18

811 30 0
                                    

"oke oke gu.. Aku nyerah Dir!" ucap Adrina sembari mengangkat tangannya.

Ia tak habis pikir apa si yang ada di kepala sepupunya itu, karena sejak tadi dirinya berusaha mengajak Dira ngobrol dan tak di balas sekata pun bahkan satu huruf pun tidak keluar dari mulut Dira sejak sholat subuh tadi.

Saat ini mereka berada di bangku bawah pohon karena jam istirahat.

"kenapa si dari tadi ngelamun terus Dir? Ada yang mengganggu pikiranmu? " ucap Zilla penuh kehati-hatian. Ia tidak tau masalah apa yang sedang menimpa teman barunya ini.

"cowok nih?" Sania bahkan ikut angkat bicara mengenai permasalahan ini.

Dirinya melihat raut wajah Dira yang  belum pernah ia lihat selama menjadi sahabat Dira. Ia pernah melihat raut wajah seperti itu hanya saat Rana putus dengan Marco pacar Rana. Ya wajah patah hati.

Dira menghela nafas kasar dan mengangguk kecil.

"Ya amp.. Ya Allah masalah kemarin?" ucap Adrina membuat kedua temannya-Sania dan Zilla- menatapnya.

Dira kembali menghela nafas kasar. Lalu membenamkan wajahnya diatas meja. Moodnya benar-benar hancur.

"gitu aja galau, dosa loh..." ucap Adrina namun tak di tanggapi Dira. Ia malah mendapat tatapan menuntut penjelasan dari Sania dan Zilla.

Adrina menghembuskan nafas kasar. " jadi gini, kemarin pas habis selesai pertandingan....

"huh pusing gue" ucap Dira memotong penjelasan Adrina. Ia bangun dan beranjak dari tempat duduknya.

"mau kemana?" teriak Adrina saat Dira sudah berada cukup jauh dari dirinya.

Dira mengangkat kedua bahunya tanpa berbalik dan terus berjalan. Jujur dia sendiri tidak tau akan kemana. Adrina pasti akan menceritakan kejadian kemarin. Dan itu membuatnya tambah tidak semangat.

Ia terus berjalan hingga akhirnya tiba di Masjid. Ya Masjid dalam keadaan ramai karena masih banyak yang sedang menunaikan sholat dhuha.

Ia bingung mau apa di sini karena ia juga tidak membawa mukenanya. Ia berjalan masuk ke Masjid dan memberhentikan salah satu santriwati yang ia kenal untuk meminjam mukena karena dirinya melihat santriwati itu telah selesai menunaikan sholat .

Ia meletakkan mukena itu di dalam dan keluar lagi untuk mengambil air wudhu. Dan segera menunaikan sholat Dhuha seperti yang diajarkan Ustadzahnya beberapa hari yang lalu.

Setelah salam kedua, matanya tak sengaja melihat seorang perempuan yang membuat moodnya hancur dan membuat dirinya uring-uringan dan galau tidak jelas. Perempuan itu berada tepat di sebelahnya tengah menunaikan sholat. Dira sengaja menunggu perempuan tersebut selesai sholat.

Setelah selesai sholat dan berdoa perempuan itu melihat ke Dira yang juga sedang menatapnya, perempuan tersebut tersenyum.

'aduh ketahuan guee lagi ngagumin kecantikannya.' batin Dira merutuki kebodohannya. Ia tersenyum kikuk.

"hai, kamu santriwati baru disini ya? Aku baru lihat" rasa penasarannya tidak bisa dibendung Dira lagi.

Perempuan tadi hanya tertawa kecil. "saya yang seharusnya tanya seperti itu ke ukhty,,"

Dira melongo 'yaAllah anggun bener' Ia menggaruk tenguknya gugup dan juga bingung.

Mengetahui kebingungan lawan bicaranya. Perempuan tadi mengulurkan tangan kanannya. "perkenalkan ukhty, nama saya Najwa Annisa. Saya udah lama jadi santriwati disini bahkan udah belasan tahun kayaknya."

"belasan tahun?" Dira bingung. 'what do you think di pondok belasan tahun betah?'

Najwa tersenyum dan mengangguk "aku di pesantren ini dari kecil dari lahir"

DIRANA SHALSADILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang