8

1.1K 48 0
                                    

Malam ini Dira tak bisa tidur,ia terus mencari cara agar bisa keluar dari pondok pesantren ini.

Dira menatap kedua sahabatnya yang tertidur pulas, ia ingat perkataan Adrina tadi saat akan tidur.

"gimana lagi?kita gabisa keluar pondok gitu aja,lo semua tau kan pondok ini jauh dari pemukiman, kalo kita kabur kita mau pake apa?jalan kaki sejauh itu?gue si ogah mending disini aja,mungkin ini cara Allah agar kita bertaubat sama apa yang udah kita lakuin."

Memang ada benarnya apa yang di katakan oleh Adrina. Namun tetap saja ia ingin keluar dan berkumpul dengan sahabat dan keluarganya.

Ah ia mengingat kedua sahabatnya itu,ia rindu akan ke polosan Nana dan kejeniusan Rana. Ah ia juga merindukan si seanida, ia rindu bertengkar di rumah dengan adiknya itu.

'haaah apa kalian juga rindu sama gue?' batin Dira.

Ia bangun dari tempat tidur dan membuka jendela. Lagi, tidak salah lagi itu pasti benar apa yang dilihatnya sosok yang sama dengan tempo hari.

Laki-laki itu duduk di taman pondok sembari menatap lurus kedepan kearah pintu pagar pondok pesantren, Dira jelas melihat itu karna kursi taman yang diduduki itu menghadap ke arah sana.

Ia bergegas keluar dengan memakai jilbab ala kadarnya. Ia membuka pintu dan berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui penjaga asrama putri.

Sampailah Dira di belakang laki-laki itu.

'anjirr kok gue deg degan gini?anehhh' Hati Dira berbicara sembari tangannya reflek mengusap dada mengecek keadaan jantungnya.

"ngapain lo liatin pagar terus,pengen kabur ya pasti "ucap Dira tiba-tiba, dia penasaran dengan apa yang dilihat lelaki di depannya itu.

Laki-laki itu menegang, tanda dirinya terkejut dengan suara tiba-tiba di belakangnya itu. Ia membalikan badan dan kaget melihat seorang santriwati sedang berdiri menatapnya.

'ya ampun itu beneran manusia?! Ganteng bener gilaaa' batin Dira menjerit.

Laki-laki itu memperhatikan Dira dari atas sampai bawah. Namun tiba-tiba ia tersadar dan menundukan pandangannya. Ia pun bangkit dan berlalu dari hadapan Dira.

"tunggu"

Ucapan Dira membuat langkah laki-laki itu terhenti namun tidak membalikan badannya.

"nama lo siapa?"lanjut Dira.

Hening menyelimuti keduanya. Dira sudah tidak sabar ingin mendengar jawaban dati laki-laki yanag kini membelakanginya.

"heh gue tanya nama lo siapa jawab ke..." ucapan Dira terhenti tatkala mendengar jawaban yanag keluar dari mulut laki-laki tersebut.

"maaf saya sama kamu bukan muhrim jadi haram hukumnya berduaan di tempat seperti ini, permisi" ucap laki-laki itu dan melangkah pergi.

Dira terdiam. Ia sangat kesal dengan reaksi laki-laki itu baru pertama kali dirinya ditolak mentah-mentah oleh seorang laki-laki padahal dirinya belum memulai start.

"ahhh sialan itu orang awas aja lo"ucap Dira kesal.

"untung ganteng!" tambahnya lagi.

***

Tbc
ya maaf ngaret :v
Kurasa suda tak ada yang baca cerita ini wkwk :'))

DIRANA SHALSADILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang