Jenazah Dira datang pagi harinya, semua orang berkumpul di rumah Dira, ada teman SMA, SMP, dan juga keluarga. Mereka menatap sedih sebuah peti putih tersebut, merasa kehilangan sosok yang dulu mengisi hari-hari mereka. Meskipun Dira sosok yang nakal, dia cukup baik kepada teman-temannya.
Mama Dira terus saja menangis meraung, bahkan sudah lebih dari tiga kali pingsan. Sean juga seperti itu, dia memang dididik agar tidak menangis namun kepergian Dira meruntuhkannya. Anak laki-laki itu menangis, menatap peti kemas sang kakak. Rasanya baru kemarin dirinya adu mulut dengan kakaknya. Sosok yang dia sayangi.
Berbeda dengan istri dan anaknya papa Dira berusaha tegar, wajahnya datar menyapa seluruh keluarga yang datang untuk mengirim doa dan ber ta'ziyah. Namun, di balik wajah datarnya semua orang bisa melihat sorot duka yang mendalam di mata laki-laki itu.
Ke empat sahabat Dira juga seperti itu, terlebih Adrina yang memang sedari kecil dekat dengan Dira. Sudah dua kali dirinya pingsan, tidak percaya sepupunya itu meninggal begitu cepat.
Bukan, mereka menangis bukan berarti belum ikhlas. Mereka sudah ikhlas, mereka hanya terlalu syok akan kepergian Dira untuk selama-lamanya itu. Toh, manusiawi semua akan sedih jika orang yang mereka sayangi. Dan itu berlaku bagi semua orang dekat Dira.
Faisal terdiam menatap peti jenazah itu. Melihat di dalam peti itu terdapat setubuh orang yang mengisi pikirannya dan juga hatinya.
Setelah semua prosesi pemakaman di selesai di lakukan. Jenazah Dira langsung di makamkan. Tangis duka masih menyelimuti keluarga dan teman-teman Dira di pemakaman.
Faisal berjalan meninggalkan makam, matanya kosong. Pikirannya berkecamuk mengenang Dira saat di Pesantren. Mengingat dimana saat Dira berkata jujur bahwa wanita itu mencintainya. Jujur hatinya sangat bahagia saat itu.
Mengusap alqur'an yang ia berikan ke Dira tempo lalu. Air matanya lolos lagi, segera dirinya menghapusnya menggunakan lengannya yang berbalut kemeja hitan yang di pakai. Faisal menghapus air mata nya agar Dira dapat melanjutkan perjalanannya menuju alam akhirat dengan tenang. Yang hanya bisa dirinya lakukan adalah mendoakan agar Dira tenang di sana.
***
Extra part selesai.
Hehe terima kasih temen-temen yang masih mau baca cerita ini. Sudah lebih dari setengah tahun cuma buat nulis ini. Hehe. Maaf ya karena aku sibuk banget kemarin kelas 12, sibuk TO, Simulasi, Ujian Praktek, daftar SNMPTN, Ujian sekolah, Ujian nasional juga. Nah ini sembari menunggu aku berangkat kuliah aku sempetin selesaiin ini.
3 Agustus 2019
With love
Sabrina Djuhara
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRANA SHALSADILA
SpiritualDirana Shalsadila, remaja kota besar yang salah pergaulan yang membuatnya terjerumus ke jurang kemaksiatan. Clubbing, minuman keras adalah hal biasa baginya Hingga orangtuanya, memutuskan untuk mendaftarkan dirinya ke pondok pesantren agar membuat D...