Tok tok tok
Sudah 5 menit pintu itu terus di ketuk. Dira hanya diam, Ia tak berniat membuka pintu tersebut ia malah terduduk sembari menahan suara tangisannya agar tidak keluar.
"Dira buka sayang, maafin mama. Bukan maksud mama dan papa buang kamu. Ini semua untuk kebaikan kamu nak" seorang dibalik pintu itu bersuara, ya siapa lagi kalau bukan mama Dira.
"Dira tau ma" balasnya sangat lirih.
"baiklah kalo kamu ga mau buka pintu mama gapapa sayang. Yang perlu kamu tau mama sama papa sayang banget sama kamu. Kasih sayang kami buat kalian berdua sama. Mama pulang dulu. Jaga kesehatan kamu sayang mama akan kesini lagi jika suasana hatimu sudah membaik. Assalamualaikum"
Dira tambah menangis hatinya begitu sakit. Seperti ber ton-ton besi yang menghimpit dadanya, sangat menyesakkan. "waalaikumsalam. maafin Dira ma" Ia berkata saat setelah mendengar suara derap langkah menjauh dari kamar asramanya.
Ia berjalan mendekati dan membuka pintu lalu keluar menuju ke depan gerbang. Bersembunyi di sebelah dinding di sana, ia melihat Adrina yang sedang berpelukan dengan kakaknya. Sania yang sedang di peluk mamanya. Disana mama Dira hanya menghela nafas dan air matanya menetes.
"hati-hati dijalan ma pa Dira sayang kalian" ucapnya sembari membekap mulut tak kuasa menahan tangisannya.
Ia berbalik dan berlari kembali ke kamar saat rombongan mobil itu sudah berjalan meninggalkan pelataran halaman pesantren. Dira menutup pintu dan langsung membantingkan badannya ke kasur. Membenamkan wajahnya di bantal dan mengeluarkan segala tangisannya. Hingga akhirnya ia tertidur.
***
"Dir bangun, udah mau maghrib " Adrina mencoba membangunkan Dira. Ia menggeser-geser tubuh Dira agar mengganggu tidurnya dan terbangun.
Dira menggeliat dan mengerjabkan matanya. Berusaha menyesuaikan cahaya lampu kamar yang masuk ke retina matanya. Saat sudah menyesuaikan matanya, Dira bangun dan merenggangkan tangganya sembari menguap.
"ditutup mulutnya. Lupa Ustadzah Aisyah bilang apa?" tegur Sania tiba-tiba. Dira hanya bergumam sembari masih duduk di kasur.
"cepetan mandi gih,udah mau maghrib ini malam sabtu bakal ada Nariyah" Adrina sekarang sudah dapat menyesuaikan dan hafal jadwal harian,mingguan,dan bulanan pesantren ini.
Dira berjalan ke lemari membawa perengkapan mandinya lalau meluar kamar untuk antri mandi.
***
Nariyahan kalinini di pimpin langsung oleh Najwa. Ia membacanya dengan fasih. Terbesit di hati Dira ia ingin bisa seperti Najwa.
Hingga acara selesai Dira terus memandang Najwa yang murah senyum,menyapa seluruh santriwati di sini.
"udah mendingan?" Dira membalikkan badan dan menemui ketiga sahabatnya yang sedang menatapnya.
Dira hanya menangguk untuk menjawab pertanyaan dari Zilla tadi. Ia sudah merasa sedikit baik. Ya sangat sedikit. Ketika Faisal berbica padanya. Meskipun hati dan pikirannya masih selalu penasaran.
"alhamdulillah" ucap mereka berdua- Adrina dan Zilla- kompak.
Setelah Nariyah selesai. Mereka menunaikan ibadah sholat Isya berjamaah. Lalu dilanjutkan dengan tausiyah dari istri pak Kyai atau bu Nyai. Tema tausiyah kali ini adalah makanan dan minuman haram yang harus dijauhi seorang muslim dan muslimah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRANA SHALSADILA
SpiritualDirana Shalsadila, remaja kota besar yang salah pergaulan yang membuatnya terjerumus ke jurang kemaksiatan. Clubbing, minuman keras adalah hal biasa baginya Hingga orangtuanya, memutuskan untuk mendaftarkan dirinya ke pondok pesantren agar membuat D...