Fairo Flashback On
Aku adalah orang yang lumayan terpandang di daerah ini, aku juga nyaman tinggal disini. Dikarenakan satu gadis, gadis yang membuatku selalu tersenyum saat melihatnya.
Gadis itu bernama Kei Xavier, ia adalah gadis yang pintar, dan periang. Siapapun yang melihatnya, orang tersebut pasti akan tersenyum.
Dan hari ini, aku akan melamarnya sebagai istriku kelak. Aku sangat bahagia, hingga jantungku berdegup sangat kencang. Karena aku takut, jika dia akan menolakku.
Tapi jika aku tidak mencobanya, sekarang. Mungkin kesempatan itu, akan hilang untuk selamanya.
Aku bertemu dengannya di taman Bericot (bukan bekicot), taman yang terkenal dengan keindahannya. Taman ini adalah, saksi bisu bagi ribuan pasangan.
Gadis itu, tersenyum lebar padaku. "Kenapa kamu menyuruhku datang? Aku harus memasak makanan, untuk kakakku," ucapnya yang membuatku sedikit kesal, karena ia terlihat lebih mementingkan kakak tirinya itu.
"Kakakmu sudah dewasa, dia sudah bisa mengurus dirinya sendiri," balasku.
"Ya," ucapnya, yang kemudian duduk di sebuah bangku taman tersebut. Aku langsung berlutut dihadapannya.
"Menikahlah denganku, aku akan membuatmu bahagia."
"Apa kamu yakin? Aku bisa bahagia bersamamu?". Aku terdiam sejenak, saat mendengarkan balasan darinya.
"Jika kamu sendiri tidak yakin, bagaimana denganku?," tanyanya, yang langsung berdiri, dan berjalan beberapa langkah menjauh dariku.
"Tunggu! Aku yakin, bahkan sangat yakin. Aku juga akan membuat kakakmu tidak usah bekerja lagi srumur hidup, aku akan mengabulkan semua keinginanmu."
"Apa kamu yakin, jika aku menikah denganmu. Kakakku tidak bekerja lagi, seumur hidup?," tanyanya padaku, memastikan.
"Iya," kataku.
"Jika kakakku akan bahagia, aku rela menikah denganmu. Ya, aku menerimanya."
"Terima kasih," kataku yang langsung memeluknya dengan erat.
"Jika begitu, aku pergi dulu," ucapnya yang langsung melepaskan pelukannya, dan berjalan pergi.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Beberapa hari kemudian, aku melihat Kei berdiri di tengah keramaian, wajahnya seakan sangat ketakutan. Mungkin, karena gadis itu, takut pada hujan.
Dengan cepat aku berlari kearahnya, dan memeluknya dengan erat. Agar ia tidak takut lagi, ia juga membalas pelukanku.
Aku tidak tahu, apakah hujan yang membuatnya menangis, atau memang dia sedang menangis.
"Aku mohon, percepatkan pernikahannya," ucapnya, secara tiba-tiba yang membuatku kaget.
"Ha? Kamu kenapa? Apa ada sesuatu yang sedang terjadi, padamu?," tanyaku.
"Cepatlah menikahiku, aku mohon."
"Baiklah," balasku.
Aku mulai merancang amplop pernikahanku, aku memilih amplop bewarna emas, agar terkesan mewah.
Dan akhirnya amplop peenikahan kami selesai, aku membawa sebuah amplop dan aku berikan kepada Kei.
Keesokan harinya , aku merasa sangat bahagia. Karena hari ini, hari pernikahanku.
Aku sudah berharap dari 5 tahun lalu, dan hari ini permintaanku terkabul.
Aku sekarang ada dikamar, untuk menata sedikit wajahku. Aku mendengar suara hentakan kaki, yang mendekati kamarku.
Orang tersebut membuka pintu, dan mengenggam sebuah pisau yang membuatku melebarkan kedua mataku.
"Serahkan semua, uangmu!," ucapnya sambil mengarahkan pisaunya, kearahku.
Aku mengangkat kedua tanganku, lalu aku menunjuk arah letak, uangku.
Orang tersebut membongkar seluruh barangku di laci, hingga seluruh barangku berserakkan.
Aku tidak dapat melihat wajahnya, karena ia menutupi seluruh wajahnya dengan kain hitam.
Ia tiba-tiba menatapku, "sepertinya aku harus membunuhmu! Karena kamu, akan menjadi ancamanku di hari esok."
Ia mulai mendekatiku, dengan pisaunya. Dan langsung menancapnya.
Srattt...
Ia menancapkan pisau, tepat di perutku. Dan kemudian ia langsung pergi, lewat jendela.
Aku tidak bisa bergerak, karena rasanya sangat sakit. Aku berusaha bertahan, dan beberapa saat kemudian. Ada seseorang yang membuka pintu kamarku.
Wanita itu sangat cantik, dengan gaun pernikahan yang sedang ia pakai. Ia menatapku, dan menutup mulutnya.
"To-tolongg...!!," jerit gadis itu yang langsung menghampiriku.
"Bertahanlah," kata gadis tersebut yang memegang tanganku , sambil menangis.
Gaun putihnya, seakan berubah menjadi merah. Karena darahku. Aku merasakan getaran hebat ditubuh wanita itu, ia terus menangis.
"Tolong...!," jerit gadis tersebut yang terus menangis sambil menjerit sekali-kali .
"Kamu sangat cantik, terima kasih telah menerima lamaranku." Aku langsung menutup kedua mataku, dan terus mengenggam tangan gadis itu dengan erat.
Aku meninggalkan gadis yang aku sayangi sendirian, mungkin dia akan sangat membenciku. Karena telah meninggalkannya, tepat di hari pernikahan kita.
Aku hanya percaya semua ini adalah takdir.
Flashback Elfo OFF
KAMU SEDANG MEMBACA
🌻; Seven Prince [COMPLETE]
Fantasy#11 in Fantasy (30-09-17) #1 in prince'tags. #6 in wanita'tags Siapa yang rela, orang yang dicintainya juga sedang direbut oleh orang lain? Dan bukan hanya satu atau dua orang, melainkan tujuh orang! Cerita ini resmi dibuat tanggal: 07 Juni 2017 D...