17

840 38 0
                                    

Hari ini sangat terik dan ini adalah hari terakhir pertandingan. Dira sedang pemanasan. Dia tak bisa melihat Faisal bertanding karena pertandingan dilaksanakan di waktu yang sama dan di tempat yang berbeda.

Ia bersemangat karena disini ia harus membuktikan kepada seluruh dunia bahwa seorang santri yang biasa di cap atau di pandang sebelah mata yang hanya bisa membaca,menghafal alquran, dakwah dan sebagainya ini juga bisa melakukan pertandingan dan bahkan akan menang.

Tunggu....

'emang gue santri? Baru aja pindah beberapa bulan bego bat dah guee... Tapi kan gue mewakili ponpes ini yaa. Ah bodo amat yang penting main syukur-syukur menang.' batin Dira.

Beberapa menit lagi permainan akan di mulai. Ia memberi interupsi agar menggunakan strategi yang sudah mereka rancang di rapat tadi malam.

Pritttttt

Pertandingan dimulai. Bola masih di kuasa lawan dan Dira sedang merebutnya. Ia berlari mengikuti lawan yang sedang mendrible bola.

Dan hap...

Dia berhasil menghadang dan merebut bola tersebut dari lawan. Ia mendrible bola tiga kali dan mengopernya ke temannya. Ia lari menuju ke samping ring dan meminta bola tersebut. Teman Dira mengoper bola tersebut ke Dira.

Tepukan tangan dan teriakan semangat di luar lapangan membuat semangat Dira tumbuh.

Shoot!!

Point untuk tim Dira saat dirinya berhasil memasukan bola. Hal tersebut terulang hingga permainan selesai. Selisih hanya 2 point yang di menangkan oleh Dira dan teman-temannya. Sungguh perjuangan yang cukup berat mengingat dirinya sudah lama tidak melakukan olah raga basket ini.

Ia berjalan ke tepi setelah berjabat tangan dengan lawannya. Ia mengambil minum di dekat teman-temannya.

"Minumnya sambil duduk Dira.." tegur Ustadzah Aisyah.

Dira yang sedang akan meminum airnya dari botol menundanya dan cengengesan. "hehehe iyaa lupa Ustadzah.." ia duduk dan meminum minumannya.

Ustadzah Aisyah hanya tersenyum. "selamat ya atas kemenangannya Dira. Jangan lupa bersyukur sama Allah..."

Dira yang baru selesai minum mengangguk dan tersenyum kearah Ustadzah mudanya itu. "iyaa Ustazah terima kasih"

Lalu teman-teman pesantren Dira juga bergantian mengucapkan selamat.

Dira hanya tersenyum dan begumam terima kasih. Dirinya menengok ke arah lapangan yang digunakan oleh putra. Disana Faisal dan teman-temannya juga baru selesai menyelesaikan pertandingan. Tapi,, tunggu... Mata Dira melihat seorang santriwati yang Ia yakini dari pesantren ini menyodorkan air minum botol ke arah Faisal. Yang di balas senyuman lebar.

Ulang?

Seyuman lebar.

Senyuman.

Lebar.

Iyaa SENYUMAN LEBAR SEORANG FAISAL.

'what the hell! Siapa cewek itu! Berani-beraninya mendekati Faisal-ku! Dan apa tadi? Faisal balas senyum lebar yang bahkan belum pernah dia tampakkan ketika berlatih denganku!!' batin Dira. Ia merasa sangat penasaran perihal hubungan Faisal dan Santriwati yang membelakangi dirinya saat ini.

Ia berjalan ke arah lapangan putra. Untuk melibat lebih dekat.

"eh eh Dir! Mau kemana?" Adrina bertanya ketika sepupunya itu berjalan di depannya dengan wajah yang... Seperti orang marah mungkin?.

Dira tak menjawab dan terus berjalan. Adrina yang kepo maksimal segera mengikutinya. Dan saat sudah dekat dengen mereka berdua yang sedang asik mengobrol Dira berhenti. Dan tak sengaja punggungnya di tabrak Adrina.

DIRANA SHALSADILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang