2

2K 60 0
                                    

Dira turun tangga dengan wajah yang cemburut. Ia masih marah atas kelakuan adik kecilnya itu! Bayangkan anak kelas 6 SD tapi jahilnya naudzubillah.

'Cih gue nyesel dulu minta adik kalo gedenya kayak gini!' Sekarang dia menyesal dulu meminta adik kepada mama papanya.

"Sini sayang sarapan dulu" ucap mama Dira seraya menahan tawanya karena ia ingat cerita anak bungsunya yang jahil kapada kakaknya.

Dira semakin cemberut karena melihat mamanya yang kentara jelas sedang menahan tawanya. "Kalau mau ketawa keluarin aja kali ma dari pada di tahan nanti yang keluar malah kentut." ucapnya merajuk. Mama Dira pun tak tahan dan langsung tertawa yang membuat mood Dira yang sudah turun gegara adik nya kini semakin hancur karna di tertawai mamanya sendiri.

"udah sih kak gak usah di tekuk gitu mukanya udah jelek juga malah di tambah jelek" goda Sean kepada kakaknya yang langsung di hadiahi pelototan tajam dari Dira.

"Heh ngaca lo anying! Lo sama gue cakepan gue lah. Gue cantik, lo ganteng aja kag..."

"Stop gausah berantem di meja makan! Kamu Dira jaga ucapan kamu bagaimanapun Sean adikmu!" bentak sang papa membuat Dira langsung kicep tak berkutik sedikitpun, ia melirik Sean dan berucap ' awas lo nanti gue bales ' tanpa suara. Sean? Dia sedang menahan tawanya agar tidak keluar ia merasa menang kali ini.

" Dan kamu Sean! Jangan ganggu kakak mu! Hargai kakakmu! " lanjut papa Dira melirik anak lelaki satu-satunya yang sedang cekikikan. Dira yang mendengar itu langsung menghadap kearah Sean dengan tatapan mencemoohnya.

" oh iya Dira, papa gak main-main sama omongan papa tadi malam. Kalo kamu berani clubbing lagi papa gak segan-segan buat hukum kamu!" ucap papa Dira.

"Ya kamu itu jadi kayak sepupu mu Adrina itu dia itu udah pinter,baik,rajin lagi orangnya. Masak kamu kalah sama dia?" sambung mama Dira.

Dira yang mendengar bahwa dia dibeda-bedakan dengan sepupunya itu langsung memutar bola matanya. 'cih ga tau aja kalian orang kalo kita clubbing pasti bareng' batin Dira membela.

Setelah itu acara sarapan pun diisi dengan hening hanya suara dentingan sendok yang menguasai meja makan.

***

Suasana koridor SMA kali ini begitu sepi mengingat sekarang jam 7.45 berarti sudah 15 menit bel tanda pelajaran dimulai tapi dengan santai nya seorang murid perempuan berjalan menyusuri koridor. Ya siapa lagi dia kalau bukan si Dira.

"DIRANA SHALSADILA!!! BERHENTI!" sebuah teriakan nyaring memekakan telinga itu berhasil membuat Dira menghentikan langkahnya. Ia pun membalikan badan dan....

Dilihatnya seorang guru agak pendek dan badan yang 'lebih', ah jangan lupa perutnya yang buncit itu.

Guru tersebut sedang menatap Dira dengan mata yang hampir keluar dan berjalan dengan tangan kanan memegang penggaris kayu panjang dan tangan kiri yang memegang pinggangnya.

Dira meringis melihat gurunya itu berjalan. Dira pernah dengar bahwa guru itu hamil usia 5 bulan dan bayinya itu kembar 3 maka dari itu perutnya buncit seperti orang hamil lebih dari 9 bulan.

"Eh buLan, ada apa ya bu?" tanya Dira dengan polosnya dan WATADOSnya.

"ADA APA?!!!KAMU TAU INI JAM BERAPA SEKARANG?!!!" tariakan tersebut berhasil membuat telinga Dira berdengung. Setelah sedikit mereda Dira melirik DW coklat yang melingkar cantik di pergelangan tangan kirinya.

"Jam 7.45 bu" jawab Dira. "Dan kamu tau itu artinya apa?!!!"bentak guru tersebut kepada Dira.

" iya bu tandanya saya telat 15 menit iya kan?" balas Dira sembari memutar bola matanya jengah.

"Astaga Dira kamu itu sukanya bikin orang marah-marah aja sih!"

"BuLannya aja yang rempong gitu aja marah-marah tiati loh bu lagi hamil nanti kalo anaknya mirip saya gimana? iya sih untung di ibu kalo anaknya mirip saya nah sayanya yang rugi masak saya punya kembaran! Anak ibu lagi"

"Amit-amit ya anak saya mirip kamu dih gasudi saya" ujar guru tersebut sembil mengusap-usap perutnya.

Dira yang melihat hal tersebut terkikik geli. "Ga boleh gitu bu! Kita itu harus mensyukuri segala nikmat yang di berikan sama Tuhan!"

"Kamu itu ga usah sok ceramahin saya deh! Hidup kamu itu juga penuh dosa" ujar guru tersebut tajam.

"Iyadeh iya kalian semua suci aku penuh dosa"balas Dira sembari menyanyikan sebuah lagu yang pernah nge tren dikalangan anak remaja nakal seperti dirinya.

"Back to topic! Kenapa kamu telat hah?!"

"Wih buLan keren! Guru matematika ngomongnya campur inggris! Goodjob buLan!" ucap dira sambil bertepuk tangan layaknya anak kecil yang diberikan mainan orang tuanya.

"Cukup Dira! Jadi kenapa kamu telat hah?!" orang yang di panggil Dira dengan buLan itu menggeram kesal.

"Okeoke buLan mah ga asik ih"Dira berucap sembari mengerucutkan bibirnya seakan-akan kesal yang langsung dihadiahi pelototan tajam lawan bicaranya itu.

"Hehehe saya hari ini pake mobil bu bukan motor. Jadinya kejebak macet bu, kan biasanya kalo naik motor bisa nikung-nikungan dijalan bu. Coba aja kalo tiap hari gitu pada mudik kaya lebaran di jamin deh jakarta ga macet bu dan saya juga ga telat. Eh tapi kalo mudik saya juga mudik dong bu ke jogja jadi ga berangkat sekolah dong bu dan pastinya juga ga telat. Hehe" ucap Dira sembari menghayal kedepan.

"Kamu naik motor maupun mobil perasaan tetep aja sih telat!pas naik motor alasannya bocor terus dan pas naik mobil alasannya macet terus!"

"Kamu tau ga?....

" ga bu!"jawab Dira cepat.

"Astaga saya itu belum selesai bicara!jadi jangan potong ucapan saya! Kamu tau gak kalo kamu sering telat itu bisa ngurangin nilai kamu!"

'ck. Ceramahpun dimulai'batin Dira.

"Bu udah deh jangan ceramah dulu! Iyadeh Dira salah tapi kan ini udah jam 8 bu nanti Dira ketinggalan pelajaran lagi. Udah ya buLan." Dira memasang wajah memelasnya yang bisa membuat luluh semua orang termasuk guru di depannya ini.

"Okeoke awas jangan telat lagi!dan tolong jangan panggil saya bulan oke?!karna nama saya itu Rani bukan Lani!"

"Uluh makasih ya bu..hehe saya panggil gitu kan karna wajah ibu itu cerah kaya rembulan makanya saya panggil ibu buLan." bu Rani yang menerima pujian dari muridnya ini merona.

'Ck. Gitu aja blushing! Dasar! Orang gue panggil dia buLan itu karena wajahnya bulat,warnanya kuning gegara bedak yang tebalnya ngalahin tembok,dan bekas jerawatnya itu yang bikin tuh wajah berlubang kaya permukaan bulan!' batin Dira mencibir.

"Yaudah deh bu saya masuk kelas dulu saya takut ketinggalan pelajaran yah meskipun emang udah ketinggalan. Permisi bu." izin Dira kepada gurunya ini yang dibalas dengan anggukan kepala.

Saat langkah ketiga Dira berbalik " ehmm buLan! Kalau masalah telat saya...."

Sedangakan bu Rani yang tadinya hendak melangkah meninggalkan koridor pun berhenti dan berbalik menatap Dira yang akan melanjutkan bicaranya dengan kening berkerut.

"GA JANJI YA!!!!" Seru Dira dan langsung lari meninggalkan bu Rani di tempat dengan pandangan melongo.

Bu Rani tidak habis pikir dengan kelakuan muridnya yang satu itu. "Ck dasar anak jaman sekarang! Cewek cantik tapi kelakuan kaya preman pasar"

"Nak kamu nanti kalo perempuan cantiknya kaya Dira ya,tapi kelakuannya jangan!" bu Rani mengusap perutmya yang buncit itu dan meninggalkan tempat tersebut.

***

Tbc.

DIRANA SHALSADILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang