Setelah insiden di kantin, sekarang Dira dan teman-temannya memasuki kelas dan duduk di depan bawah papan tulis, itu adalah tempat favorit gerombolan tersebut yang biasa digunakan pada saat -saat tertentu seperti rumpi ataupun bermain.
Tiba-tiba Sania berdiri dan berjalan menuju ke rombongan anak laki-laki yang ada di pojokan kelas. Ia berbicara kepada sang ketua kelas dan sekutunya yang sedang memegang handphone. Setelah berbicara ia pun mengeluarkan handponenya. Kemudian ia kembali ke tempat Dira dan rombongannya dan mendapatkan tatapan pertanyaan.
"Apa?" tanya Sania setelah duduk di sebelah Nana.
"Ngapain lo? Ikutan nonton bokep?" celetuk Dira.
Sania menatap Dira dengan tatapan dinginnya. "Gausah suudzon lo jadi orang!" jawab Sania.
"Loh Dira beneran kan? Biasanya mah mereka nonton bokep di kelas!" bela Rana.
"Mereka lagi main ML!" jawab Sania enteng.
"WHAT?!!!!" teriak mereka berempat mendengar jawaban Sania.
"Uhuk uhuk kan gue keselek lagi! Minum mana minum!" celetuk Adrina sembari celingak-celinguk mencari botol minum teman-temannya.
"Gila mereka semua gay?!" ucap Nana.
"Maksud gue ML itu Mobile Legend! Bukan Make Love!" jawab Sania datar sembari membuka handphone miliknya.
Teman-temannya hanya membulatkan mulut mendengar penjelasan dari Sania kecuali Adrina yang melotot mendengarnya.
"Lo kenapa kalo ngomong setengah-setengah sih! Kan kalo lo jelasin secara gamblang di awal gue gak keselek!" kesal Adrina.
"Hmm" jawab Sania.
Adrina semakin geram mendengar jawaban dari sahabat dinginnya itu.
"Udah-udah gausah debat terus. Oh iya Dir tadi lo sadis banget! Gue kira lo bangun dari kursi buat nerima Ryan eh ternyata lo malah malu-maluin tuh anak!" ucap Rana mengalihkan berdebatan Adrina.
"Yekali gue mau nerima tuh anak! Udah mukanya pas-pasan eh belagunya minta ampun!" jawab Dira.
"Bener banget Dira gue setuju!" celetuk Nana.
"Senakal-nakalnya gue,gue juga pengen kali dapat jodoh yang baik-baik!" ucap Dira dengan bangganya.
"Preettttt sholat aja jarang minta jodoh yang baik-baik!" seru Adrina yang notabene sepupu Dira.
"Bodo am....
"WEH ANJAYYY GUE DIKEPUNG LAWAN! WEH DIMAS BANTUIN GUE INI GUE GABISA LAWAN SEMUANYA!!" teriakan Sania menghentikan ucapan Dira.
"HEH ELO DIMANA SAN?!" teriak Dimas si ketua kelas dari bangku belakang.
"GUE DIBELAKANG!CEPETAN BANTUIN GUE INI!!" teriak Sania membalas Dimas.
Seketika Keempat sahabat Sania hening.
"Asik banget ya kayaknya!" celetuk Nana.
"Yaudah yuk kita main Ludo aja daripada krik-krik gini!"gumam Dira.
"Gue biru!" ucap Adrina cepat.
"Ayok! Pokoknya Nana yang warna merah titik. Gamau hijau nanti kalahan!"ujar Nana.
"Nana gaada sangkut pautnya warna sama kalah menang! Kalah menang itu cara atau strategi yang digunakan!" omel Rana.
"Gakok kemarin Nana pake hijau kalah terus padahal Nana udah pake strateginya naruto! Tapi Dira cuma jalan biasa menang pake warna merah!" bela Nana kepada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRANA SHALSADILA
EspiritualDirana Shalsadila, remaja kota besar yang salah pergaulan yang membuatnya terjerumus ke jurang kemaksiatan. Clubbing, minuman keras adalah hal biasa baginya Hingga orangtuanya, memutuskan untuk mendaftarkan dirinya ke pondok pesantren agar membuat D...