DIRANA SHALSADILA

16

Dira langsung membantingkan badannya ke Kasur. Ia sangat lelah dan ia hanya ingin tidur sebentar saja. Namun ia teringat sesuatu. Ia mengambil sesuatu di dalam koper, Sebuah ponsel.

Dira menyembunyikan  ponsel tersebut di dalam koper setelah tau peraturan pesantren ini tidak boleh membawa ponsel atau ponsel itu harus dihancurkan.

Ia membuka memo dan menulis sesuatu disana. Ntah apa yang ia tulis, yang pasti hanya Dira dan yang diatas yang tahu.

Setelah itu ia membuka galeri dan menggeser foto-fotonya. Ia rindu dengan semuanya.

Disana ia membuka semua album foto yang ada.

Pertama adalah foto dirinya saat merayakan ulang tahun Sean tahun lalu yang bertemakan 'King'.

Yang kedua adalah foto Adrina. Ya Adrina tipe orang yang foto addict, backgrond bagus sedikit langsung foto. Dira ingat betul saat itu dirinya baru berjalan-jalan bersama teman-temannya. Dan Adrina merengek minta foto,persis seperti anak kecil yang tidak di berikan es krim.

Ketiga adalah foto Nana. Dengan gaya khasnya yaitu polos.

Dira ingat sekali saat itu mereka sedang berjalan -jalan di mall. Saat di foodcourt mereka membujuk Sania untuk ikut berselfie. Namun dengan tegas Sania menolaknya dan alhasil teman-temannya memaksa dengan cara candid agar mereka punya foto Sania.

Dan yang ini adalah foto Rana di perjalanan saat mereka berlibur bersama di Bali beberapa bulan lalu.

Dira menggeser album foto di handponenya dan berhenti pada salah satu foto keluarga yang diambil saat dirinya SMP itu. Wajahnya masih polos, tanpa polesan makeup sama sekali. Seperti saat ini. Disana ia duduk di sofa bersama Sean. Orang tuanya duduk di pinggiran sofa sembari memeluk mereka. Pose yang romantis baginya, Dengan pakaian yang senada. Atasan putih dan bawahan hitam.

Tiba-tiba ia merindukan keluarganya. Rindu semua tentang ibunya,makanannya bahkan omelannya. Rindu ayahnya yang workaholic. Rindu Sean yang menyebalkan.

Setetes air jatuh ke pelipisnya. Ia membukan aplikasi instagram nya walaulun hanya menampilkan gambar putih. Ya disini tak ada signal.
Lalu ia membuka whatsapp melihat semua pesan disana yang kebanyakan berasal dari seorang cowok dan sama sekali tak ia balas.

Ia membuka grup chat teman-temannya. Isi terakhir adalah saat dirinya akan berangkat ke sini. Ia memeluk handponenya dan tertidur.

***

Faisal sedang membaca buku karya pak kyai. Buku yang baru di terbitkan minggu lalu. Buku tentang mencari guru agama yang baik,benar,dan tidak menyimpang dari alquran dan hadits.

Farhan datang dan menepuk pundaknya. Ia berbalik dan menaikan satu alisnya. Farham tersenyum dan berucap" Najwa akan pulang minggu depan".

Faisal melotot dan mengubah duduknya. Ia ingin tahu selanjutnya. "masa si? Kamu yakin? Sumbernya dari siapa?"

Faisal mendengus mendapat pertanyaan bertubi-tubi Faisal. " iyaa aku ga bohong. Aku denger tadi ustad sholeh ngomong gini 'anaknya pak kyai mau pulang minggu depan'."

Faisal mengangguk dan setelah itu ia melanjutkan aktivitas membacanya.
Farhan lagi-lagi mendengus " ga kangen nih?udah lama ga ketemu lohhh" godanya pada Faisal.

"apaan si? Lagian Najwa kan anaknya pak kyai jadi ya nggak pantes sama aku" jawabnya

"ya jodoh nggak ada yang tahu kan" farhan menaik turunkan alisnya.

"udah ah lagian bentar lagi aku mau setor hapalan surah" ia memberi  tanda dan kemudian menutup bukunya.

***

Najwa siapa ya?😯
Tbc.

Oh iya lupa rp Faisal belum ketemu :"(