Flashback Merlion On.
Aku adalah orang yang sangat terkenal didunia ini, terkenal dengan kesadisan. Aku sering membunuh orang, hanya untuk menjalankan misiku sebagai perampok.
Tidak ada satupun yang bisa mengalahkanku, karena aku sangat andal dalam hal ini.
Aku berjalan ke sebuah rumah yang sangat mewah, sepertinya, mereka sedang melakukan pesta pernikahan. Aku berencana menjalankan aksiku, dengan memanjat tembok, dengan sebuah tali. Namun aku mendengar tangisan seseorang. Dan aku mulai mendengarkan pembicaraan wanita itu.
"Apa aku harus menikah dengannya? Tapi aku tidak mencintainya," ucap gadis itu, membuatku semakin penasaran.
"Tapi dia sangat baik, dan aku tidak bisa membalas kebaikannya, kecuali menikah dengannya.Apa yang harus aku lakukan?," ucapnya lagi, sambil berjalan mondar-mandir.
Aku mendengar kata-kata wanita tersebut, dan membuat aku penasaran dengan pria yang akan dinikahinya.
Aku memanjat ke kamar sebelahnya, aku menatap seorang pria yang sedang mengenakan, jas warna putih, sepertinya, calon suami gadis itu.
'Dan yang ada dipikiranku adalah, apa wanita itu menangis karenanya?'.
Sebenarnya aku datang ke rumah mewah ini, untuk merampok. Namun, sepertinya aku harus melakukan hal lain juga.
"Dimana letak uangmu?!," tanyaku masuk melalui jendela, dan langsung mengarahkan pisau kearahnya.
Ia mengangkat kedua tangannya, dan menunjuk arah letak uangnya. Aku berjalan ke sebuah laci, dan membongkar semua barang-barangnya.
Aku telah mengambil seluruh hartanya, awalnya aku berenca langsung pergi meninggalkannya. Namun, aku teringat dengan tangisan perempuan yang ada di kamar sebelah, dan akhirnya aku memutuskan untuk membunuhnya.
Srattt...
Aku menancapkan pisau ke perutnya, saat aku mendengar suara langkah kaki yang mendekat, aku langsung lompat melalui jendela.
"To-tolong!," teriak gadis yang tadinya, ada di kamar sebelah. Ia menekan perut pria itu, untuk menahan darah yang keluar dari tubuh pria itu.
Gadis itu, terlihat mulai menangis. Aku tersenyum pelan, "munafik," kataku.
Lima belas tahun kemudian.
Aku sedang berlari dengan cepat, karena aku sedang dikejar-kejar oleh beberapa polisi. Karena aku sedang merampok tas seseorang.
Aku berlari dengan sekuat tenaga, "MINGGIR!," teriakku pada seorang gadis yang berdiri tepat dihadapanku.
Namun, gadis itu, tetap diam, dan sibuk melambaikan tangannya.
Brughhh...
Aku terjatuh, dan pisau yang aku genggam, menusuk punggung seorang pria, yang berusaha melindungi gadis yang ada dihadapanki.
Semua orang, langsung fokus kepada pasangan tersebut. Dan ini adalah satu-satunya kesempatan untukku, kabur.
Aku langsung bergegas berdiri, dan kembali berlari. Aku sedikit menoleh, dan menatap gadis tersebut yang penuh dengan darah.
"Gadis itu? Gadis lima belas tahun yang lalu?," tanyaku pada diriku sendiri.
Aku masih mengingat jelas, gadis yang aku temui lima belas tahun yang lalu.
Beberapa hari kemudian, semenjak kejadian itu, ini pertama kalinya aku menyesal dengan perbuatanku. Aku telah membunuh setiap orang yang dekat dengan gadis itu.
Keesokan harinya, aku mencari gadis tersebut. Aku melihat ia sedang memetik beberapa buah ditaman, dengan wajah yang lesu.
Ia terlihat sangat kacau, ia tidak menghiraukanku sama sekali. Hingga aku memanggilnya dengan nada yang kuat.
"Heii, nona!," panggilku.
"Ya? Saya? Ada apa?," tanyanya, dengan espresi kaget.
"Apakah benar, namamu Kei Xavier?," tanyaku, memastikan.
"Benar, kamu siapa?," balasnya, menghentikan kegiatannya.
"Maaf, aku yang membunuh calon suamimu dan pria yang ada dipasar itu." Aku menundukkan kepalaku, dan mengaku semuanya dihadapannya.
"Maksudmu apa? Aku tidak mengerti, kamu siapa? Dan apa yang kamu bicarakan," ucap Kei, menatap kedua mataku.
"Maafkan aku."
"Kenapa kamu membunuh mereka, apa salah mereka, padamu?!!," ucap gadis tersebut memukul dadaku berkali-kali.
Aku trsenyum miring, "bukannya saat pernikahan itu, kamu memang tidak mau menikahinya?"
"Aku tidak mau menikahinya, bukan berarti aku membencinya! Dan ingin, dia mati!"
Aku menghela nafasku kasar, mata gadis tersebut mulai berkaca-kaca. Seakan ia siap membunuhku. Aku berjalan meninggalkannya.
Namun ia, tiba-tiba menjerit, "kamu tidak bisa pergi begitu saja!"
Gadis tersebut berlari kearahku, dan mengambil pisau yang berada di sakuku.
Srattt....
Ia menusuk pisau itu, kejantungnya sendiri.
"Seharusnya, orang yang kamu bunuh adalah aku. Karena jika aku yang mati, mereka berdua akan selamat."
Aku langsung menahan tubuh gadis itu, agar ia tidak terjatuh ke tanah.
"Aku akan membunuhmu!" Kalimat terakhir yang diucapkan gadis tersebut.
"Apa salahku padamu?! Bangun! Jangan bermain-main denganku."
"Heii! bangun!"ucapku yang terus menggoncangkan tubuhnya.
"Sadarlah!!"
Entah kenapa, semenjak kejadian itu. Ucapan gadis itu, terus menghantui pikiranku. Dan karena gadis itu, aku berada di penjara.
Beberapa bulan telah kulewati, dan aku telah keluar dari penjara. Bahkan, aku tidak kapok, dalam membunuh, dan menfuri. Aku tetap melanjutkan aksiku, sampai sekarang.
Hingga suatu hari, karma berkata lain. Aku merampok, orang yang salah, dia adalah seorang pembunuh. Sehingga ia langsung membunuhku ditengah-tengah keramaian.
Seluruh tubuhku terjatuh ke tanah, tidak ada satu orang pun yang menolongku. Hanya ribuan bisikkan yang aku dengar, dan ucapan gadis tersebut kembali menghantuiku.
Aku sangat berharap, agar aku tidak menemui gadis itu lagi. Dan ternyata ketakutanku benar-benar terjadi, aku kembali terlahir. Terlahir menjadi Pangeran Duyung, Merlion.
Hari-hariku akan begitu menegangkan pastinya, karena Kei adalah gadis yang membuatku merasa bersalah, hingga sekarang.
FLASHBACK MERLION OFF
KAMU SEDANG MEMBACA
🌻; Seven Prince [COMPLETE]
Fantasy#11 in Fantasy (30-09-17) #1 in prince'tags. #6 in wanita'tags Siapa yang rela, orang yang dicintainya juga sedang direbut oleh orang lain? Dan bukan hanya satu atau dua orang, melainkan tujuh orang! Cerita ini resmi dibuat tanggal: 07 Juni 2017 D...