BAB 4

13.9K 1.2K 67
                                    

Setelah tiba di rumah, Arumi langsung menuju kamar mandi. Ia merasa sangat lelah dan ingin segera menyegarkan diri kembali karena ia harus mengerjakan tugas presentasinya. Ia ingin mengalihkan pikirannya dari perasaan yang mengganggunya, tentang Dipta yang menyakitinya dan juga tentang Divo yang ia rasa, disakitinya.

"Ah, sial. Kenapa tiba-tiba gak enak gini sih sama Divo?" ucapnya saat fokusnya terbagi antara tugas dan Divo. Ia membenci kenyataan bahwa ia merasa keterlaluan kali ini, ia meluapkan emosinya kepada Divo yang tidak tahu apa-apa.

"Aduh, Div. Jangan giniin aku kek!" gerutunya lagi saat ia gagal memfokuskan pikirannya pada tugas presentasinya.

Arumi kesal dan memutuskan untuk menghentikan aktifitasnya, ia benar-benar tidak fokus kali ini dan mau tidak mau, ia harus mengerjakan tugasnya esok pagi sebelum mata kuliah itu berlangsung. Gadis itu berguling-guling di atas kasurnya, mencari solusi atas permasalahan batinnya.

Setelah beberapa menit berpikir, ia memutuskan untuk mengirim pesan ke Divo.

Arumi R.A: Div.

Tak lama kemudian, balasan dari Divo pun diterimanya.

Divodar: apa?

Terus terang, Arumi merasa gengsi untuk meminta maaf. Tetapi ia harus melakukannya agar pikirannya tenang.

Arumi R.A: aku mau minta maaf krn masalah td, aku ga seharusnya marah2 ke kamu.

Divodar: oh, gt doang?

Arumi R.A: aku harus gmn dong?

Divodar: pake cara lain, baru aku maafin km.

Arumi R.A: cara apa?

Arumi bingung, apakah pria itu menginginkan ia berlutut sambil menangis dihadapannya? Atau menyuruhnya meminta maaf sambil menjerit-jerit di lapangan kampus? Tidak mungkin! Ia tidak akan pernah mau melakukannya!

Divodar: how 'bout a date?

Arumi membuang nafas kasar, pria itu licik dan cerdik. Dua kombinasi yang membuatnya selalu emosi dan kesal bukan main.

Arumi R.A: div jgn ambil kesempatan dalam kesempitan!!!

Divodar: a date or you aren't forgiven 😎

'Aargh!' teriak Arumi dalam hati. Jika tahu begini, ia tidak akan meminta maaf pada Divo. Ia lebih memilih agar Divo sekalian saja membencinya agar pria tengil itu tak pernah lagi mengganggunya.

Arumi R.A: FINE!

Ketik Arumi dengan sedikit emosi.

Divodar: besok malem jam 7 aku ke rumah km ya, dandan yg cakep!

Arumi R.A: najis kamu Div!

Divodar: gpp yg penting bisa nge-date. C u 2morrow, sayangku 😘

Arumi ingin muntah membaca chat terakhir Divo. Ia memutuskan untuk  menjauhkan ponselnya alih-alih membalas pesan Divo.

Setelah masalah dengan Divo selesai, tiba-tiba otaknya terasa kembali cemerlang dan ia melanjutkan pengerjaan tugasnya hingga jatuh tertidur.

***

Arumi membenci hari jumat. Jadwal kuliahnya sangat tidak bersahabat, yaitu pukul 8.00-9.20 dan 14.40-16.20. Jadi, ia memiliki beberapa jam waktu kosong yang lumayan panjang. Kadang ia menumpang tidur di kostan temannya yang berada di sekitar kampus, karena jarak dari kampus ke rumahnya tidak bisa dibilang dekat. Kadang pula, ia menyibukkan diri mengerjakan tugas di perpustakaan atau sekedar nongkrong dan mengobrol bersama teman-temannya. Dan kali ini, iq memilih untuk menumpang tidur di kostan Hera.

The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang