Semenjak hari itu, semua orang dilarang mengingat segala hal yang berkaitan dengan Gelxo. Gelxo dianggap tewas, karena kesalahannya.
Sedangkan Kei, semua orang masih mengingatnya. Kenapa? Mayat Kei tidak ditemukan. Jadi mereka semua mrnganggap, Kei menghilang, atau kembali ke tempat asalnya.
Mereka semua terus mencari Kei, namun hanya satu Pangeran yang tidak mencari Kei. Dia, Fairo.
■□■□■□■□■□■□■
Fairo berjalan memasuki istana, mencari sosok gadis kecil tersebut.
"Hei, kamu!," panggil Fairo, yang membuat seseorang menoleh.
"Ya? Ada apa, Pangeran Fairo?".
"Berhentilah untuk berpura-pura, aku sudah mengetahui segalanya."
Gadis kecil itu tersenyum, "Pangeran Fairo, benar-benar membosankan." Gadis kecil tadi, merubahkan wujudnya menjadi wanita cantik.
Ia memakai pakaian ungu, dan topi ungu khas penyihir.
"Seorang penyihir dilarang berbohong, jadi dimana Kei?"
"Sudah kukatakan dia telah meninggal, jika kamu memang membutuhkan bantuanku. Aku akan menolongmu, namun dengan satu syarat," ucap penyihir tersebut.
"Syarat?".
"Ya, jika gadis itu ditemukan mati. Seluruh gelarmu, akan menjadi milikku. Bagaimana?"
"Gelar? Ambil saja, gelar itu. Aku tidak membutuhkan gelar apapun, aku hanya membutuhkan Kei!".
"Jika begitu, ikutlah denganku."
Fairo berjalan tepat dibelakang penyihir itu, hingga ia berada di tengah-tengah hutan.
"Dimana dia?"
"Tepat dihadapanmu."
"Hadapanku?". Fairo melihat ke arah kiri, dan kanan secara bergantian. "Aku tidak melihatnya."
"Arwahnya, arwah gadis itu tepat dihadapanmu."
Fairo menatap ke arah penyihir itu, "candaanmu, sama sekali tidak lucu! Aku membutuhkan bukti nyata, bukan khayalan seperti ini!".
"Kalung, gadis itu memakai sebuah kalung, bukan? Kalungnya, tersisa 6 warna."
"Kalung?". Fairo membuka kedua matanya lebar. Dia Kei.
"Aku akan memperlihatkanmu, mayat gadis ini."
Fairo kembali berjalan mengikuti penyihir itu, ke area terlarang.
Fairo menatap ke arah seorang mayat, mayat dengan pakaian merah. Beserta sebuah kalung, kalung yang sama persis dengan milik Kei.
Dan saat itu juga, Fairo meneteskan air matanya. Sakit, untuknya. Seseorang yang ia cintai, tewas begitu saja. Tanpa adanya salam perpisahan, tanpa adanya sentuhan, dan tanpa adanya air mata.
Fairo hanya mengingat, senyuman terakhir yang diberikan gadis itu. Sebelum ia tewas. Ia tersenyum lebar.
Kedua mata Fairo berubah menjadi warna hijau, "AKHHHHH....!".
Dan saat itu juga, seluruh Peri berdiri tepat dibelakang Fairo.
"Sudah kukatakan, jangan pernah bermain-main denganku, wanita murahan!".
"A-Apa maksudmu?". Penyihir itu, memundurkan langkahnya.
"Mayat ini? Baju merah? Apa kamu pikir aku bodoh?! Dia tinggal di Istana Gelxo! Tidak ada pakaian merah, di istananya. Hanya pakaian iblis, atau Vampire yang bewarna merah!".
"Bunuh dia!," perintah Fairo.
===========
KAMU SEDANG MEMBACA
🌻; Seven Prince [COMPLETE]
Fantasy#11 in Fantasy (30-09-17) #1 in prince'tags. #6 in wanita'tags Siapa yang rela, orang yang dicintainya juga sedang direbut oleh orang lain? Dan bukan hanya satu atau dua orang, melainkan tujuh orang! Cerita ini resmi dibuat tanggal: 07 Juni 2017 D...