27. End

1.5K 44 11
                                    

Dira tekejut bukan main, jadi Faisal kecil begitu menderita. Entah sekarang dia harus bahagia atau sedih, bahagia di saat-saat akan berbuat dosa Faisal masih mengingatnya, atau sedih karena nasib Faisal yang begitu menderita.

"lalu bagaimana sekarang dengan Papamu?" pertanyaan ini yang daritadi memenuhi kepala Dira.

Faisal menghela nafas berat, sedikit menghapus air matanya yang mengalir di pipi lalu memandang Najwa yang mengangguk. " beberapa bulan setelah saya tiba di sini papa datang, dan selalu mengajak saya pulang. Beliau selalu meminta maaf dengan apa yang sudah terjadi. Saat itu saya terus menolaknya hingga bulan lalu dia datang. Menjelaskan semuanya, mama melarang memberi tahu sakitnya, saat saya bertemu denganmu di taman mereka pergi ke dokter untuk periksa. Semua rahasia tentang masalalu mama yangmempunyai rahim lemah , mama sudah pernah hamil 2 kali namun selalu keguguran. Hingga saat mama hamil saya sebenarnya saya memiliki saudara kembar namun saat berada di kandungan mama, janin itu meninggal. Awalnya saya juga akan ikut di angkat namun mama menolaknya, mama percaya bahwa saya adalah yang paling kuat dan mama mempertahankan saya meskipun resiko yang akan beliau dapat yaitu kanker servik."

Dira yakin mama Faisal sangat baik hati, Beliau berani menanggung risiko dengan mempertahankan kehamilannya. Apa semua ibu juga seperti itu? Ah Dira jadi merasa durhaka dengan mamanya. Setelah apa yang ia perbuat kepada mamanya.

"papa juga menceritakan bahwa dirinya selalu menemui mama, saat pagi dan siang hari beliau bekerja di luar kota namun selalu menyempatkan datang ke rumah sakit di malam harinya saat saya dan mama tertidur. Beliau akan beristirahat sebentar lalu tengah malamnya beliau akan pergi lagi untuk menyelesaikan pekerjaannya di luar kota. Hingga saat meninggalnya mama saat itu beliau telat di beri kabar, karena semua orang di rumah sibuk saat kematian mama. Hingga baru di kabari saat mama kan di makamkan. Saat itu papa yang sedang meeting dengan koleganya kaget dan langsung memutuskan untuk pulang. Namun telat saat telah sampai di makam mama, sudah sepi. Saat itu papa memutuskan mengelola kantor pusatnya di Jakarta karena saya yang sendirian. Namun tetap pekerjaannya menyita waktu. Saya saat itu tidak percaya namun saat melihat sorot matanya, mata beliau bukan memancarkan kebohongan melainkan keterpurukan dan penyesalan. Dan papa meminta saya untuk meneruskan perusahaan di Jakarta, perusahaan milik kakek yang di wariskan untuk papa, itu juga salah satu penyebab mengapa papa begitu sibuk karena saat berpindah tangan, papa membuat perusahaan itu maju dan terkenal sampai Asia. Dan saya sedang bingung apakah saya harus menyetujuinya atau tidak, saya takut saya akan menjadi orang egois yang gila kerja dan mengorbankan keluargaku."

Dira tersenyum hangat. Dia yakin Faisal masih gundah karena masalalu laki-laki itu. " berdamailah dengan masa lalumu, hidup itu seperti sebuah kendaraan. Kamu tau kenapa spion dibuat kecil? Itu karena kita memang butuh kaca itu hanya untuk melihat belakang agar kita dapat berjalan ke depan dengan baik. Seperti hidup, kita harus terus berjalan ke depan.  Memang kita butuh masa lalu, bukan untuk di ratapi tapi sebagai pembelajaran agar kita dapat melangkah ke depan menuju arah yang lebih baik.

Bukankah di dalam surah Al Insyirah ayat 5-6 sudah di jelaskan bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan? Jadi berdamailah dengan masa lalu. Fighting!"

Faisal tersenyum, dirinya tidak percaya bahwa gadis ice creamnya, gadis barbienya ini dapat berpikir dewasa. Sedangkan Najwa menjatuhkan rahangnya, dia tidak mengira bahwa seorang Dira dapat begitu bijak.

Dira baru tersadar dengan apa yang baru saja dia ucapkan. Dia tidak percaya bahwa dirinya bisa begitu bijak berkata seperti itu.

" baikalah saya akan mempertimbangkan tawaran papa untuk kuliah dan bekerja meneruskan perusahaan papa di Jakarta. Oh iyaa sepertinya saya harus kembali ke asrama, emm kak Najwa titip salam aja sama bapak. Nanti besok saya kesini lagi. Assalamualaikum" pamit Faisal.

DIRANA SHALSADILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang