Setelah selesai berurusan dengan bu Rani, Dira berjalan santai di lorong koridor kelas yang sepi. Iyalah sepi orang pelajaran sudah di mulai dari tadi. Dira sudah melihat kelasnya yang kurang lebih sudah berjarak 10m itu.
Namun langkah Dira terhenti ketika Ia melewati toilet. Ia seperti mendengar suara isakan kecil dan erangan menahan sakit.
Dengan langkah pelan Ia berbelok kesisi pintu masuk lorong toilet. Suara itu semakin terdengar jelas.
'Kok ngeri gini ya?berasa lagi shoting film horor deh gue' batin Dira.
Namun Dira tetap melanjutkan langkahnya menuju toilet tersebut. Ketika ia akan membuka pintu lorong toilet,tiba-tiba terdengar suara tamparan keras dan suara jeritan tertahan.
Bukannya merasa takut atau apapun Dira membuka sedikit pintu dan mengintip apa yang terjadi.
Mata Dira sukses melotot dan wajahnya memerah menahan amarah. Langsung di tendang pintu toilet tak bersalah itu olehnya sehingga kini terlihat jelas apa yang terjadi di dalam lorong toilet.
"Apa yang lo lakuin hah?!!!!" amarah Dira membuncak ketika melihat si Vany cewek sok kaya yang ada di dalam toilet sedang menampar seorang cewek berkaca mata tebal yang Dira tahu namanya Berlian.
"Lo?!seharusnya gue yang tanya apa yang sedang lo lakuin di sini hah?!" ucap Vany nyolot kepada Dira.
"Lo bego apa goblok sih?ini itu toilet sekolah jadi semua penghuni sekolah ini bebas bisa kesini! Dan apa yang lo lakuin sama dia?" ucap Dira sembari menunjuk Berlian yang sedang ketakutan dilantai itu.
"Ck. Serah gue dong ! Gue mau lakuin apa aja sama si nerd itu! Dan itu bukan urusan lo!" bentak Vany.
"Lebih baik lo ke uks bersihin luka lo daripada disini" ucap Dira lembut kepada Berlian yang sedang menunduk ketakutan.
Berlian yang ketakutan pun langsung bangkit dan berjalan tertatih-tatih meninggalkan toilet.
Sedangkan Vany yang melihat hal tersebut langsung marah dan menjambak rambut Dira. Dira yang tidak terima di perlakukan seperti itupun membalas dengan menjambak rambut Vany.
Mereka berdua terlibat perkelahian di dalam toilet.
"Dira!!"panggil seseorang dari arah pintu toilet.
Dira yang merasa namanya dipanggil itupun menengokkan kepalanya dan melihat di pintu toilet ada Adrina sepupunya.
Dira dan Vany pun kaget dan langsung melepaskan jambakan rambut masing-masing.
"Rambut gue lecek! Inituh gegara lo Dir! Awas lo!" ancam Vany,setelah itu ia pergi keluar dari toilet.
"Cih rambut kek sapu lidi aja bangga!" gerutu Dira sembari membenarkan rambutnya di depan kaca toilet.
"Kok lo bisa sih berantem sama si upil gajah itu?!" tanya Adrina yang berada si belakang Dira.
"Ceritanya gini gue it.."
" TUNGGU!!!" potong Adrina. Dira hanya menatap Adrina dengan muka bertanya-tanya.
"GUE LUPA!! GUE KESINI KARNA GUE KEBELET BOKER!" setelah mengatakan hal itu, Adrina langsung masuk ke salah satu bilik toilet.
Dira? Ia hanya bengong karna kelakuan sepupu sekaligus sahabatnya.
"DIR! LO TUNGGU DISANA YA?! NANTI KITA KE KELASNYA BARENG! AWAS LO NINGGAL GUE! GUE BAKAL LAPOR OM KALO LO MINTA PINDAH DI PONDOK PESANTREN" teriak Adrina dari dalam toilet.
'Kok gue bisa sih punya sepupu kek dia?' Dira membatin.
Alhasil Dira menunggu Adrina di toilet, ia bukan takut akan ancaman Adrina, karna Dira sendiri merasa dirinya tidak pernah berbicara bahwa ia ingin pindah ke pondok pesantren. Ia hanya mempunyai peri kesepupuan terhadap sepupunya itu.
***
Setelah menunggu kurang lebih 15 menit akhirnya Adrina keluar dari bilik toilet. Adrina berjalan dengan santai melewati Dira yang menatapnya jengah. Dengan percaya dirinya Adrina keluar toilet tanpa menghiraukan Dira yang ia tinggal.
"Weh sepupu syalan! Lo tadi minta di tungguin gue!, sekarang gue ditinggal?good job! Dasar lo bitch." cecar Dira.
Adrina berhenti berjalan dan menengok ke belakang dan tersenyum cengengesan. "Gue kira lo ninggalin gue"
Dira melebarkan matanya. "Lo liat sendirikan?! Gue kayak orang bego cuma buat nungguin lo boker bitch!" teriak Dira kesal.
Bukanya merasa bersalah Adrina malah berjalan meninggalkan Dira.lagi "Udah ah cepetan gue gak mau ketinggalan pelajaran PAI"
"Cih. Fuck pencitraan" desis Dira dan berjalan menyusul Adrina.
Saat akan sampai di pintu kelas dira bertanya kepada Adrina. "Ini tuh jam pelajaran siapa sih?"
Adrina pun berbelok dan menjawab. "Ini tuh pelajaran PAI yang ngajar bapak lo tercinta pak Hadi"
"Wtf! Tau gitu gue...."
"Adrina! Dira! Malah ngobrol di sini cepetan masuk! Oh iya Dira kenapa?telat lagi?! Kamu itu gak kapok-kapok ya! Telat terus..." sebuah suara menghentikan obrolan mereka berdua.
"Eh pak Hadi hehe ini mau masuk pak"ucap mereka berdua kompak. Akhirnya mereka berjalan memasuki kelas.
"Tunggu Dira! Kamu belum hafalan bab kitab-kitab Allah kan?"
'Mampus!' batin Dira.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRANA SHALSADILA
SpiritualDirana Shalsadila, remaja kota besar yang salah pergaulan yang membuatnya terjerumus ke jurang kemaksiatan. Clubbing, minuman keras adalah hal biasa baginya Hingga orangtuanya, memutuskan untuk mendaftarkan dirinya ke pondok pesantren agar membuat D...