Sembari menutup wajahnya Dira berlari tanpa arah yang membawanya ke kamar asrama. Dirinya menutup dan mengunci kamar dan meluruh di pintu. Ia menangis dan memegang pipinya. Ia tak percaya papanya yang dirinya banggakan menamparnya.
Sungguh Ia hanya butuh tempat yang jauh untuk menenangkan pikirannya. Ia inggin berada jauh dari Najwa dan Faisal untuk sementara ataupun selamanya. Ia memeluk lutut dan mengenggelamkan kepalanya disana untuk meredam tangisnya.
'apakah ini karma?apakah Allah ingin aku merasakan perasaan sakit hati yang aku lakukan kepada orang yang dulu aku tolak?apakah ini rasanya cinta bertepuk sebelah tangan?' pikir Dira.
Ia yakin sudah menaruh hatinya ke Faisal, laki-laki itu yang menjadi tempatnya jatuh hati. Tapi kenapa harus seperti ini apakah dirinya terlalu 'kotor' jika bersanding dengan Faisal yang 'alim'? Tapi bukan kah pasangan itu saling melengkapi?
***
"apa yang sudah terjadi sama Dira Drin?" papa Dira merasa bersalah telah menampar anak perempuan yang paling Ia sayang.
"Adrina ga tau om. Beberapa hari ini Dira gelisah dan sepertinya patah hati. Mengetahui laki-laki yang Dira suka dekat dengan cewek lain"
Faisal yang masih menunggu tanda tangan pak Kyai tertegun. 'Jadi karena sakit hati?' Faisal sempat melihat mama Dira yang yang menangis dan memukul dada sang suami dan berkata bahwa kasian Dira di tampar.
Faisal belum melihat wajah mama Dira yang sedari tadi masih berada di dalam pelukan papa Dira. Ia tiba-tiba merindukan sosok sang mama. Seharusnya Dira bersyukur memiliki kedua orang tua yang begitu menyanyangi dirinya.
"mama ga tega liat Dira kayak gitu pa, ayo bawa Dira pulang..." Mama Dira mengangkat wajah dan menatap suaminya.
Faisal kaget bukan main melihat wajah mama Dira. Ia ingat sekali wanita ini. 'yaAllah wanita ini? Jika Dira anak dari wanita ini berarti Dira adalah gadis itu? kenapa dunia sesempit ini yaAllah?'
"nggak ma! Dira harus menebus semua kesalahannya di sini. Semua yang papa lakuin ini semata-mata untuk kebaikan Dira sendiri"
Faisal tidak tau awal mula yang menyebabkan Dira datang ke pesantren ini, yang jelas rekam jejak Dira yang buruk yang membawanya kemari. Namun kenapa harus dipertemukan lagi ? bahkan disini dan di Jakarta jaraknya sudah jauh,kenapa harus mereka? Apakah ada maksud tertentu di balik skenario Sang Pencipta ini? Faisal tidak tau, Ia harus mengikuti alurnya.
Faisal menunduk dan berjabat tangan dengan pak Kyai setelah menyelesaikan tandatangan beberapa berkas. Ia berjalan keluar,namun tiba-tiba sebuah suara menghentikannya.
" tunggu,kamu saya sepertinya mengenalmu?"
Deg
Faisal membeku mendengar ucapan papa Dira. Ia takut ada yang mengenalinya di sini. Dirinya berbalik dan menunduk ke arah papa Dira. "maaf iyaa?"suaranya agak gugup dan bergetar.
Papa Dira melihatnya cukup tajam dari bawah sampai atas. Ya papa Dira menilainya. Jujur membuat Faisal tambah gugup dirinya seakan maling yang tertangkap basah akan mencuri.
"Papa, Dira gimana? Ajak pulang aja ya?kasiann..." suara mama Dira menginterupsi apa yang sedang papa Dira lakukan. Sehingga sang suami menegoknya dan menatapnya tak setuju.
"nggak! Biarkan Dira selesaiin dulu masalahnya disini. Ia harus belajar bertanggung jawab dengan masalahnya sendiri. Dira nggak boleh kita manja lagi ma, biarkan di tenang dulu lalu kita kesini dan jelasin semuanya lagi" terang papa Dira kearah sang istri.
Faisal bingung ia harus tetep disini atau kabur. Ia harus menyerahkan berkas-berkas ini ke pak Ustad Ahmad di kantor. Apa harus tetap disini melihat perdebatan suami istri ini?
"em permisi maaf om, saya izin ke kantor untuk menyerahkan berkas ini. Assalamualaikum " pamitnya sopan kepada papa Dira yang dibalas salam dan ucapan kecil yang masih ia dengar.
***
Dira berjalan kearah toilet untuk membasuh wajahnya. Air yang begitu dingin menyegarkan wajah Dira. Ia melihat ke kaca kecil yang dibawanya untuk melihat kondisi wajahnya setelah puas menangis. Lumayan wajahnya sudah tidak memerah meskipun masih meninggalkan di bagian tertentu seperti hidung dan mata.
Dira keluar dan berjalan tanpa arah. Tatapannya kosong sehingga tanpa sadar ia menbrak sesuatu.
Bruk
Ia mendongak dan matanya melotot. Untuk kedua kalinya dirinya menabrak sosok di depannya ini. Siapa lagi kalau bukan Faisal, yang kini sedang menatapnya. Tunggu, bukan lagi tatapan tajam seperti kemarin, tatapan ini melembut meski sedikit.
"jangan nangis, Ken ga suka nanti jelek" Faisal berkata dengan datar dan kemudian berlalu meninggalkan Dira yang menatapnya bingung.
'Ken ga suka? Jelek? Jangan nangis? Ini yang dimaksud Ken siapa? Ken pacar barbie?' pikir Dira ia tak habis pikir dengan apa yang seorang Faisal katakan. Bagaimana mungkin Faisal menyukai tokoh barbie?
Tapi bisa saja kan?
Seorang Faisal menyukai barbie?
Dira tertawa membayangkan itu, sungguh humor Faisal ternyata cukup menghibur dan sedikit membuat moodnya kembali.
"Dir dicari tante, merrka mau pulang" Adrina datang bersama Sania. Ia menatap Dira yang agak sedikit berbeda dari tadi. Namun Ia tak mau mempengaruhi suasana mood sepupunya ini. Jadi lah dirinya diam.
Dira hanya mengangguk dan berjalan menuju kearah depan. Namun bukan ke rumah pak Kyai tapi malah ke Taman pesantren dan disana dirinya melihat Zilla duduk sendirian. "haiii" sapannya kepada Zilla.
"waalaikumsalam warahmatullah" sindir Zilla yang dibalas cengiran Dira. " udah ketemu orang tau mu Dir?" lanjutnya.
Dira menghela nafas berat sembari menunduk dan sedikit mengangguk. Zilla dapet menerima sinyal hubungan kurang baik dari Dira dan keluarganya. "kenapa? Bisa cerita ke aku kok" Zilla memang lancang menanyakan hal pribadi Dira tapi selama itu membantu kenapa tidak?
Dira menceritakan semuanya dari awal dan sesekali air matanya menetes. Mengingat apa yang tadi terjadi.
Zilla tersenyum lembut. "temui mereka Dir, Minta maaflah kepada mereka, mungkin mereka punya maksud yang baik untuk kamu kedepannya."
"tapi papa udah..
"temui mereka sekarang sebelum terlambat, atau kamu akan di bayangi rasa bersalah ke depannya. Percayalah padaku, Allah punya rencana yang baik buat mu. Selalu percaya itu."
***
Tbc.
LAGI BAEQ NIH :")) SEHARI UP 2 CHAPT SEKALIGUS 😁
VOTEMEN YAAA
FAISAL SUKA BONEKA BARBIE
Belum revisi jadi maaf typo dan teman-temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIRANA SHALSADILA
SpiritualDirana Shalsadila, remaja kota besar yang salah pergaulan yang membuatnya terjerumus ke jurang kemaksiatan. Clubbing, minuman keras adalah hal biasa baginya Hingga orangtuanya, memutuskan untuk mendaftarkan dirinya ke pondok pesantren agar membuat D...