec.Ia pun menepis tangan Laurin dan menatap laut didepannya.
“Apa untungnya terbuka pada orang yang ingin memburu, membunuh, memanfaatkan serigala ? “
“Kau sudah melakukannya tanpa aku melihatnya Ayra.Aku yakin kau bercerita banyak pada pria itu.” Hal itu malah membuat Ayra berteriak akan frustasi.Dia menghujati Laurin dengan berbagai perkataan yang jauh lebih kasar dari yang biasa ia lakukan.Kemarahan mungkin terlihat, namun kesedihan dan kehilangan lebih mendominasi emosinya saat ini dan Laurin dapat melihat hal itu sehingga dia diam saja dan membiarkan Ayra meluapkan semuanya.Namun, tanpa dugaan, Ayra meninggalkan Laurin dan berlari menuju gunung tempat rumah pohon kecilnya.Laurin yang tadinya berniat mengikutinya tertahan oleh tubuh serigala cokelat besar di depannya.Mata hijau itu menatapnya tegas dan Laurin hanya bisa menunduk pasrah.

Zoec di lain tempat sedang menikmati libur hari ini dengan Dussa, John, Frany dan Jesc.Mereka berniat untuk pergi ke taman hiburan karena sudah lama sekali semenjak terakhir mereka pergi bersama.
“Sayang kita tidak mengajak Ayra.” ujar Dussa sedih.
“Kita tidak ada yang punya nomor ataupun email nya.” jawab Frany.
“Jadi, bagaimana Ayra, Zoec ? “ goda Jesc.Zoec yang tengah menghabiskan  es potong cokelat miliknya pun terhenti karena terkejut.Matanya membulat seakan tidak percaya.
“Sepertinya sudah ada yang melakukan invasi.” sambung John.Mereka pun tertawa.Zoec hanya tersenyum kecil saat mengingat akan Ayra.Namun, hal itu diperburuk dengan ingatannya dengan restu sang ayah.Senyumnya melebar tanpa sadar.
“Hei mesum ! Apa yang kau pikirkan ? “ ujar Dussa.
“A – aku tidak memikirkan apapun.” tepis Zoec.
“Sudahlah, biarkan dia dengan imajinasinya.Apa kalian mau ke pantai ? “ usul Jesc.Mendengar kata pantai, Zoec langsung teringat pada tujuan hidupnya.Memburu werewolf.Ia pun teringat dengan ritual yang akan dijalankan oleh werewolf dalam beberapa bulan kedepan.Mungkin jika dia ikut, dia bisa menemukan sedikit petunjuk.
“Pantai ? Tentu.Kita bisa membangun istana pasir disana.” tambah Frany.
“Boleh juga.” ujar Zoec menyetujui.Teman – temannya pun kebingungan karena tidak biasanya Zoec akan langsung menurut dan ikut dengan mereka.Hal itu membuat Dussa sedikit curiga.’Apa mungkin hal ini ada hubungannya dengan Ayra ?’ pikir Dussa.Jika memang benar, maka dia akan merasa bangga pada temannya itu.Akhirnya dia menemukan seseorang.

Mereka pun berjalan masuk kedalam sebuah hutan karena tuntunan dari Zoec.Mungkin Zoec gila tapi dia merasa pernah melihat pantai didalam hutan tempat dia bertemu dengan Ayra.Mereka pun masuk kedalam dan setelah begitu banyak protes dan keluhan, akhirnya mereka menemukan pantai yang dimaksud Zoec.Betapa terkejutnya mereka saat melihat seorang wanita sedang bersama dengan serigala cokelat.Serigala itu tidak melakukan apapun kecuali menatap wanita itu dan kemudian berlari meninggalkannya.Naluri Zoec hampir muncul untuk mengejar serigala itu namun niatnya ia urungkan karena teman – temannya yang belum tahu identitasnya ada bersama mereka.
“A – apa itu werewolf ? “ bisik Jesc.Dussa pun melihat kearah Zoec dan ia dapat melihat kalau laki – laki itu menahan kepalan tangannya.Mereka sedang bersembunyi didalam semak – semak supaya tidak terlihat oleh serigala barusan yang belum diketahui apakah dia werewolf atau serigala asli.
“Mungkin itu hanya serigala liar yang kebetulan lewat.” jawab Dussa yang sebenarnya ia tujukan pada Zoec.
“Tunggu ! Kemana wanita itu ? “ seru John yang membuat semuanya kembali melihat kearah pantai.
“Dia…hilang ? “ ujar Frany.Seketika itu juga mereka merasa ketakutan.Pertama ada serigala, kemudian wanita yang tiba – tiba hilang.Namun, Zoec mengabaikan semua itu dan mendahului mereka menuju pantai supaya teman – temannya itu menghilangkan keresahan mereka.
“Yang terakhir sampai di air adalah kotoran hidung gajah.” teriak Zoec yang membuat teman – temannya keheranan.
“Kotoran hidung…gajah ? Dasar bodoh ! “ ujar John yang tertawa kencang.

Under The Moon We VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang