BAB 10

10.5K 812 2
                                    

Dipta menepati janjinya kala itu. Ia benar-benar menjadi kekasih yang sesungguhnya untuk Arumi. Komunikasi di antara keduanya pun berjalan dengan baik, walau sekali dua kali mereka meributkan hal yang tidak penting.

Arumi merasa bahagia akan perubahan hubungan mereka, ia merasa bahwa Dipta benar-benar menyayanginya. Hari dimana Dipta sidang skripsi menjadi bukti, jika Dipta memang sedang berusaha menjadi kekasih yang baik bagi Arumi. Dipta langsung memeluk Arumi saat keluar dari ruang sidang, lalu berkata dengan nada bangga dan bahagia yang terdengar jelas dalam suaranya, "Rum, aku lulus!" ucap Dipta.

Arumi yang ada di dalam pelukannya merasakan hal yang sama, bangga dan bahagia. Apalagi nilai yang didapat Dipta sempurna, yaitu A.

Malamnya, Arumi dan Dipta makan malam bersama dalam rangka merayakan keberhasilan Dipta.

"Rum, maaf selama ini aku gak peka," ucap Dipta saat keduanya selesai dengan makan malamnya.

"Gak apa-apa, Rumi juga maklum kok, maaf ya kalo selama ini sering marah gak jelas, abisnya..." Arumi tidak melanjutkan ucapannya, karena ia pikir Dipta tahu apa maksudnya.

"Iya, Rum. Maaf ya," kata Dipta lagi.

Arumi hanya mengangguk mengiyakan. Sudah tak penting lagi mempermasalahkan hal itu karena Dipta sudah berubah, pikir Arumi.

Malam itu, tidak ada perlakuan yang romantis dari Dipta, tapi Arumi tahu kalau Dipta sungguh-sungguh dengan janjinya, yaitu benar-benar berusaha menjadi kekasih yang baik baginya. Arumi bersyukur akan hal itu, setidaknya ia tidak berjuang sendirian.

***

Divodar: Rum, tiketnya udah aku bayarin ya. Simaksinya jg. Tgl 26 kita jalan, kalo pas agustusan pasti rame bgt.

Satu pesan yang dikirimkan Divo menyambut Arumi yang baru terjaga dari tidurnya. Jam sudah menunjukkan pukul 9, tetapi gadis itu baru saja bangun dari tidurnya. Ia berada di antara senang dan tidak. Ia senang karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli tiket dan simaksi. Sedangkan, ia merasa tidak enak, karena selama ini ia sudah menolak Divo secara jahat. Tetapi Divo malah tetap berusaha baik padanya.

Arumi mengetikkan balasan untuk Divo,

Arumi R. A: Divooo kebiasaan! Tiket kan mahal!

Balasan dari Divo pun langsung diterimanya,

Divodar: murah kok Rum. Maaf ya cuman bisa beliin tiket Matarmaja.
Divodar: nanti aku beliin tiket British airways ya.

Arumi R. A: makasih Div, tp jgn gini terus ya.

Divodar: kalo kamu pikir aku mau ngerebut kamu dari Dipta, kamu salah Rum.

Arumi R. A: hah? Sensian bgt sih kamu Div.

Divodar: aku ga ngerebut kamu dari Dipta. Tapi aku ngambil milik aku yg direbut dia.

Arumi R. A: ih Divo najiiiis!!!!

Divodar: jgn najis2an Rum, ntar kalo kehilangan kamu nangis.

Arumi R. A: auk ah! 😒

Divodar: Rum jgn lupa olahraga, 2 minggu lagi loh. Jgn lupa ya barang2nya, nanti aku bantu packing deh.

Arumi R. A: iya Div, minggu depan ya!

Divodar: sip, i miss you Ruminten.

Arumi R. A: ih Divo mah 😭😭😭

Divodar: 😍😘😗😙😚🤗❤

The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang