Chapter 14

30.2K 2.6K 122
                                    

LORD FLASHBACK ON.

Berpuluh-puluh abad yang lalu.

Tepat dihari dimana, aku naik tahta sebagai Kaisar Utara. Dan begitu juga, Kaisar Selatan. Dihari yang sama dan waktu yang sama, aku dan kembaranku menaiki tahta.

Aku memimpin bagian Utara, dan dia memimpin bagian Selatan. Kami cukup dekat, hingga hari itu tiba. Hari dimana, terjadi perperangan antar kembaran. Semua karena dukun dari negeri seberang.

Aku dan kembaranku, duduk bersebelahan. Kami didatangi seorang dukun, dimana dukun tersebut bernama, Viren. Ia terkenal dengan keahlian meramal.

"Kalian adalah kembaran yang cukup dekat, namun suatu hari kedekatan kalian akan rusak karena seorang wanita."

"Wanita? Tidak mungkin, kami tidak pernah tertarik dengan wanita manapun," ucap kembaranku.

"Ya, itu benar. Satu-satunya perempuan yang saya cintai sekarang adalah ibuku."

Dukun tersebut memainkan jarinya, seakan ia sedang menghitung. "Beri aku waktu tiga hari, dan hal itu akan terbukti."

"Baiklah, jika hal itu tidak terjadi. Maka kamu harus mengakhiri hidupmu, saat itu juga!"

"Baiklah, jika perkataanku benar. Berikan aku 30 batang emas."

Aku menatap kembaranku, dan tertawa kecil.

"Itu tidak mungkin terjadi?," ucapku yang langsung berdiri menuju ke taman belakang.

Aku melihaat beberapa pelayan yang sedang menyiram bunga, namun ada seorang gadis yang mengalihkan perhatianku. Ia terus berlari, untuk menangkap seekor burung.

"Maaf, permisi," ucapnya yang terus berlari mengejar burung itu.

Brughh...

Ia menabrakku, "aduh!". Ia memegang kepalany pelan, "kamu tidak apa-apa?," tanyaku.

"Kamu sih, berdiri disini. Jadinya burungnya terbang?"

"Burung siapa?"

"Yang penting bukan burungmu," ucapnya, aku sedikit kaget dengan perkataannya. Bagaimana bisa, seorang pelayan sangat tidak sopan.

"Maksudku, siapa pemilik burung itu?"

"Itu burung merpati, kesayangan Kaisar Utara Aku yakin, ia akan memecatku."

Aku tersenyum, "apa kamu, tidak pernah bertemu dengan Kaisar?," tanyaku memastikan.

Seorang pelayan, tiba-tiba mendorong kepala gadis itu yang membuatnya membungkukkan tubuhnya.

"Salam hormat, Kaisar," ucap pelayan lainnya, yang juga membungkukkan kepalanya.

Gadis itu langsung berdiri dan menatapku, "Kaisar?". Ia memukul mulutnya, berkali-kali.

"Maaf, gadis ini adalah dayang baru. Ia masih tida mengetahui apa-apa," ucap dayang yang berdiri disebelahnya.

"Siapa namamu?"

"Kei, Kei Xavier." Gadis itu terus menundukkan kepalanya.

"Kak?," panggil Kaisar Selatan yang membuatku menoleh.

Namun tatapan kembaranku, seakan terhenti ke arah Kei. Aku mulai kembali menatap ke arah Kei, dan kembaranku. Secara bergantian.

Kei terlihat terus memukul kepalany berkali-kali, "bodoh-bodoh," ucapnya berkali-kali.

Aku kembali menatap kembaranku, "ada apa?".

"Oh, ini ada beberapa berkas dari negaramu yang harus kamu urus." Akhirnya aku berjalan ke arah kembaranku.

🌻; Seven Prince [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang