Chapter 24

18.6K 1.7K 9
                                    

Aku berjalan keluar dari istana, bisa dikatakan mungkin aku tersesat sekarang. Aku berada tepat ditengah-tengah hutan, tidak ada siapapun disini, selain aku.

Aku menghentikan langkah kakiku, aku mulai merasa sedikit frustasi.

Tiba-tiba angin berhembusan, hingga membuat beberapa daun kering terjatuh.

Seseorang menepuk pundakku, "apakah menyenangkan? Kamu benar-benar menghancurkan seluruh hidupku."

Suara itu, langsung membuatku menoleh kebelakang.

"Kamu," ucapku, menunjuk kearahnya.

"Aku Rara." Ternyata ini namanya, apa kalian ingat. Gadis yang membuat seluruh tubuhku bergejolak, saat di tepi sungai? Ya, gadis itu berada dihadapanku sekarang.

Aku sedikit merasa takut dengannya, karena semenjak kejadian itu. Aku mencari tahu tentangnya, ternyata dia adalah tangan kanan sang Raja.

"Karena ulahmu, kematian akan mendekati diriku! Aku tidak diterima, dibangsa manapun! Apa kamu bahagia sekarang?!"

"A-apa maumu?," tanyaku, yangs edikit memundurkan langkahku.

"MATILAH BERSAMAKU!," teriaknya.

"Ma-mati?," ulangku. Apa berarti aku juga akan dilupakan selamanyan seperti ucapan anak kecil itu?.

"Ya, terima kasih sudah datang di area ini. Dimana tidak ada satu orabg pun, yang bisa mencium aroma tubuhmu."

"Apa maksudmu?"

"Semua pohon disini, adalah pohon kematian!"

Rara mulai berjalan mendekati diriku, ia terus berjalan maju. Sedangkan aku, terus berjalan mundur.

Ia mulai mengeluarkan sebuah pedang, aku langsung membalikkan tubuhku dan berlari sekuat mungkin.

Namun, gadis itu langsung terbang kearahku. Dan menancapku, tepat di dada kananku.

"Ini adalah akhir, dari segala akhir. Tidak akan ada lagi, orang yang akan mengingatmu."

Aku hanya bisa menatapnya, dan memegang bahunya. Sakit yang luar biasa, hanya itu yang bisa kurasakan.

"Ka-mu salah, aku akan membawa sejarah baru. Un...tuk, dunia i-ni," ucapku yang mulai kesulitan mengambil nafas.

Aku terjatuh ke tanah, dan dia hanya tertawa. Tetesan air dari langit mulai terasa, hari tiba-tiba berubah menjadi gelap.

"Apakah ini akhir untukku?," batinku.

Aku mendengar suara petir yang tersambar dimana-mana. Sakit, namun aku senang. Aku tidak harus lagi menderita, karena ini akhir dari kutukan.

Aku lebih bahagia, meninggal dengan cara seperti ini. Tidak ada yang tahu, dan tidak ada yang bisa melihatnya.

Air mataku, menetes membasahi wajahku untuk terakhir kalinya.

.==========

🌻; Seven Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang